Dr. Anne Sukmawati, KD, M.M.Pd., Kepala SMKN 11 Kota Bandung, penanggung jawab SMK PJJ yang dilaksanakan di SMKN 11
majalahsora.com, Kota Bandung – Kadin (Kota Bandung & Kabupaten Bandung Barat), Seamolec, pengelola SMK PJJ (Pendidikan Jarak Jauh/PJJ), pengelola SMA Terbuka (Smater) di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, dan beberapa perwakilan sekolah yang melaksanakan PJJ dan Smater, Kamis, tanggal 15 Pebruari 2018, menjajaki kerjasama pelaksanaan program JUS (Juragan Usia Sekolah) bagi siswa SMK PJJ dan SMA Terbuka. Bertempat di Graha Kadin Kota Bandung, Jalan Talaga Bodas.
Program JUS sendiri merupakan gagasan dari Gatot HP, dari Seamolec (salah satu lembaga kerjasama Menteri Pendidikan se-Asean, yang menangani PJJ dan Smater), untuk mengurangi pengangguran, karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang ada.
Rencananya ada enam sekolah yang akan menjadi model penerapan program tersebut. Di antaranya SMKN 11 Kota Bandung, SMAN 1 Margahayu, Kab. Bandung, SMAN 2 Padalarang, Kab. Bandung Barat, SMAN 1 Mande, Kab. Cianjur, dan lainnya.
Menurut Anne, Kepala SMKN 11 dan penanggung jawab SMK PJJ di sekolahnya, menerangkan bahwa nantinya pihak sekolah akan mencari siswa untuk dilatih menjadi JUS. “Pokonya kami akan cari siswa yang memiliki ketertarikan dan sudah punya usaha, untuk dikembangkan,” kata Ane, Kamis (15/2/2018).
Bintoro, Komisi Tetap UMKM dan Direktur Training Kadin Kota Bandung
Masih kata Anne, SMKN 11 Kota Bandung, kini memiliki 5 TKB untuk kegiatan PJJ (Tempat Kegiatan Belajar), tersebar di Cikalong Wetan 2 TKB, Jalan Budi, Kadin Kabupaten Bandung Barat dan Tasikmalaya (Mangkubumi) masing-masing 1 TKB, dengan jumlah 101 siswa.
Di tempat yang sama, Bintoro, selaku Direktur Training Kadin Kota Bandung, menjelaskan, nantinya siswa terpilih pada program JUS, akan mengikuti seminar usaha, pematerinya pengusaha-pengusaha muda sukses, yang bergerak di bidang makanan, minuman, pakaian dan jasa. Setelah itu mereka mengikuti pelatihan mengenai manajerial usaha.
Lanjut Bintoro, paska pelatihan dari Kadin, akan diteruskan pada kegiatan coaching cleanic mengenai konsultasi bisnis penguatan usaha, terdiri dari aksesbilitas permodalan, pemasaran, perijinan, dan teknologi tepat guna.
Dirinya pun menjelaskan ada dua model yang akan dikembangkan, yaitu program regular, isinya materi mengenai kewirausahaan umum. Berikutnya program unggulan untuk siswa yang telah memiliki ide bisnis, nantinya dilatih untuk membuat action bisnis dan meningkatkan bisnisnya. Pelaksanaannya sendiri rencananya akan diadakan dalam waktu dekat.
Penjajakan program Juragan Usia Sekolah SMK PJJ dan SMA Terbuka dengan Kadin
“Mudah-mudahan dengan adanya program juragan usia sekolah, bisa meningkatkan semangat belajar siswa pendidikan jarak jauh dan sekolah terbuka,” kata Anne Kepala SMKN 11 Kota Bandung.
Berkaitan dengan PJJ dan Smater, Karyana, dari Seamolec mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh dan sekolah terbuka akan terus dikawal dan diadvokasi oleh lembaganya, yang merupakan program kerjasama Seamolec dengan Disdik Jabar.
Hal tersebut untuk meningkatkan raihan APK (angka partisipasi kasar) pendidikan menengah di Jawa Barat tahun 2018, di angka 95 %. Kerjasamanya sendiri telah berlangsung sejak tahun 2016.
“Siswa SMA PJJ dan SMA Terbuka itu usia minimalnya 15 tahun dan maksimal 21 tahun. Jam belajarnya tujuh hari. Ada yang di rumah dan pertemuan di TKB,” jelas Karyana di, Graha Kadin Kota Bandung, Kamis (5/2/2018).
Kata Karyana, ada dua sasaran yang berbeda dari pelaksanaan SMK PJJ dan SMA Terbuka. Untuk PJJ, siswanya menampung tamatan SMP yang telah bekerja di industri. “Maksud industri di sini adalah, bekerja membantu orang tuanya berjualan atau berkebun, jadi bukan industri pabrik pada umumnya,” imbuhnya.
Poto, duduk kiri ke kanan – Ika, Humas SMAN 1 Margahayu, Kabupaten Bandung, Yeni, Kadin Kabupaten Bandung Barat, Karyana, Seamolec, Wiwi Siti Zawiah, Koordinator SMK PJJ, Disdik Jabar, Iwa, Ketua Kadin Kota Bandung, Anne Sukmawati, Kepala SMKN 11 Kota Bandung, dan Dedeh Suatini, Koordinator SMA Terbuka Disdik Jabar
“Sedangkan untuk SMA Terbuka, syarat menjadi siswanya, yaitu masih masuk ke dalam kategori usia sekolah (15-21 tahun) dan tidak bekerja,” sambung Karyana.
Saat ditanya oleh majalahsora.com, mengenai program JUS, ia menjelaskan bahwa program juragan usia sekolah memiliki potensi yang baik untuk diterapkan di 27 kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat. Terutama untuk bidang agrobisnis, pariwisata dan otomotif. “Masih ada juga bidang lainnya yang berpotensi. Intinya program JUS itu dalam upaya mengembangkan, meningkatkan kegiatan kewirausahaan siswa PJJ dan Smater,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Wiwi Siti Zawiah, selaku Koordinator PJJ, menambahkan bahwa pembelajaran PJJ sudah berjalan lancar. “Siswa PJJ di Jabar kini tercatat ada 15.000 orang. Belajar selama tujuh hari, melalui modul dan LMS (learning manajement system),” kata Wiwi, di kegiatan yang sama.
Tidak berbeda jauh dengan Wiwi, Dedeh Suatini, selaku Koordinator Smater, yang juga hadir pada tempat yang sama, mengatakan bahwa dirinya dan tim terus meningkatkan angka partisipasi siswanya. “Alhamdulillah siswa Smater kini tercatat ada 24.000 siswa. Apabila digabung dengan siswa PJJ sudah ada 39.000,” katanya. [SR]***