majalahsora.com, Kota Bandung – 18 film pendek buah karya siswa kelas IX, SMPN 16 Kota Bandung diputar dalam acara Cinema Sixteen di Auditorium Bandung Creative Hub atau BCH yang berada di Jalan Laswi Nomor 7, Kota Bandung, Rabu 24 April 2024.
Pemutaran filmnya dilaksanakan selama dua hari, sampai tanggal 25 April 2024. Para guru, siswa termasuk orangtua siswa hadir nonton bareng untuk memberikan apresiasi.
Saat menjelaskan kegiatan ini Plt Kepala SMPN 16 Kota Bandung, Dra. Nita Hidawati, M.M.Pd., tidak bisa menutupi rasa bangganya. Dirinya terlihat berkaca-kaca saat menjelaskan kegiatan Cinema Sixteen ini kepada awak media majalahsora.com.
Universitas Bale Bandung (UNIBBA) Kampus Berkualitas di Bandung Raya, Lulusannya Mudah Bekerja, dengan Biaya Sangat Terjangkau ini link pendaftarannya pmb.unibba.ac.id
Plt Kepala SMPN 16 Kota Bandung, Dra. Nita Hidawati, M.M.Pd., bersama Kepala SMPN 31 Kota Bandung, Dra. Tatin Lesmanawati yang juga memiliki kepedulian dengan kesundaan
“Luar biasa, terharu, bangga, banyak hal yang berkecamuk dalam pikiran saya. Ini suatu hal yang patut diapresiasi oleh semua pihak termasuk pimpinan tertinggi Dinas Pendidikan Kota Bandung,” kata Nita di sela-sela acara pembukaan.
Nita pun menjelaskan bahwa pembuatan film pendek ini, merupakan bentuk dari ujian praktek, kolaborasi antara mata pelajaran bahasa Sunda, Indonesia dan Inggris.
“Namun ini lebih mengedepankan bahasa Sunda. Tapi kalau kemasannya bahasa Sunda nanti tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain (yang tidak mengerti bahasa Sunda). Harapannya bisa mengglobal. Artinya ketiga bahasa itu disatu padukan, sehingga menjadi sebuah produk yang mereka sebut film,” ia menjelaskan.
Keren Cinema Sixteen, memutarkan 16 film pendek karya siswa SMPN 16 Kota Bandung di Auditorium Bandung Creative Hub
Lanjutnya kegiatan seperti ini bisa dikatakan belum pernah ada di sekolah lain, khususnya karya film pendek dari siswa SMP, dengan menggunakan tiga bahasa. Apalagi tahun ini diputar secara istimewa di BCH. Tempat yang mewadahi kreativitas warga “Kota Kembang”.
“Kalau SMP baru ini yang saya lihat,” kata Nita yang baru menjabat Plt SMPN 16 Kota Bandung sejak bulan Desember 2023.
Nita pun mengatakan bahwa kegiatan seperti ini, sudah dilaksanakan sejak lima tahun ke belakang. Namun biasanya hanya diputar di sekolah.
Ketua Pelaksana Cinema Sixteen Dra. Yani, memuji gebrakan Nita Plt Kepala SMPN 16 Kota Bandung, film pendek karya SMPN 16 Kota Bandung bisa diputar di Bandung Creative Hub
Makanya dirinya memberikan gebrakan dan motivasi, agar karya siswa ini bisa diapresiasi lebih tinggi diputar di tempat yang representatif.
“Saya coba memberikan arahan agar karya siswa ini bisa dinikmati banyak orang dan menjadi sebuah inspirasi, khususnya bagi siswa SMPN 16, umumnya siswa di Kota Bandung,” kata Nita.
“Saya pun mengundang kepala sekolah yang memiliki latar belakang bahasa Sunda. Karena setiap sekolah memiliki karakteristik, harus punya keunggulan. Jangan sampai diboikot oleh kepala sekolah karena alasan tidak punya potensi. Makanya harus berkembang. Siapapun yang nanti memimpin SMPN 16 harus paham betul, bahwa di SMPN 16 itu, punya keunikan dan kekhasan sendiri. Bagaimana caranya mempertahankan bahasa Sunda khususnya di Kota Bandung kepada anak muda seperti ini,” imbuhnya.
Salah satu adegan film “Sacangreud Pageuh Sagolek Pangkek” yang penuh dengan pesan moral
Nita pun sangat tergugah melihat siswa SMPN 16 Kota Bandung yang menggunakan atau memelihara bahasa Sunda dalam produk yang berbeda, dikemas dalam film pendek seperti ini.
“Itu sesuatu yang luar biasa, apalagi di era sekarang tidak sedikit anak muda yang gengsi menggunakan bahasa Sunda. Bicara gua, elu, gua, elu. Bahasa Sunda harus dipelihara. Oleh siapa lagi kalau bukan oleh kita (di tanah Pasundan)” ia menegaskan.
Dengan begitu penggunaan bahasa Sunda bisa lebih eksis, serta ke depannya digunakan dengan baik dan benar.
Para Wakil Kepala Sekolah bersama Plt Kepala SMPN 16 Kota Bandung, setiap film yang diputar diresensi menggunakan bahasa Indonesia
Diakhir wawancara, Nita menegaskan bahwa kegiatan ini harus terus ada, siapapun kepala sekolahnya nanti.
Sedangkan Yani Ketua Pelaksana Kegiatan Cinema Sixteen yang merupakan Guru Bahasa Sunda menjelaskan, bahwa kegiatan ini adalah program yang sudah lama berjalan. Namun kala itu hanya bahasa Sunda saja tidak melibatkan mata pelajaran lain.
Dilatar belakangi oleh ujian akhir masing-masing pelajar bahasa, yakni bahasa Sunda, Indonesia, Inggris dengan tema yang sama akhirnya digabungkan.
Film pendek bentuk ujian praktek kelas IX, kolaborasi pelajaran bahasa Sunda, Indonesia dan Inggris. Setiap film diputar kurang lebih sekitar 19 menit
“Saya lihat siswa ada yang tes pidato, lalu lihat ke ruang lain sedang biantara, akhirnya saya berpikir dan melakukan komunikasi dengan guru MGMP bahasa Sunda, Indonesia dan Inggris, untuk dikolaborasikan dalam bentuk film. Sebelumnya hanya bahasa Sunda saja (dibuat film pendek). Kemudian ijin ke Wakasek Kurikulum dan saya berkomunikasi dengan kepala sekolah (Bu Nita) diberi ijin. Namun tetap dialognya menggunakan bahasa Sunda,” kata Yani.
“Tetapi iklannya menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris, termasuk terjemahannya menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris,” ia menambahkan.
Lanjutnya dalam pembuatan film ini, ada yang melibatkan rumah produksi.
Riyadi orangtua siswa kelas IX, menyesponsori kegiatan Cinema Sixteen 2024
“Alhamdulillah semua ini didukung oleh kepala sekolah, guru, orangtua siswa dan para sponsor,” kata Yani.
Dikatakan Yani selama syuting film pendek, umumnya dilaksanakan di luar sekolah. Untuk temanya sendiri dibebaskan, namun cerita harus menggantung.
“Tahun-tahun sebelumnya temannya mengenai Kabayan dan sosial,” ungkap Yani.
Pihak sponsor berfoto bersama Plt Kepala SMPN 16 Kota Bandung
Dari kegiatan ini, siswa belajar membuat naskah dan buahnya ada siswa SMPN 16 yang keluar sebagai juara ketiga menulis carita pondok tingkat Jawa Barat.
Di samping itu bisa menggali siswa yang memiliki bakat berbahasa Indonesia, juga berbahasa Inggris.
Dalam penggarapan filmnya, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 15 orang, di dalamnya ada yang pandai berbahasa Sunda, Indonesia dan Inggris.
Auditorium Bandung Creative Hub, menjadi tonggak bersejarah film pendek karya SMPN 16 Kota Bandung, diputar di luar sekolah
Saat ditanya mengenai dukungan kepala sekolah dan pemutaran film di Auditorium BCH? Menurut Yani sangat luar biasa.
“Alhamdulillah ini obsesi saya, impian saya agar pemutaran film pendek ini bisa diadakan di luar sekolah, sangat didukung sekali. Hebat buat Bu Nita dan jajarannya (Wakasek),” kata Yani.
Yani pun berharap para siswa bisa mengambil pembelajaran dalam ujian praktek ini.
Arif Abdul Rochman, S.Pd., Guru Bahasa Sunda (kedua dari kiri) salah satu yang memiliki peran penting atas suksesnya acara Cinema Sixteen
Sementara Riyadi sebagai sponsor dan orangtua siswa kelas IX, sangat mengapresiasi Cinema Sixteen.
“Saya hadir di acara Cinema Sixteen, juga menyesponsori kegiatan. Saya Terpanggil melihat anak-anak kami. Rumah tinggal saya pun dijadikan tempat syuting film, sejak akhir tahun 2023 lalu ada beberapa kali syuting dan ada kegiatan lainnya,” kata Riyadi.
“Untuk kegiatan hari ini (Cinema Sixteen), kita bantu sebagai sponsorhip,” kata Riyadi yang memiliki perusahaan trading, agribisnis dan service elektronik.
Dirinya juga sangat bangga dengan kegiatan ini, apalagi kata Riyadi para pelajar SMP sudah sanggup membuat film.
Siswa SMPN 16 Kota Bandung, menikmati film pendek yang diputar
“Mudah-mudahan anak-anak mendapatkan pengetahuan dan terlatih dalam mengeksplorasi diri dalam hal positif, berani tampil. Dan ini menjadi perhatian pihak sekolah, orangtua murid, pendidik serta menjadikan masukan, bahwa ini bisa ditiru oleh siswa lain di Kota Bandung, bisa berbahasa Sunda, Indonesia dan Inggris,” kata Riyadi.
Hamdan kelas IX-G, pemeran Ujang dalam film pendek berjudul “Sacangreud Pageuh Sagolek Pangkek” menceritakan mengenai film yang dibintanginya, yakni orang kampung yang memiliki cita-cita sejak kecil bisa mengikuti lomba pencarian bakat. Akhirnya merantau dan bersekolah ke kota.
Dalam film ini, Ujang yang diperankan Hamdan, memiliki bakat nembang Sunda. Saat memerankan Ujang, untuk remaja di era sekarang, dirinya begitu fasih berdialog menggunakan bahasa Sunda.
Dengan kegiatan ini pun, ia mendapatkan banyak pembelajaran, di antaranya mengenai pembuatan film, berakting, dan lainnya.
Hamdan dan Luneta saat memberikan statement kepada awak media majalahsora.com
“Syutingnya dua hari, namun untuk proses pembuatan filmnya sekitar satu bulan,” kata Hamdan.
Masih dikatakan Hamdan pesan moral dalam film yang dibintanginya yakni harus bersungguh-sungguh untuk merealisasikan sebuah cita-cita, salahsatunya meminta do’a dan restu orangtua.
Luneta, kelas IX-B, Mojang SMPN 16 Kota Bandung yang bermain dalam film “Nasteung”, ingin agar Cinema Sixteen terus berlanjut dan lebih meningkat kualitasnya.
Berikut daftar film pendek hasil karya kelas IX. Setiap kelas memproduksi dua karya. Berikut judul-judul filmnya: “Nyawang Langit”, “Sixteen on Road”, “Rante”, “Nasteung”, “Bule Kampoeng”, “Baluweung”, Ngudag Kalangkang”, “Kabayan and His Poet Society”, “Aya Naon”, “Katalimbeng”, “Marrabak”, “Rinjani”, “Sacangreud Pageuh Sagolek Pangkek”, “Langkah Diri”, “Harta Karun”, “Bangkit”, “Punarbhawa”, dan “Kalangkang Lawas”. [SR]***