majalahsora.com, Kabupaten Pangandaran – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Jawa Barat tahun 2022 untuk jenjang SD SMP, merupakan rangkaian dari pelaksanaan program Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah (RBD) sebagai wujud implementasi program Merdeka Belajar Episode 17, dilangsungkan di Kabupaten Pangandaran, selama dua hari Rabu dan Kamis tanggal 30 November – 1 Desember 2022, di Hotel Pantai Indah Pangandaran.
Kegiatannya dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud Ristek Prof E Aminudin Aziz. Dihadiri Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata para pejabat Dinas Pendidikan dari 27 kabupaten kota (minus Kabupaten Cianjur yang sedang dilanda gempa bumi) dan lainnya.
Syarifuddin Kepala Balai Bahasa Jawa Barat menjelaskan bahwa ada tujuh mata lomba dalam ajang FTBI ini, yakni maca sajak, ngadongeng, nulis carpon, pupuh, maca dan nulis aksara Sunda ngabodor sorangan (Borangan) dan biantara. Dengan jumlah peserta sekitar 758 putra putri dari jenjang SD dan SMP.
Lanjutnya dalam kegiatan FTBI Jabar ada 23 juri, terdiri dari praktisi dan akademisi.
Bupati Kabupaten Pangandaran, H. Jeje Wiradinata
Masih sehubungan dengan kegiatan ini para pendamping peserta juga sangat antusias hadir, selain kepala sekolah dan guru, para orangtua pun turut menyaksikan hadir langsung di lokasi lomba.
Dari pengamatan majalahsora.com, dalam kegiatan FTBI Jabar ini dihadiri sekitar 2.000 orang.
“Contoh dari Ciamis yang mendampingi muridnya ada sekitar 123 kepala sekolah begitu juga Kota Cimahi 119 kepala sekolah, lain guru lain orangtua, lain peserta,” kata Syarifuddin, di sela-sela kegiatan.
Nantinya para juara di setiap mata lomba akan diundang pada tanggal 21 Februari 2023 menghadiri peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di Jakarta.
Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Dr. Syarifuddin, M.Hum saat menyampaikan laporan kegiatan FTBI Jabar
“Di Indonesia yang melaksanakan kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah ada 13 provinsi,” kata Syarifuddin.
Dirinya pun berharap program festival tunas bahasa Ibu ini tidak berhenti di sini saja, agar anak-anak bisa menggunakan dan menanamkan rasa cinta terhadap bahasa daerahnya.
Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata, merasa bahagia karena pemuda, generasi, budayawan Sunda datang ke Pangandaran.
“Ini suatu kehormatan buat kami sebagai kabupaten yang masih baru, sedang dikembangkan pariwisatanya menjadi suatu dorongan motivasi untuk penataan Pangandaran yang lebih baik lagi,” kata Jeje.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olaharaga Dr. Muhammad Agus Nurdin, M.Pd., (tengah) beserta jajarannya bekerjakeras sukseskan FTBI Jabar
Ia pun mengapresiasi seluruh peserta FTBI, akan mendapatkan pelayanan motor sport gratis, di Pantai Timur Pangandaran.
Jeje pun meminjam perkataan Bung Karno Presiden pertama Indonesia dalam Trisaktinya, bahwa bangsa Indonesia harus berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam berkebudayaan.
“Ini menggambarkan sebuah peradaban sebuah kemajuan tentu tidak hanya diukur oleh sejauh mana penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan, sejauh mana ekonomi sebuah bangsa itu maju, tetapi tentu yang sangat dibutuhkan yakni kepribadian karakter bangsanya itu sendiri,” kata Jeje.
“Jepang dengan semangat busidonya, Cina dengan semangat Tiongkok nya, telah menunjukkan suatu bangsa yang berhasil di dunia. Dalam menerapkan konsep Bung Karno kepribadian dalam kebudayaan alhamdulilah hari ini ada Festival Tunas Bahasa Ibu Jabar, dalam hal ini tunas pengembangan bahasa Sunda,” imbuhnya.
Para juri FTBI Jabar, menulis Carita Pondok Hadi AKS, Darpan dan Cecep Burdansyah (kiri ke kanan)
Lanjutnya itu merupakan karakter dan wujud dari orang Sunda yang mempunyai watak yang luar biasa dengan kurikulum merdeka ini, watak muatan lokal dikembangkan dan menjadi bagian yang penting bagi kita.
“Bahasa Sunda, bahasa yang mencerminkan etika dan peradaban (adab Sunda), ke orangtua, guru dan sesama tentu berbeda, syarat dengan atikan dan pemberdayaan,” kata Jeje.
Jeje pun membawakan sebuah Pupuh, berikut petikannya hayu batur urang diajar sing suhud, ulah lalawora bisi engke henteu naek, batur seuri urang sumegruk nalangsa.
Hal ini kata Jeje, mencerminkan bahwa budaya Sunda mengajarkan budaya belajar yang sungguh-sungguh.
Ida Rosida tokoh nembang Sunda di acara pembukaan
“Ini adalah atikan bagaimana anak -anak kita belajar dengan sungguh-sungguh, budaya kita urang Sunda yang harus kita mumule. Festival Tunas Bahasa Ibu memberikan hal itu agar anak-anak paham aku Sunda aku aku orang Jawa Barat,” tegas Jeje.
Masih dikatakan Jeje, kini di Pangandaran sebagai kabupaten baru (10 tahun), menjalankan konsep tiga aku, aku Sunda, Aku Muslim (karena di Pangandaran mayoritas muslim) dan aku Indonesia.
“Aku Sunda implementasinya di antaranya setiap tahun ada lomba pupuh tingkat SD SMP, Aku Muslim ada program mengaji, anak-anak sekolah wajib bisa mengaji, tentang Aku Indonesia ada kegiatan cinta tanah air, cinta kebangsaan dan lainnya,” kata Jeje.
Masih di kegiatan FTBI Jabar 2022, Prof E. Aminudin Aziz dalam sambutannya mengatakan juri-juri FTBI merupakan tokoh-tokoh di bidangnya sehingga FTBI Jabar, memiliki martabat yang baik.
Tiga mahasiswa mancanegara dari Irak, Cina dan Jepang yang mencintai bahasa Indonesia dan Sunda
Dirinya mewakili pihak kementerian juga menyampaikan permohonan maaf karena Mendikbud Ristek Nadiem Makarim yang semula akan hadir di acara batal, karena ada agenda mendadak berkaitan dengan peringatan Hari Guru Nasional, Nadiem menyampaikan selamat atas pelaksanaan FTBI Jabar 2022.
Ia pun menjelaskan bahwa pelaksanaan FTBI tidak hanya di Jabar tapi juga dilaksanakan di 12 provinsi lainnya.
Hal ini pun sesuai dengan istilah yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo ketika dilantik menjadi presiden yaitu membangun dari daerah, maka FTBI merupakan bukti dimulai dari daerah dan bermuara ke pusat.
“FTBI adakah program yang sengaja diluncurkan dalam dua tahun terakhir ini dan telah mendapatkan apresiasi yang besar dari masyarakat dan pemerintah daerah,” kata Amin.
Kontingen Kota Bandung
Lanjutnya FTBI bukan akhir dari sebuah pekerjaan untuk merevitalisasi bahasa daerah, karena kegiatan ini hanya merupakan forum, media untuk mengapresiasi kepada pemilik bahasa daerah untuk masa yang akan datang.
“Untuk itu saya apresiasi setinggi-tingginya untuk mereka itu. Tadi dilaporkan oleh Pak Syarifuddin bahwa FTBI Jabar ini diikuti lebih dari 2 juta orang. Ini sungguh angka luar biasa, target kita seluruh Indonesia hanya akan melibatkan 1.400 an guru dengan target siswa sebesar 1,4 juta saja. Tapi data yang saya kumpulkan sampai hari ini berjumlah sudah lebih dari 3,5 juta orang. Ini tentu saja angka yang akan terus bertambah, karena data masih terus terkumpul. Minggu depan kita punya satu Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Maluku. Oleh karena itu ini merupakan pekerjaan bersama yang harus dilanjutkan,” imbuh Amin.
Amin pun mengungkapkan bahwa tahun ini FTBI RBD melibatkan 13 provinsi dengan 39 bahasa daerah, rencananya di tahun depan kegiatan serupa akan ada kembali. Apalagi anggarannya sudah ada di tahun 2023. Termasuk akan menambah provinsi yang menggelar FTBI yakni 18 provinsi dengan 52 bahasa daerah.
Kontingen Kabupaten Pangandaran
“Siapa sesungguhnya yang berperan dalam hal ini, bukan saya bukan pimpinan di badan bahasa tetapi masyarakat pemilik bahasa itu sendiri,” tegas Amin.
Masih dikatakan Amin, kemeriahan FTBI Jabar ditandai dengan macetnya lalu lintas oleh pengunjung yang datang ke Pangandaran.
“Atas nama kementrian pendidikan kebudayaan saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pak Bupati. Pelaksanaan FTBI Jabar yang dikomandani oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pangandaran beserta seluruh jajaran yang ada, pelaksanaannya akan berjalan sangat baik, meriah dan menjadi berkah,” pungkasnya. [SR]***
