Rapat Koordinasi (Rakor) LLDIKTI Wilayah IV Tahun 2025 yang mengusung tema “Kolaborasi Strategis untuk Dampak Lebih Luas” bukan sekadar agenda tahunan. Forum ini menjadi simbol nyata komitmen bersama untuk mentransformasi pendidikan tinggi di Jawa Barat dan Banten agar semakin relevan, kolaboratif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Di tengah arus perubahan global yang menuntut kecepatan dan inovasi, perguruan tinggi tidak bisa lagi bekerja secara terpisah. Diperlukan sinergi lintas kampus, dunia industri, dan pemerintah daerah untuk melahirkan solusi nyata atas berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam hal ini, LLDIKTI IV berperan sebagai motor penggerak kolaborasi yang mempertemukan berbagai kekuatan dan sumber daya yang ada di wilayah Jabar dan Banten.
Langkah Kepala LLDIKTI IV, Lukman, yang menegaskan pentingnya taat asas, penjaminan mutu, dan kolaborasi strategis, patut diapresiasi. Contoh kerja sama antara Universitas Pakuan dan Itenas dalam pengembangan teknologi energi bersih, serta Unisba dengan pemerintah daerah dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah berbasis reaktor plasma dingin, membuktikan bahwa riset dan inovasi kampus dapat menjadi solusi konkret jika didukung kemitraan yang kuat.
Penyelenggaraan Anugerah LLDIKTI IV 2025 juga merupakan bentuk apresiasi penting terhadap dedikasi dan inovasi perguruan tinggi di wilayah ini. Namun ke depan, ada baiknya LLDIKTI mempertimbangkan pembagian kelas penghargaan berdasarkan skala perguruan tinggi, misalnya kategori A, B, dan C yang disesuaikan dengan jumlah mahasiswa, kapasitas dosen, serta sumber daya yang dimiliki.
Langkah ini akan membuat penghargaan menjadi lebih adil dan proporsional, karena perguruan tinggi besar dan kecil tentu menghadapi tantangan yang berbeda. Dengan begitu, setiap kampus, baik yang memiliki ribuan mahasiswa maupun yang masih berkembang, tetap mendapatkan pengakuan yang setara atas kerja keras dan kontribusinya terhadap peningkatan mutu pendidikan tinggi.
Selain aspek penghargaan, isu kesejahteraan dosen dan tenaga pendidik juga patut menjadi prioritas. Dorongan LLDIKTI IV untuk memperluas sertifikasi dosen dan mempercepat kenaikan jabatan fungsional adalah langkah positif. Kesejahteraan dosen bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal penghargaan terhadap dedikasi mereka dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan berkarakter.
Rakor dan Anugerah LLDIKTI IV tahun ini harus menjadi momentum reflektif bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi dan meruntuhkan sekat antar lembaga. Dunia pendidikan tidak bisa berjalan sendiri; ia membutuhkan keterlibatan semua unsur, kampus, pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan keadilan apresiasi, LLDIKTI IV Jabar-Banten dapat menjadi contoh nasional dalam menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang berdaya saing, berdampak, dan berpihak pada kemajuan bersama menuju Indonesia Emas 2045.***





