majalahsora.com, Kota Bandung – SMPN 46 Kota Bandung berhasil menjadi juara umum Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang SMP se-Kota Bandung tahun 2022, setelah memborong tujuh piala.
Diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMP Basa Sunda Kota Bandung, di SMPN 33 Kota Bandung, Kamis (13/10/2022).
Melombakan tujuh bidang mata lomba yakni Pupuh, Maca Sajak, Ngadongeng, Biantara, Ngabodor Sorangan (Borangan), Aksara Sunda dan Nulis Carita Pondok (carpon).
Dalam ajang itu dua siswa SMPN 46 Kota Bandung berhasil menjadi yang terbaik, setelah menjadi juara pertama Menulis Aksara Sunda (putra) yang diraih oleh Muhamad Fariz Aprian dan juara pertama Biantara (putri) dimenangkan oleh Ana Nurul Mahabatain Wijayanti.
Fariz dan Ana akan mewakili Kota Bandung diajang yang sama untuk tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang rencananya dilaksanakan oleh Balai Bahasa Jabar di Kabupaten Pangandaran, akhir Oktober 2022.
Siswa lainnya yakni Hanif Fadhlan Adha berhasil menjadi juara kedua Maca Sajak (putra), Nadhafa Okanata Alwafi, juara kedua Borangan (putra), Ransi Wagindra Nalani, juara ketiga, Menulis Aksara Sunda (putri), Nadif Haerunizar Alwafi, juara ketiga Ngadongeng (putra) dan Virdzi Richas Wandzi, juara ketiga Biantara (putra).
Susi Suvianti Guru Bahasa Sunda SMPN 46 Kota Bandung, kepada majalahsora.com mengungkapkan bahwa siswanya sudah disiapkan jauh-jauh hari, menghadapi ajang FTBI 2022.
“Pasanggiri Basa Sunda yang kini diganti namanya menjadi FTBI memang sudah rutin setiap tahun ada, jadi siswa kami sudah dipersiapkan dari kelas VII. Saya mencari siswa yang memiliki bakat termasuk saat mengajar di dalam kelas,” kata Susi, di kampus SMPN 46 Kota Bandung, Selasa (18/10/2022).
Jadi saat mengajar di kelas dirinya sambil melihat bakat siswa yang ada, seperti bakat dalam menulis aksara Sunda, kebetulan materi aksara Sunda diajarkan di kelas VII.

Kepala SMPN 46 Kota Bandung, Rachmad Irawan, S.Pd., M.M.Pd
Di samping itu apabila jeda semester mengadakan lomba-lomba, seperti lomba ngadongeng, aksara Sunda dan lainnya.
Sedangkan untuk siswa kelas VII yang ikut lomba (FTBI) apabila belum juara, menjadi pengalaman untuk mengikuti lomba di tahun berikutnya di kelas VIII.
“Alhamdulillah juga di tahun ini kelas IX bisa ikut lomba juga. Baru di tahun ini bisa ikut lagi,” kata Susi.
Makanya dirinya juga bersyukur, siswanya bisa meraih piala di hampir semua mata lomba FTBI tahun 2022.
Saat ditanya persiapan siswanya di ajang FTBI tingkat provinsi, kata Susi saat ini sedang terus dipersiapkan.
“Biasanya nanti ada latihan gabungan di Kota Bandung, dibimbing dan dilatih oleh pengurus MGMP. Syukur-syukur apabila memanggil pelatih khusus,” kata Susi.
Sementara itu Rachmad Irawan, Kepala SMPN 46 Kota Bandung, sangat bangga dan bersyukur, apalagi sampai menjadi juara umum FTBI SMP tingkat Kota Bandung.
Hal itu pun tidak terlepas dari dukungan moril maupun materil yang diberikan oleh sekolah yang dipimpinnya. Termasuk memberikan semangat kepada siswa yang ikut lomba.
Dirinya pun sebagai kepala sekolah mengakrabkan diri dengan mereka.
Fariz dan Ana berfoto juara Festival Tunas Bahasa Ibu lomba menulis aksara Sunda dan biantara berfoto dengan Kepala SMPN 46 Kota Bandung Rachmad Irawan, S.Pd., M.M.Pd
“Mereka diajak ngobrol santai, mengenai kekurangan dan kelemahan saat latihan,” kata Irawan.
Saat disinggung mengenai kegiatan kasundaan di SMPN 46 Kota Bandung, khususnya budaya Sunda menurutnya visi misi SMPN 46 sudah menuju ke arah sana. Irawan pun terus berupaya mewujudkannya.
Di antaranya hadirnya kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kesundaan, seperti karawitan, seni tari, pencak silat, angklung tang merupakan basis budaya Sunda. Sebelumnya tidak ada.
Termasuk menghidupkan seni tradisi Sunda khas daerah Cibiru seperti benjang dan dogdog.
“Waktu kegiatan ekspos Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kami tampilkan juga kegiatan itu (benjang dan dogdog)oleh anak-anak. Dan luar biasa tampilannya, mereka sangat ahli memainkannya, mungkin mereka dilatih oleh sanggar-sanggar di rumah mereka,” kata Irawan.
Fariz kelas IX-E yang juara pertama Menulis aksara Sunda (putra), tidak menyangka bisa menjadi juara pertama.
“Sebelum mengikuti lomba sudah sering latihan dibimbing oleh Bu Susi. Waktu SD juga pernah menjadi juara pertama menulis aksara Sunda,” kata Fariz, waktu SD sekolah di SDN 090 Cibiru Kota Bandung.
Saat ditanya mengenai soal yang diujikan saat FTBI, kata Fariz menerjemahkan aksara laten bahasa Sunda ke aksara Sunda diberi waktu dua puluh menit serta membaca aksara Sunda diberi waktu dua menit.

Kemampuan bahasa Sunda siswa SMPN 46 Kota Bandung, diasah sejak kelas VII oleh Susi Suvianti, S,S., Guru Bahasa Sunda SMPN 46 Kota Bandung (kanan)
Kini ia juga sedang serius mempersiapkan diri ke ajang FTBI tingkat provinsi dengan latihan intensif seperti biasa.
Senada dengan Fariz, Ana, juara Biantara (putri) juga merasa senang bisa mengharumkan nama sekolah.
Adapun tema biantaranya (pidato) mengenai ngamumule atau memelihara bahasa Sunda.
Dijelaskan Ana dalam pidatonya mengangkat tema mengenai cara memelihara bahasa Sunda, yakni menggunakannya dalam lingkungan keluarga, masyarakat, serta lingkungan pemerintah dalam kehidupan sehari-hari.
“Memelihara bahasa Sunda juga sebagai upaya untuk menjadikan Jawa Barat yang memiliki perhatian kepada bahasa dan budayanya,” kata Ana.
Saat tampil dalam lomba FTBI Ana diberikan waktu tampil selama tujuh menit, tetapi dalam enam menit dirinya sukses menyampaikan biantaranya.
“Saya menghafal materi biantaranya, tetapi naskah yang dibuat harus diserahkan ke juri,” kata Ana, yang Ibu Bapak nya merupakan orang Jawa Tengah.
Ana kini pun sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi lomba biantara FTBI tingkat Provinsi. Termasuk mendalami public speaking. [SR]***





