majalahsora.com, Kota Bandung – Memasuki tahun ajaran baru 2025/2026, SMP Pasundan 6 Bandung terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan pendidikan yang unggul, baik melalui program-program berkelanjutan maupun pembaruan kurikulum yang mengedepankan pembentukan karakter siswa.
Kepala SMP Pasundan 6 Bandung, Drs. Asep Komarudin, menyampaikan sejumlah hal strategis terkait program-program sekolah yang dipimpinnya, mulai dari proses sistem penerimaan siswa baru (SPMB), serta implementasi Kurikulum Merdeka versi revisi 2025.
Meski sempat khawatir dengan dinamika kebijakan pendidikan yang memperpanjang masa pendaftaran dan penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri, Asep tetap bersyukur atas hasil kerja keras tim SPMB sekolahnya.
“Memang ada pengaruh besar bagi sekolah swasta, tetapi Alhamdulillah, dengan kerja keras tim SPMB, hasilnya tetap luar biasa. Jumlah siswa baru memang menurun 14 orang dibanding tahun lalu, dari 129 menjadi 117 siswa, namun kami tetap bersyukur,” ujarnya di ruang kepala sekolah, Jalan Kliningan III No 11 A, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Selasa (29/7/2025).
Total jumlah siswa SMP Pasundan 6 Bandung tahun ini mencapai 369 orang. Asep menekankan bahwa seluruh fasilitas dan sarana prasarana sekolah ditawarkan secara transparan kepada orangtua tanpa ada upaya melebih-lebihkan. Ia bahkan mempersilakan calon wali murid untuk datang langsung melakukan survei ke sekolah.
Pendidikan Karakter Berlandaskan Nilai-Nilai Pasundan
Kiri ke kanan: Wakasek Kurikulum Tisnawati Wardaningrum, S.Pd., Gr., Wakasek Sarana Prasarana Diky Dilly W.S., S.Pd.I., Gr., Kepala SMP Pasundan 6 Bandung, Drs. Asep Komarudin dan Wakasek Kesiswaan Ina Karlina, S.Pd
SMP Pasundan 6 Bandung menjadikan pembiasaan positif sebagai program unggulan yang selaras dengan visi-misi Yayasan Pasundan: membentuk siswa yang pengkuh agamana, jembar budayana, jeung luhung elmuna, yakni tidak hanya berilmu dan berbudaya, tetapi juga kokoh dalam iman dan takwa.
Kegiatan pembiasaan yang dijalankan antara lain: doa pagi bersama, shalat dhuha, pembacaan asmaul husna, menyanyikan lagu Indonesia Raya, literasi dan numerasi, shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah (untuk kelas intensif), serta penguatan pendidikan akhlak.
Salah satu program yang menonjol adalah hafalan Juz Amma sebanyak minimal 23 surat bagi siswa kelas IX. Hafalan ini menjadi bekal saat siswa ditunjuk menjadi imam shalat tarawih, serta dilatih pula tata cara shalat jenazah sebagai bentuk kesiapan menghadapi realitas kehidupan.
“Salah satu keunggulan sekolah ini adalah pembiasaan shalat wajib dan sunnah. Harapannya, anak-anak juga akan terbiasa melaksanakannya di rumah,” jelas Asep.
Menuju Sekolah Berbasis Islam
Dalam rangka memperkuat identitas sebagai sekolah Islam, Asep juga menginisiasi program Majelis Ta’lim bagi seluruh guru yang akan dimulai pada 8 Agustus 2025, sebagai wadah peningkatan pemahaman keagamaan tenaga pendidik.
Suasana kegiatan belajar mengajar di SMP Pasundan 6 Kota Bandung dengan pendekatan humanis
“Program seperti outing class, renang, atau kelas intensif memerlukan persetujuan wali murid karena ada biaya tambahan. Untuk acara perpisahan siswa kelas IX, kami juga menyerahkan pengelolaannya sepenuhnya kepada orangtua,” tambahnya.
Menariknya, Asep bekerja sama dengan STIE Pasundan untuk pemanfaatan gedung secara gratis dalam berbagai kegiatan sekolah. Hal ini sangat membantu efisiensi anggaran, terutama untuk acara perpisahan.
Kurikulum 2025: Kolaboratif dan Kontekstual
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kurikulum, Tisnawati Wardaningrum, S.Pd., Gr, menjelaskan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka tetap berlanjut, meskipun terdapat revisi signifikan.
“Projek P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dihapuskan, digantikan dengan program ko-kurikuler. Mata pelajaran saling dikolaborasikan dalam proyek tematik,” jelas Tisna.
Sebagai contoh, pelajaran Bahasa Indonesia dikemas melalui drama musikalisasi puisi, berkolaborasi dengan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Ada juga Kelas Intensif yang memberikan tambahan jam belajar Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA setelah jam pelajaran reguler.
SMP Pasundan 6 Kota Bandung, mendidik siswa siswinya agar memiliki karakter, agamis, cakap secara softskill dan keilmuan
“Tambahan ini berlangsung dari pukul 14.00 hingga menjelang Ashar, setara bimbingan belajar. Hasilnya terbukti, beberapa siswa kami lolos Olimpiade Nasional hingga tingkat provinsi dan bahkan sempat berangkat ke Surabaya,” kata Tisna.
Program Mabit dan Bela Negara
Program mabit (menginap di sekolah untuk pembinaan) menjadi salah satu sinergi antara bidang Kurikulum dan Kesiswaan. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Ina Karlina, S.Pd., menjelaskan bahwa mabit tahun ini mengangkat tema Bela Negara dengan melibatkan TNI sebagai pemateri.
“Diharapkan siswa lebih disiplin, mandiri, dan mencintai tanah air. Ada juga renungan malam agar mereka lebih menghormati orang tua. Pelaksanaannya direncanakan Jumat–Sabtu, Agustus 2025,” jelas Ina.
Program ini dirancang untuk membentuk karakter siswa yang kuat dan tangguh. Selain itu, ada kegiatan outing class ke Museum Geologi dan Museum Sri Baduga yang dikolaborasikan dengan pelajaran IPS, Matematika, dan Bahasa Inggris.
Pemilihan Ketua OSIS dan Perayaan Hari Kemerdekaan
Agenda terdekat lainnya adalah pemilihan Ketua OSIS serta lomba-lomba dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-80. Seluruh program ini diharapkan memperkuat jati diri siswa sebagai insan yang shaleh, cinta tanah air, dan bermanfaat bagi bangsa dan agama. [SR]***