majalahsora.com, Kota Bandung – SMAN 7 Kota Bandung, kini dipimpin oleh Yudin Wahyudin menggantikan Yanyan Supriatna yang dirotasi menjadi kepala SMAN 2 Kota Bandung.
Yudin baru promosi sebagai kepala sekolah. Sebelumnya selama 33 tahun menjadi Guru Matematika di SMAN 8 Kota Bandung.
Kepada majalahsora.com sekaligus perwakilan dari Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar Yudin siap mengemban amanah baru yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jabar, melalui Dinas Pendidikan.
Saat ditanya program prioritas yang akan ia usung di SMAN 7, Yudin mengutarakan ingin meningkatkan serapan lulusannya yang diterima di perguruan tinggi, khususnya negeri.
“Melihat visi dan misi sekolah, tugas saya sebagai kepala sekolah merealisasikan visi sekolah. Jadi kalau lihat di sini, SMAN 7 Bandung itu ingin mewujudkan sekolah yang berprestasi,” kata Yudin, saat acara pisah sambut Kepala SMAN 7 Kota Bandung, di Jalan Lengkong Kecil No.53, Keluruhan Paledang, Kecamatan Lengkong, Rabu (23/3/2022).
“Maka saya punya program untuk segera mensejajarkan SMAN 7 dengan SMA SMA favorit di Kota Bandung,” imbuhnya.
Sebab kata Yudin, ujung-ujungnya SMA itu adalah melahirkan lulusan terbaik.
“Jadi mereka (siswa) yang sekolah di SMA umumnya melanjutkan ke perguruan tinggi,” kata Yudin.
Salah satu caranya adalah mengefisiensikan pembelajaran, sehingga jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi meningkat.
Di samping jadi guru, Yudin juga beberapa tahun terakhir ini, dipercaya sebagai Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kurikulum SMAN 8 Kota Bandung. Ia berhasil membantu Suryana kepala SMAN 8 Kota Bandung terdahulu (kini sudah pensiun) menghantarkan lulusan SMAN 8 menjadi no 1, terbanyak diterima di perguruan tinggi negeri ternama, selama tiga tahun berturut-turut.
Dalam sambutan acara pisah sambut, Yudin mengatakan dirinya berharap bisa diterima dengan baik oleh keluarga besar SMAN 7. Terlebih mendapatkan dukungan yang optimal dari jajaran wakil kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, siswa, lingkungan sekitar dan semua stakeholder yang ada.
Sementara itu Udin, Wakasek Kurikulum SMAN 7 mewakili rekan-rekannya, mengatakan keluarga besar SMAN 7, menerima Yudin secara hangat dan tangan terbuka, sekaligus siap mendukung program-programnya ke depan.
Ia pun menyampaikan capaian SMAN 7 Kota Bandung selama dipimpin Yanyan.
“Sekitar 21 bulan Pak Yanyan menjadi kepala SMAN 7. Saya merasakan banyak perubahan-perubahan yang signifikan terhadap keinginan keinginan kami di SMA 7,” kata Udin.
Perubahannya, di antaranya sudah berjalannya Learning Management System (LMS), banyak perubahan dari segi fisik, segi administrasi, pembentukan komite yang baru (sudah satu tahun terbentuk) dan sebagainya.
Perihal terbentuknya kepengurusan Komite SMAN 7 yang baru, menurut Udin merupakan hal yang penting sesuai dengan regulasi dari pemerintah.
“Beliau punya visi ke depan merespon terhadap perubahan-perubahan yang ada di sekitar SMAN 7 Bandung. Kami juga sepakat untuk membangunkan kantin di depan. Meskipun itu merupakan garapan yang belum selesai yang dari Pak Yayan dan bisa dilanjutkan di masa kepemimpinan Pak Yudin,” kata Udin.
“Kami dari jajaran Wakasek juga, tidak ada hari tanpa kerja. Terus membantu apa yang diprogramkan oleh Pak Yanyan. Sekarang beliau pindah ya kami dukung. Dalam hati kami tidak ingin Pak Yanyan pindah, karena sudah berencana dari awal ingin membangun SMA 7 sampai beliau pensiun,” kata Udin.
Lebih lanjut, kata Udin, meskipun Yudin baru promosi, namun punya pengalaman yang lebih dari kami dan tentunya sudah layak untuk menjadi pemimpin dan memajukan SMAN 7 Bandung.
Saat disinggung mengenai program kerjasama dengan Goethe Institut yang memberikan beasiswa ke Jerman, Udin menjelaskan bahwa pihaknya sejak tahun 2009 melakukan kerjasama.
Di seluruh Indonesia, kata Udin SMAN 7 merupakan salah satu mitra Goethe Institut.
“Kalau tidak salah ada 30 sekolah di Indonesia. Di Bandung yang saya tahu itu hanya SMAN 7 dan SMA PGII 1 yang bermitra. Sampai hari ini alhamdulillah masih tetap bermitra,” terang Udin.
Lanjut Udin, dirinya di tahun tahun 2010 berangkat ke Jerman mewakili Aryo (almarhum) Kepala SMAN 7 saat itu.
Intinya di tahun-tahun ke depan, berharap Yudin bisa melanjutkan program tersebut.
“Anak-anak kami itu banyak yang diundang ke sana (Jerman) setelah melalui berbagai proses. Mereka harus berusaha sampai memiliki sertifikat A1 dan A2 kemudian testing, setelah lulus ke Jerman selama dua pekan,” kata Udin.
Sedangkan Yanyan, mengatakan bahwa saat ia di rotasi ke SMAN 7, dirinya senang sekali, karena sebelumnya Yanyan pernah menjadi Guru SMAN 7.
Sebelum dirotasi ke SMAN 7, Yanyan merupakan kepala SMAN 2 Kota Bandung yang kini kembali ia pimpin.
“Itu yang membuat saya senang dengan teman-teman guru di SMA 7 itu akrab dengan saya jadi. Itu mempermudah saya dalam melakukan komunikasi,” kata Yanyan.
Dirinya juga tidak menyangka akan kembali dirotasi, karena kurang lebih tiga tahun lagi pensiun. Tadinya akan totalitas di SMAN 7, menyelesaikan tugas sebagai kepala sekolah.
Seperti yang diutarakan Udin, bahwa program Yanyan di SMAN 7 sudah cukup baik dan banyak perubahan. Di antaranya digitalisasi sekolah dan program pembangunan strategis lainnya.
“Paling strategis dalam membangun yaitu halaman depan SMA Negeri 7 Bandung menjadi kantin. Saya berharap kantin ini di samping bisa dimanfaatkan untuk anak-anak sekolah, juga bisa bermanfaat bagi masyarakat. Masyarakat cukup ramai berdatangan di Jalan Lengkong Kecil ini,” imbuhnya.
“Saya percaya Pak Yudin bisa membawa SMAN 7 Bandung menjadi lebih berkualitas dari sekarang ini. Apalagi Pak Yudin berasal dari SMA 8 yang punya nama besar, baik dari kualitas maupun proses pembelajaran dan menghasilkan produk-produk unggulannya yang bisa kita banggakan. Jadi tepat Pak Yudi ditempatkan di SMA Negeri 7 Bandung,” pungkas Yanyan. [SR]***