majalahsora.com, Kabupaten Cirebon – Hampir tiga tahun SMKN 1 Kedawung, Kabupaten Cirebon dipimpin oleh Sri Handayani, S.Pd., M.M.
Sebelum diangkat menjadi kepala sekolah Yani akrab disapa, merupakan Guru DPK di SMK Mandiri, Kabupaten Cirebon mengajar house keeping di jurusan perhotelan dari tahun 1993 sampai tahun 2006.
Lalu pada tahun 2006 sampai tahun 2018, menjadi Guru Seni Budaya di SMKN 1 Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Hal ini ia utarakan kepada perwakilan Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jawa Barat (Jabar), saat bersilaturahmi ke sekolah yang berada di Jalan Tuparev No 12, Kedawung, Kabupaten Cirebon, pada hari Selasa (31/10/2023).
Kanan ke kiri: Emod, SE., (Arsiparis) Hj. Lilis Liza, S.Pd., (Waka Kesiswaan), Puji Astuti, S.Pd., (Waka Kesiswaan), Hj. Ratna Gayatri, S.Pd., (Waka Kurikulum), Drs. Budiyono, M.M.Ps., (Waka Sapras)
Saat menjadi guru di SMKN 1 Kedawung, Yani menceritakan mengenai Pagelaran Tari Nusantara yang begitu fenomenal, dilaksanakan pada tahun 2018.
Kala itu kata Yani, setiap kelas menampilkan dua tarian, di antaranya Tari Topeng, Tari Batik, Tari Saman, Merak, Sendra Tari Nyi Mas Gandasari, Tari Kecak, Tari Tortor, Tari Asmarandana, Tari Liong dan banyak lagi.
“Mereka saat itu menjadi tahu berbagai seni budaya serta sanggar. Begitu juga yang tadinya tidak suka tarian jadi mengetahui, lalu suka dan mau belajar. Latihannya berbulan-bulan,” kata Yani.
Dijelaskan Yani, pagelaran tersebut apabila dikaitkan dengan kurikulum merdeka saat ini, masuk dalam kegiatan panen karya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
“Dulu disebutnya pembelajaran di luar kelas, siswa yang lain menonton, termasuk dihadirkan oleh orangtua siswa, guru tenaga kependidikan bersama keluarganya. Selain tari ada pementasan musik angklung. Malah pada tahun tahun 2006 mengundang Kepala Dinas Kabupaten Cirebon bahkan sering tampil di acara Pemda. Selain menampilkan seni tari, juga seni musik dan seni rupa,” kata Yani.
Tim manajemen SMKN 1 Kedawung, lancarnya program berkat kerja sama, sama-sama kerja dan komunikasi
Berkenaan dengan Yani sebagai Kepala SMKN 1 Kedawung, wanita energik ini memiliki banyak program unggulan yang telah dan akan digulirkan.
Pada tahun pertama ia menjabat, terus meningkatkan, memperbaiki pembelajaran serta kekeluargaan di sekolah yang dipimpinnya. Di samping itu melengkapi fasilitas, memperbaiki sarana yang ada.
Kemudian meningkatkan program kejuruan serta memperluas kerja sama dengan industri, dalam upaya mengembangkan Teaching Factory (TeFa) SMKN 1 Kedawung.
Makanya menurut Yani agar semua berjalan baik, ia beserta jajarannya terlebih dahulu memperbaiki kekeluargaan di SMKN 1 Kedawung.
Kepala SMKN 1 Kedawung sedang melakukan kordinasi dengan jajaran manajemen
“Bagaimana bisa bekerja dengan baik kalau suasana sekolah sendiri tidak nyaman. Kenyamanan tempat bekerja itu dari diri kita. Jadi hubungan baik dengan teman ini adalah karakter, baik karakter guru-guru, karyawan maupun siswa,” kata Yani penuh antusias.
“Upaya untuk guru-guru dan TU selalu ada komunikasi, bukan hanya di formal tetapi juga informal seperti ada pertemuan berapa bulan sekali dengan keluarga. Lalu saya juga membuka ruangan ini (ruangan kepala sekolah) kapan pun mangga datang, ngobrol mau masalah pribadi, pekerjaan mangga, kalau ada masalah kita cari solusi bersama. Tidak ngagugulung masalah, tapi kita cari solusi,” imbuhnya.
Tidak kalah penting, program pembentukan karakter siswa dan keluarga besar SMKN 1 Kedawung melalui pembiasaan 5S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun) bukan hanya menjadi slogan saja, tetapi betul-betul diaplikasikan. Terlihat oleh perwakilan FWP Jabar, para siswa melakukan hal tesebut saat guru dan dirinya berpapasan dengan siswa.
“Setiap pagi juga ada piket dari saya sendiri, Waka, TU, Ketua Kompetensi satu orang dan guru ada dua orang, termasuk dari OSIS dan ekskul. Menyambut semua siswa yang datang ke sekolah (sebelum masuk sekolah) dengan senyum semua bersalaman. Kalau ada anak tidak rapi seragamnya kami betulkan,” kata Yani.
Forum Wartawan Pendidikan Jabar, saat melakukan wawancara kepada Kepala SMKN 1 Kedawung, Sri Handayani, S.Pd., M.M., didampingi Dra. Rini Harjanti, (Waka Humas, kedua dari kanan) dan Hj. Ratna Gayatri, S.Pd., (Waka Kurikulum, kanan)
Termasuk pembentukan karakter siswa agar peduli terhadap lingkungan, siswa SMKN 1 Kedawung wajib membawa wadah air minum sendiri atau tumbler dan tempat makan untuk mengurangi sampah.
Sekolah pun tidak menyediakan tempat sampah di depan kelas, tetapi hanya ada gerobak sampah di satu titik. Ada juga tempat sampah yang terbuat dari kawat besi seperti sangkar burung untuk sampah botol plastik. Begitu juga kerangka bertulis I Love KDW.
“Sampahnya nanti dimasukkan ke kerangka besi, bisa bermanfaat paling tidak I Love KDW bisa untuk spot foto,” kata Yani.
Begitu juga dengan kantin tidak banyak menyediakan kantung plastik. Saat siswa jajan, sampah kemasan makanannya dikumpulkan, sampahnya dibuat ecobrick yakni botol plastik kemasan 600 ml, diisi sampah kering yang sudah digunting lalu dimasukkan sampai padat.
Salah satu kegiatan keagamaan pendidikan karakter di SMKN 1 Kedawung, Kabupaten Cirebon
Lalu Ada bank sampah untuk mengurangi timbunan sampah, dimana botol plastik dibuang ke tempat sampah seperti kandang kucing. Setelah terkumpul ditimbang oleh Kader Kesehatan Remaja (KKR).
Pembiasaan-pembiasaan lainnya pun dilakukan setiap hari di setiap pekannya.
“Kalau hari Senin sama dengan sekolah lainnya umum, melakukan upacara bendera. Lalu Salasa mengaji bersama-sama, ada hafalan Al Qur’an dipandu oleh Guru Agama Islam, Rabu literasi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin dan bahasa Sunda. Caranya ada belajar pidato, misal novel atau cerita pendek dari guru dishare ke grup masing-masing serta membuat resume, membaca dan menceritakan.”
“Hari Kamis kembali mengaji bersama-sama dipandu oleh Guru Agama Islam, dan hari Jum’at kebersihan dan senam, sebagian ada yang senam dan sebagian ada yang kebersihan,” kata Yani.
SMKN 1 Kedawung, menjadi Kordinator SMK TeFa di Kabupaten Cirebon
Sekolah Teaching Factory
SMKN 1 Kedawung juga dikenal sebagai sekolah kewirausahaan, siswanya diajarkan berwirausaha. Namun jualannya harus punya ciri khas. Ia mencontohkan, siswa kelas X menjual telur asin.
Kata Yani, dalam berwirausaha, siswa pun belajar mengenai proses yang tidak tahu menjadi tahu, yang tahu jadi bisa yang bisa jadi terampil, yang terampil jadi mahir, bahkan merasakan gagal bagian proses dalam berwirausaha.
“Jadi kalau ada tamu oleh-olehnya bisa itu (telur asin),” kata Yani.
Berkaitan dengan SMKN 1 Kedawung sebagai sekolah Teaching Factory, sekolah yang dipimpinnya ditunjuk menjadi Kordinator SMK TeFa di Kabupaten Cirebon.
Suasana Kelas Industri jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran
“Ada 110 SMK se-Jabar ditunjuk oleh Pak Edy Purwanto Kabid SMK, untuk diusung ke TeFa. Sebetulnya TeFa merupakan model pembelajaran yang nanti digiring suatu saat akan menjadi BLUD (SMK Badan Layanan Usaha Daerah) ke depan program PSMK itu hanya satu yakni BLUD,” kata Yani.
Lanjutnya SMKN 1 Kedawung memiliki enam jurusan yaitu Desain Komunikasi Visual (DKV), Perbankan Keuangan Mikro (PKM), Bisnis Daring dan Pemasaran (BDP), Akuntansi, Usaha Perjalan Wisata (UPW) dan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP).
“Sebetulnya yang sudah punya Tefa hanya DkV. Tapi untuk BDP kami memiliki kelas industri bekerja sama dengan Alfamart.”
Untuk siswa kelas industri Alfamart ketika PPDB.dan dinyatakan lulus, lalu di tes oleh pihak Alfa. Diambil satu kelas, sebanyak 36 orang siswa yang tersaring, oleh Alfamart dimasukan ke kelas industri.
Kurikulumnya sudah sinkronisasi dengan Alfamart, termasuk guru-gurunya sering dibekali pembelajaran (Alfamart) termasuk mendatangkan guru tamu.
Alfamart SMKN 1 Kedawung Kabupaten Cirebon
“Setelah lulus langsung direkrut tanpa tes lagi menjadi karyawan Alfamart dan sudah di grade empat. Nanti dua tahun kemudian, menjadi penilaian berikutnya. Bisa menjadi kepala toko, kelas ini seperti ikatan dinas,” Yani menjelaskan.
Sementara itu untuk jurusan Akuntasi prakteknya di koperasi siswa. Pihaknya juga sudah melakukan kerja sama dengan Dinas Koperasi untuk praktek siswa. Sedangkan untuk jurusan PKM memiliki bank mini, kerja sama dengan BJB.
“Kami sudah memiliki laku pandai. Anak-anak sudah bisa transaksi tabungan. Yang di luar juga sudah bisa melayani jasa pembayaran listrik, e-token, PDAM dan lain-lain,” kata Yani.
Lalu jurusan UPW pada tahun 2022 mendapatkan bantuan mobil Toyota Hiace dari Disdik Jabar, sedang dirintis membuka TeFa nya travel dan agen travel.
“OTKP sedang menyiapkan studi tiru dari sekolah lain, membuka jasa pengetikan atau fotokopi yang akan dikelola oleh anak-anak OTKP,” pungkas Yani.
Diketahui Yani pertama kali diangkat menjadi kepala sekolah di SMKN 1 Kapetakan, Kabupaten Cirebon (2018-2020), Plt SMKN GunungDjati, Kabupaten Cirebon (2020) dan Plt SMKN Gebang, Kabupaten Cirebon (2023).
Di SMKN 1 Kedawung tecatat ada jumlah siswa SMKN 1 Kedawung ada sekitar 1.554 orang, terwadahi di dalam 45 rombongan belajar. Sedangkan jumlah guru ada 80 orang dan tenaga kependidikan 23 orang. [SR]***