majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Widyatama (UTama) dengan surat keputusan Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.SI., Rektor UTama, mendirikan inkubator bisnis dengan nama Widyatama Business Incubator atau WIBI. Tujuannya untuk melahirkan banyak wirausaha muda di kampus yang berada di Jalan Cikutra No 204-A, Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeuying Kidul.
Keni Kaniawati SE., M.Si., sebagai Kepala Inkubator Bisnis Universitas Widyatama mengungkapkan, bahwa inkubator bisnis adalah wadah yang memfasilitasi segala potensi yang ada di perguruan tinggi, sebagai unit bisnis untuk kepentingan kegiatan akademis maupun non akademis.
Kehadiran inkubator bisnis di kampus, menurut Keni sangatlah penting, karena kampus merupakan langkah awal untuk mendekatkan dengan para stakeholder.
“Jadi inkubator bisnis adalah fasilitas dan tempat fisik yang menampung proses inkubasi bisnis,” kata Keni, Rabu (4/8/2021).
Keni Kaniawati, SE., M.Si., Kepala Inkubator Bisnis Universitas Widyatama
“Inkubator bisnis di kampus bermanfaat untuk proses belajar mengajar maupun pembelajaran yang memberikan dampak pengalaman secara lebih riil. Hal ini dikarenakan semua entitas mahasiswa yang terlibat di dalam inkubator bisa merasakan atmosfer yang mendekati kondisi di lapangan. Inkubator bisnis di lingkungan akademis memang sangat strategis sebagai tempat yang progresif untuk membawa mahasiswa ke lingkungan belajar yang berbeda dengan kelas konvensional,” imbuhnya.
WIBI sendiri memiliki tiga program pelayanan, yaitu pra inkubasi, inkubasi dan pasca inkubasi. Dengan program tersebut kata Keni, pada hari Sabtu (31/7/2021), WIBI menyelenggaran sosialisasi pendampingan tenant melalui web seminar (zoom meeting) yang dihadiri para tenant residen maupun tenant non residen.
Menurut Keni, dengan ketiga program layanan tersebut, diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat yang sangat berguna bagi peningkatan wirausaha mahasiswa.
Adapun tujuan kegiatan ini untuk mengimplementasikan peran kreatifitas dan inovasi bagi kewirausahaan di kampus dalam rangka menciptakan calon wirausaha baru bagi mahasiswa atau alumni.
Lutfi Firman Firdaus, S.M.,Manager WIBI (gambar diambil sebelum pandemi)
Sedangkan manfaat kegiatan tersebut kata Keni sangat besar bagi peningkatan mental wirausaha, peningkatan ekonomi, omset dan kesejahteraan tenant. Metode kegiatan program Widyatama Business Incubatornya meliputi pengembangan bakat tenant, pembekalan hard dan soft skill tenant, peningkatan dan pemberdayaan wirausaha tenant serta penambahan modal tenant untuk lebih tangguh dan mandiri.
(Universitas Widyatama, Perguruan Tinggi Swasta No 1 di Kota Bandung. Info Penerimaan Mahasiswa Baru, klik https://pmb.widyatama.ac.id/)
Dalam pelaksanaannya, dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, pelatihan dan pemberdayaan. Menggunakan metode Project Based Learning (PBL) yang memuat model pendampingan dan pemberdayaan, doing, empowering, fasilitating dan evaluating. Termasuk Model Participatory Rural Appraisal (PRA) berbasis partisipatif, penggalian potensi/bakat untuk menghasilkan dan mendapatkan calon wirausaha baru sesuai bakatnya.
“Peserta adalah tenant residen maupun tenant non residen, mahasiswa perintis usaha baru (start-up),” kata Keni.
Pada kesempatan berbeda Manager WIBI Lutfi Firman Firdaus S.M., menjelaskan bahwa penggelolaan Incubator Bisnis merupakan peran yang penuh tantangan dan tuntutan.
Gita Genia Fatihat, SMB., MM., Asisten manager WIBI
“Oleh karena itu, WIBI berkomitmen untuk selalu mendukung, juga memperhatikan para entrepreneur muda maupun UMKM khususnya yang tergabung dalam Widyatama Business Incubator, dengan memfasilitasi ruang tenant untuk melakukan proses produksi serta memberikan training maupun coaching dari para praktisi maupun dari pengelola inkubator bisnis. Memberikan bantuan dari akses pasar dan supplier, akses permodalan, kemitraan maupun promosi secara digital,” kata Lutfi.
Permodalan & Pemasaran
Sementara itu Asisten manager WIBI, Gita Genia Fatihat, SMB., MM., menjelaskan, bahwa seorang wirausaha perlu memahami penyusunan rencana keuangan dan pengelolaan arus kas, agar bisnis yang dijalankannya dapat berjalan dengan baik, terencana, sekaligus mengurangi resiko kegagalan bisnis.
Lebih lanjut kata Gita, permasalahan yang biasanya muncul dalam membangun bisnis yaitu masalah permodalan. Modal tersebut, menurutnya dapat diperoleh dari pemilik pribadi maupun dari pihak ketiga.
“Untuk perintis yang akan membangun bisnis, sumber dana dari pihak ketiga itu penting untuk mengembangkan usaha. Namun sebagian besar hal ini menjadi masalah, karena umumnya belum memiliki pengalaman ataupun kepercayaan untuk mencari investor,” kata Gita.
Andi Sukma SS., SE., MM., Asisten Manajemen Pemasaran WIBI
“Maka dari itu WIBI hadir untuk menjembatani persoalan ini, WIBI akan berusaha untuk mencarikan sumber dana bagi para tenantnya,” imbuh Gita.
Kemudian kata Gita, dalam rangka mendukung jalannya usaha para tenant, baik tenant residen maupun tenant non residen, WIBI akan memfasilitasi tenant untuk memperoleh sumber dana yang berasal dari Hibah IBT, Hibah CPPBT, CSR, Subsidi pemerintah, Kememkop Koperasi dan UMKM, pendanaan In-Kind.
Pendanaan tersebut diperoleh dengan cara mengajukan proposal hibah inkubator bisnis, proposal business plan para tenant.
“Oleh karena itu WIBI akan melakuakan program pendampingan tenant dengan pelatihan penyusunan proposal Business Plan dan BMC,” pungkasnya.
Sedangkan Andi Sukma SS., SE., MM., Asisten Manajemen Pemasaran WIBI, mengungkapkan dalam akses pemasaran tenant WIBI, diharapkan dapat mengaplikasikan tenknolgi dalam mengembangkan bisnisnya, artinya tenant WIBi harus mengikuti perkembangan jaman era digital marketing sehingga tidak tertinggal dengan bisnis yang lainnya. [SR]***