majalahsora.com, Kota Bandung – Baru-baru ini ramai di media sosial mengenai usulan “Gerakan Kencleng Simpati untuk Mengembalikan Universitas Islam Nusantara (Uninus) dari Milik Pribadi ke Milik NU.”
Dalam gerakan itu diinformasikan bahwa kencleng tersedia di kantor-kantor PCNU se-Jawa Barat.
Menanggapi hal tersebut Wakil Sekretaris PWNU Jabar Hafidz Suyuti mengatakan, bahwa itu merupakan riak kecil yang masih perlu diklarifikasi dan dilakukan oleh orang-orang yang tidak paham dengan pendirian Uninus.
Ada kemungkinan juga dari sebagian pengurus PWNU Jabar yang ingin memiliki universitas besar dan PWNU sebagai pengelolanya.
“Yang perlu dicatat kalau pun itu terlaksana, itu akan berbenturan dengan aturan dari Kementerian Sosial, khususnya,” kata Hafidz, Selasa (14/3/2023) malam.
Karena kata Hafidz penghimpunan dana tidak mudah, harus melalui lembaga yang berhak dan memiliki wewenang untuk menghimpun dana dari masyarakat.
Begitu juga prosesnya, harus memiliki verifikasi data, verifikasi faktual dan lainnya.
Sejak Uninus dipimpin oleh Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, M.Si., atau Prof Obi, kini Uninus semakin berkembang ke arah perubahan lebih baik, sehingga menarik isu tersebut sebagai pendirian perguruan tinggi di bawah naungan PWNU, terutama di Jabar.
Lanjutnya Uninus juga secara pemeringkatan perguruan tinggi terus menunjukkan peningkatan, seperti di edu rank, berada di posisi 8 se-Kota Bandung, dan 99 secara nasional.
“Sebenarnya tidak hanya Uninus yang dibicarakan. Perguruan tinggi yang lain juga, yang statusnya masih abu-abu, apakah ada di bawah perkumpulan atau bukan, itu masih banyak,” kata Hafidz.
“Saya kira gerakan kencleng untuk pengambilan alihan Uninus, selama tidak dirapatkan secara resmi oleh internal PWNU tidak usah ditanggapi secara serius,” imbuhnya.
Ia mengatakan, kalau pun akan melakukan akuisisi, harus memiliki dana yang sangat besar.
Perlu diketahui Uninus adalah milik yayasan, yang nota bene berada di bawah komando KH Hasan Nuri (Gus Hasan). Uninus juga bukan milik ormas tertentu. [SR]***