majalahsora.com, Kota Bandung – Wakil rakyat terpilih, Kawendra Lukistian, SE., M.Sn., yang merupakan Anggota DPR RI periode 2024-2029, hadir di acara Dies Natalis Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ke-56.
Pada kesempatan ini dia mengatakan, bahwa pada momen Dies Natalis ISBI Bandung, berharap pemerintah bisa menjadi teman diskusi bagi para pelaku seni, kebudayaan dan ekonomi kreatif.
“Nanti pemerintahan ke depan harus menjadikan institusi pendidikan, komunitas, organisasi, menjadi bagian untuk merumuskan suatu kebijakan,” kata Kawendra di sela-sela acara Dies Natalis ISBI Bandung, di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jalan Buahbatu No 212, Sabtu (5/10/2024).
“Banyak sekali aspirasi dari masyarakat, khususnya kesenian, kebudayaan dan ekonomi kreatif, perlu didorong adanya regulasi yang berpihak kepada pelaku ekonomi kreatif, kesenian dan kebudayaan,” imbuh Kawendra yang juga Ketua Umum Gekrafs.
Dies Natalis ISBI Bandung ke-56 tahun di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jalan Buahbatu No 212
Hal ini perlu dibantu dengan adanya regulasi, serta tidak mempersulit dan banyak program yang bisa dikolaborasikan dengan pemerintah. Agar marwahnya terjaga dan hidupnya sejahtera.
Kawendra sebagai alumni dan Dewan Penyantun ISBI Bandung, berharap ISBI menjadi episentrum kebudayaan dan kesenian di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
“Tadi saya update dari senior saya, bahwa di sini sudah ada Prodi baru. Artinya ISBI menjemput dinamika jaman.”
“Saya optimis ISBI Bandung ke depan semakin progresif, menjadi lokomotif penggerak kemajuan kebudayaan kita,” pungkasnya.
Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, Ph.D., saat memberikan sambutan Dies Natalis ISBI Bandung ke-56 secara daring
Sementara itu Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum., yang pada tahun 2024 ini menginjak tahun kedua sebagai Rektor, mengatakan ada beberapa hal terkait pekerjaan pada tahun sebelumnya yang belum rampung, dan akan diselesaikan pada tahun ini.
Terutama berkenaan dengan sertifikat lahan Kampus II ISBI Bandung di Cikamuning, Kabupaten Bandung Barat, yang sudah sepuluh tahun, belum kelar.
“Tahun lalu belum dibereskan. Mudah-mudahan tahun ini, sertifikatnya selesai semuanya,” kata Retno, kepada awak media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan (FWP) Jabar.
Kemudian, dalam acara Dies Natalis ini, ISBI Bandung akan mengajak semua pihak tidak terkecuali media, untuk bersama-sama melakukan pemajuan kebudayaan.
Pasalnya tidak bisa hanya perguruan tinggi seni saja yang berjibaku sendiri, tetapi harus melibatkan para seniman, budayawan, pemerintah, pengusaha, bersinergi untuk membangun pemajuan kebudayaan.
Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S Sen., M.Hum., saat diwawancarai oleh awak media yang tergabung dalam Forum Wartawan Pendidikan Jabar
“Tadi alhamdulilah ada alumni dan juga sebagai dewan penyantun (ISBI Bandung) Pak Kawendra, yang menjadi anggota DPR RI. Tapi komisinya belum ditentukan. Saya berharap di Komisi X, dia adalah Ketua Umum Gekrafs Nasional,” kata Retno.
Dengan begitu kelangsungan pemajuan kebudayaan akan sangat kuat, kalau hal tersebut bersinergi dengan Gekrafs.
“Kalau mungkin sekarang masih berjalan sendiri-sendiri, kami mencoba untuk mensinergikan,” kata Retno.
Lanjutnya Gekrafs di seluruh daerah ke depan, kontennya harus berisi tentang kebudayaan yang ada, dan mengarahkan semua potensi daerah sebagai kekayaan yang harus dijunjung tinggi, dikembangkan dan dimanfaatkan.
Masih diungkapkan Retno, selama ini, kesenian dan kebudayaan itu masih kurang mendapatkan perhatian. Padahal Indonesia memiliki potensi sebagai negara adibudaya.
Rektor dan Wakil Rektor III ISBI Bandung bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerja sama, Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn., (tengah kemeja putih), sangat akrab dengan awak media
Pada kesempatan ini Retno pun meminta bantuan kepada rekan-rekan media, karena sekecil apapun kinerja ISBI Bandung, apabila tidak dibantu oleh pemberitaan akan tidak berdampak.
“Jadi apa yang kami lakukan tanpa bantuan rekan-rekan media jadi tidak ada artinya,” tegas Retno.
“Hayu kita bersinergi, kalau ISBI berhasil ngajomantara, berarti itu hasil dari kinerja semuanya, dari pihak ISBI Bandung, pemerintah, penguasa, komunitas, dan pihak media.”
“Tadi juga Pak Hilman Farid, Dirjen Kebudayaan, mengajak fokus bersama-sama memajukan kebudayaan,” imbuhnya.
Dengan begitu dia berharap melalui RPJM yang baru serta mengingat pentingnya hal ini, maka semua pihak terkait, bisa bergerak bersama-sama bersinergi. Terlebih sudah ada Undang-undang Pemajuan Kebudayaan, No 5 Tahun 2017. [SR]***