majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Widyatama (UTama) tahun 2020 ini berhasil menduduki ranking ke-57, dalam pemeringkatan perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia dari Kemenristekdikti (tanggal, 18 Agustus 2020).
Capaian itu melampaui target dari Djoko S. Roespinoedji, S.E., PG., DIP. Ketua Yayasan Widyatama, ranking 60. Pada tahun sebelumnya (2019) UTama menduduki ranking 100 besar, tepatnya di posisi ke-95.
Peran Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S. IP., M. Si., Rektor Univesitas Widyatama yang memimpin UTama sejak tanggal 17 Agustus 2019, menjadi salah satu kunci keberhasilan itu. Seperti yang dijelaskan oleh Djoko S Roespinoedji, Ketua Yayasan Widyatama, kepada majalahsora.com, di kantornya Jalan Cikutra No. 204-A, Kamis (20/8/2020).
“Kami memaknai perankingan perguruan tinggi di Indonesia menjadi suatu wujud prestasi dan juga kemajuan lembaga kami,” kata Djoko.
“Jadi itu menggambarkan bahwa proses kegiatan akademik berikut segala aspek pendukungnya berjalan dengan baik, di bawah kepemimpinan Prof. Obsatar Sinaga termasuk dari para wakil rektor, dekan dan prodi dalam melakukan berbagai upaya. Sehingga proses ini menjadi suatu ujian dan hasilnya memang sesuai dengan ekspektasi,” imbuhnya.
Dirinya mensyukuri atas raihan UTama yang dari tahun ke tahun rankingnya terus menanjak, terlebih tahun ini ada pada posisi 57.
“Tahun 2020 ini Alhamdulillah, menduduki ranking ke-57, walaupun kalau melihat secara konten memang penilaian ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini yang dilihat penilaiannya itu meliputi input, output, proses dan outcome. Variabel penilaian nya agak berubah sedikit. Tahun lalu, variabel penilaiannya, mencakup SDM, publikasi, kemahasiswaan, inovasi dan kelembagaan,” terang Djoko.
(Universitas Widyatama, kampus berkualitas di Kota Bandung. Info penerimaan mahasiswa baru, klik widyatama.ac.id)
“Namun dengan ada perubahan ini, Alhamdulillah rezekinya tetap naik. Artinya Widyatama itu adaptif, siap dengan segala perubahan yang begitu cepat, aturan yang begitu cepat. Alhamdulillah kami bisa membuktikan kepada seluruh stakeholder bahwa kami bisa berprestasi di tahun ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, bahwa hal tersebut merupakan hasil kerja keras dari Universitas Widyatama.
Kiri ke kanan: Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi, Wakil Rektor III, Bidang Riset, Pengembangan & Kerjasama, Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S. IP., M. Si., Rektor UTama dan Djoko S. Roespinoedji, S.E., PG., DIP., ketua Yayasan Widyatama.
“Namun PR kami belum sampai di sini saja, kami masih mengejar capaian lainnya. Salah satunya tahun ini kami sedang menghadapi sembilan reakreditasi program studi ditambah juga dengan akreditasi institusi. Tentu harapan ini bagus sehingga ini menjadi modal kami untuk terus menaikkan prestasi, bentuk harapannya peringkat kami di tahun-tahun mendatang secara konsisten terus ada peningkatan (ranking 30-an),” kata Djoko.
Saat ditanya dengan makna ranking ke-57, menurut Djoko angka 57 sendiri merupakan angka istimewa bagi dirinya serta memiliki histori. Di antaranya secara kebetulan ia memiliki perusahaan, nama PT-nya di ujungnya ada angka 57.
“Kebetulan saya juga lahir di tanggal 7. Sedangkan angka lima menjadi angka favorit. Mempunyai perhatian terhadap angka 5 dan 7 itu. Alhamdulillah kita mencapai posisi ke 57. Surprise dan kebanggaan,” ungkap Djoko.
Senada dengan Djoko, Prof. Dr. Mohd. Haizam Bin Mohd. Saudi, Wakil Rektor III, Bidang Riset, Pengembangan & Kerjasama sangat bersyukur atas raihan yang dicapai oleh Universitas Widyatama menduduki ranking ke 57.
Menurutnya salah satu indikator penilaian dalam perankingan dari Kemenristekdikti yaitu publikasi jurnal internasional para dosen.
Ia menjelaskan bahwa sampai saat ini ada sekitar 276 dosen Universitas Widyatama dari lima fakultas yang ada termasuk dosen pascasarjananya, turutserta dalam penulisan jurnal internasional.
Lebih lanjut ia menjelaskan, terbaru ada sekitar 914 jurnal para dosennya yang sudah dipublikasikan, ke dalam jurnal Scopus.
“Ke depan kami akan usahakan lagi untuk menambahkan publikasi paper dosen di jurnal internasional,” kata Prof. Haizam.
“Tugas kami memotivasi para dosen supaya bisa terus menulis dan mempublikasikan pada jurnal internasional. Kami juga berharap supaya dosen-dosen kami berkolaborasi dengan dosen dari universitas lainnya. Terutama universitas di mancanegara. Agar kualitas paper/tulisan berbasis penelitian bisa ditingkatkan lagi, di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Untuk itu, menurut Prof. Haizam pihaknya membuat klaster. Kini ada sebanyak 44 klaster yang ada di Widyatama memainkan perannya yang lebih aktif untuk meningkatkan jumlah publikasi dosen.
Ke depannya sesuai arahan dari Rektor UTama, menurut Warek III UTama itu, pihaknya akan lebih proaktif dalam membuat publikasi dan juga lebih agresif di dalam melakukan kerjasama, dengan perguruan tinggi di mancanegara. Agar terjalin kolaborasi lebih baik terutama dalam hal inovasi. [SR]***