majalahsora.com. Kota Bandung – Smart Tren Ramadhan 1440 H/Sanlat di SMAN 18 Kota Bandung menggunakan pola Ustad masuk sekolah.
Tahun ini Dinas Pendidikan Jawa Barat menyodorkan tiga pola pelaksanaan kegiatan Smart Tren Ramadhan, yang bisa dilaksanakan oleh setiap sekolah SMA/SMK negeri swasta di Jawa Barat.
H. Sugiarto, Kepala SMAN 18 Kota Bandung saat membuka acara
Pertama dilaksanakan di pondok pesantren/di luar sekolah (pesertanya mondok di pesantren), kedua mengundang pemateri ustad/ajengan ke sekolah, serta ketiga bisa dilaksanakan di sekolah dengan pemateri dari internal.
Terkait kegiatan tersebut Wakasek Kesiswaan SMAN 18 Bandung, Herlina, S.Pd. memaparkan bahwasanya pihaknya dari hari Rabu tanggal 22 Mei 2019 melaksanakan kegiatan itu.
Hj. Herlina
“Kalau dulu kegiatan Smart Tren itu kita mengenalnya Sanlat. Maka untuk tahun ini berdasarkan anjuran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat beserta program dari gubernur dan wakil gubernur, maka istilah Sanlat itu berganti menjadi Smart Tren Ramandhan,” kata Herlina, Rabu (22/5/2019) pagi.
Lebih lanjut ia menjelaskan kegiatan Smart Tren/Sanlat tahun ini diikuti oleh 344 siswa/i kelas X serta kelas XI sebanyak 326 siswa/i.
Dilangsungkan di sekolahnya, Jalan Madesa No 18 Situ Gunting Bandung.
Peserta Smart Tren Ramadhan 1440 H SMAN 18 Bandung
“Dalam Smart Tren ini ada 3 pola yang bisa dilaksanakan oleh setiap sekolah dan khusus di SMAN 18 Bandung ini mengambil pola Ustad masuk ke sekolah. Kita mendatangkan ustad ke sekolah untuk menyampaikan tausiah,” jelas Herlina.
Pelaksanaanya dimulai dari pukul 8 pagi sampai bada Dhuhur.
Dihelat selama empat hari. Dua hari pertama diperuntukan untuk kelas X (tanggal 22-23 Mei 2019) berikutnya diperuntukan untuk kelas XI (tanggal 24-25 Mei 2019).
Saat upacara pembukaan kegiatan
“Alasan kami mengadakan kegiatan ini menjadi 2 gelombang yaitu agar tercapai hal yang maksimal. Yakni dengan kegiatan Smart Tren ini para siswa dapat terbentuk karakter yang lebih baik lagi dibanding sebelumnya,” paparnya.
Pada kegiatan Smart Tren ini setiap paginya para peserta akan mengikuti beberapa rangkaian kegiatan.
Di antaranya melaksanakan sholat Dhuha berjamaah, tadarus Al Quran, BTQ serta fiqih.
Antusias para peserta pesantren di sekolahnya
Selain itu terdapat materi pembentukan karakter dan ditutup dengan sholat Dzuhur berjamaah.
“Khusus untuk 10 hari terakhir seluruh siswa/i wajib melaksanakan sholat Tharawih di kediamannya masing-masing dan hasil ceramahnya wajib diserahkan kepada sekolah dan hal ini menjadi salah satu unsur penilaian,” kata Herlina.
Senada dengan Herlina,Drs. Wika Muslihadi, M.M., Koordinator kegiatan Smart Tren Ramadhan sekaligus staf kesiswaan SMAN 18 Bandung menjelaskan, dalam pelaksanaannya Smart Tren tersebut dibagi menjadi 2 gelombang.
Suasana kegiatan Smart Tren SMAN 18 Bandung
Untuk peserta pria diadakan di mesjid sedangkan wanita di Aula.
Sementara itu yang menarik di SMAN 18, untuk siswa non muslim tidal diliburkan mereka melaksanakan kegiatan keagamaan juga.
Mempelajari ajaram agamanya, dilaksanakan di ruang kelas khusus.
“Untuk siswa non muslim terdapat kegiatan tersendiri, yakni pembinaan rohani, pelaksanaannya di sekolah kami. Kegiatan ini telah berjalan selama 2 tahun,” jelasnya.
Di SMAN 18 Bandung sendiri tercatat ada 22 siswa non muslim untuk kelas X dan 15 siswa dari kelas XI.
Masih berkaitan dengan pelaksanaan (Smart Tren Ramadhan) para siswa dibimbing oleh empat orang Guru Agama Islam.
Disamping itu pihaknya mengundang dua pemateri dari luar sekolah.
Diskusi
“Kegiatan Smart Tren ini sebagai salah satu kegiatan untuk mengisi kekosongan setelah para siswa beres menjalani PAT,” papar Wika.
” Harapan kami ke depannya semoga ilmu yang di dapat dari kegiatan Smart Tren ini, bisa meningkatkan kualitas ketakwaan siswa kami kepada Alloh SWT, dan semoga apa yang dihasilkan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari,” pungkasnya. [SR]***