Drs. Arief Achmad M, M.SC., M.Pd., Kepala SMAN 19 Kota Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Siswa SMA/MA kelas XII di seluruh Indonesia, Senin (19/3/2018) serentak mengikuti kegiatan USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional), tahun pelajaran 2018-2019. Berlangsung hingga tanggal 27 Maret 2018.
Pada pelaksanaannya ada beberapa sekolah yang sudah menggunakan komputer/laptop (bebasis komputer), dan tidak sedikit yang masih menggunakan kertas (berbasis kertas), yang mengujikan seluruh mata pelajaran.
Drs. Engkos Kosasih, M.M., Humas SMAN 19 Kota Bandung
Berkaitan dengan USBN tahun ini, pada hari pertama kegiatan, majalahsora.com, sengaja memantau pelaksanaan USBN di SMAN 19 Kota Bandung, yang dipimpin oleh Arief Achmad M.
Dari Infomasi yang di dapat dari Engkos, Humas SMAN 19 Kota Bandung, mengatakan ada 482 siswa kelas XII dari jurusan IPA dan IPS, yang mengikuti ujiannya, ditempatkan di 26 ruangan.
“Alhamdulillah,di hari pertama, siswa kami hadir semua, mudah-mudahan sampai hari terakhir pun sama, sehat semua tidak kekurangan satu apapun. Jam pertama ujiannya dimulai dari pukul 07.30-09.30, berikutnya dari pukul 10.00-12.00,” kata Engkos, di Lobi SMAN 19, Senin (19/3/2018) siang.
Kepala SMAN 19 Kota Bandung, berfoto dengan panitia USBK
Masih kata Engkos, dirinya menjelaskan bahwa USBN di SMAN 19 Kota Bandung, masih menggunakan kertas. Hal itu berkaitan dengan kesiapan fasilitas sekolah yang belum memadai, untuk melaksanakan ujian berbasis komputer.
“Tahun ini kami masih berbasis kertas USBN-nya. Siswa kami ada 482-an, maka jumlah komputer yang tersedia harus sesuai jumlah siswa. Kondisi di kami agak berat, apabila harus menyediakan komputer sejumlah siswa. Hal itu sudah dikomukasikan dengan komite juga, jadi tahun ini berbasis kertas saja. Insya Alloh, tahun depan mudah-mudahan kami bisa melaksanakan USBN berbasis komputer,” tambahnya.
USBK SMAN 19 Kota Bandung, menggunakan kertas
Sambung Engkos sebetulnya lebih enak menggunakan komputer karena semua pihak baik siswa, panitia dan guru kerjanya jadi lebih praktis, baik dalam persiapan maupun pemeriksaannya. “Untuk menyediakan komputer itu memerlukan dana. Sedangkan dana spp dari siswa yang masuk ke sekolah belum sesuai yang diharapkan. Tapi kami memakluminya, karena siswa kami banyak yang SKTM/tidak mampu, mudah-mudahan ke depan lebih baik,” imbunya.
USBN sendiri merupakan ujian berstsandar nasional, yang sama pentingnya dengan UNBK. “Meskipun tidak mempengaruhi kelulusan, ijazah USBN bisa digunakan sebagai tanda kelulusan, melanjutkan ke perguruan tinggi, atau pun untuk kerja. Jadi uijiannya harus serius,” terang Engkos.
Keseriusan siswa siswi SMAN 19 Kota Bandung, mengikuti kegiatan USBK
Berbeda dengan penyelenggaraan USBN, untuk kegiatan UNBK, SMAN 19 akan melaksanakan berbasis komputer. Tahun ini merupakan tahun yang kedua, yang dilaksanakan tanggal 9-12 April 2018.
“UNBK di SMAN 19, harusnya menggunakan lima ruangan, yang tersedia baru ada tiga ruangan dengan jumlah komputer 60 unit. Nanti sisanya kerjasama dengan SMPN 35 Kota Bandung. Karena di SMPN 35 pun sama kekurangan. Waktu pelaksanaannya siswa kami sebagian ikut di SMPN 35, begitu pun sebaliknya,” pungkas Engkos [SR]***