majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Sangga Buana (USB) YPKP Bandung, mengadakan kegiatan seminar yang menghadirkan dan diikuti peserta dari berbagai negara. Sekaligus menjadi program pengabdian kepada masyarakat (PkM) internasional.
Mengusung tema”Implementing Discipline and Entrepreneurial Spirit At An Early Age” ini diadakan di aula kampus yang berada di Jalan PHH Mustoppa No 68, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, pada hari Rabu (6/3/2024).
Diadakannya kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada Guru Paud, mengenai penanaman jiwa kewirausahaan yang ditanamkan sejak usia dini.
Para peserta berfoto bersama Rektor dan narasumber, pada kegiatan seminar internasional
Menghadirkan narasumber dari Indonesia, Jepang, Korea Selatan serta SEAMEO CECCEP.
Sedangkan pesertanya Guru PAUD dari Kecamatan Cibeunying Kidul, Kecamatan Cimenyan. Ada juga peserta on-line dari negara Kamboja, Jepang dan Timor Leste.
Rektor USB YPKP, Dr. Didin Saepudin, SE., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini diadakan oleh Fakultas Ekonomi, salah satu kontribusi dari kampus yang dipimpinnya, untuk kemajuan negara dan bangsa ke depan.
Kegiatan seminar Fakultas Ekonomi USB YPKP, bagian dari kegiatan PkM internasional
“Ini ada kaitannya dengan keingin tercapaian Indonesia emas pada tahun 2045. Kami memberikan sumbangsih, terkait membangun karakter usia dini dari sisi kewirausahaan,” kata Didin, kepada awak media.
Pasalnya kata Didin suatu negara dianggap sudah maju, tatkala proporsi jumlah penduduknya, sebanyak 12 persen merupakan wirausaha.
“Indonesia sampai tahun 2023 ini, baru mencapai angka 3,47 persen. Sehingga gap (celah) nya cukup lebar. Dengan kegiatan ini kami mencoba mereduksi gap tersebut. Sehingga saat mereka (siswa Paud) masuk usia kerja sudah terbangun jiwa wirausahanya,” imbuh Didin.
Rektor USB YPKP Bandung, melihat hasil karya siswa Paud yang dipamerkan
Dengan begitu gap tersebut akan terus tereduksi, saat mereka sudah memasuki usia produktif.
Lanjutnya dengan kegiatan ini, Guru Paud menjadi lebih peduli dalam membangun karakter usia dini mengenai kewirausahaan.
“Apalagi sekarang ada kolaborasi dengan berbagi negara. Guru Paud bisa sharing satu sama lain, sehingga mereka juga memiliki wawasan yang lebih luas bagaimana masuk ke dunia global yang dibangun dari sekarang. Termasuk dalam hal berkompetisi antara individu yang memiliki karakter kewirausahaan tersebut,” kata Didin.
Rektor USB YPKP bersama Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. C. Aryanti Ratnawati, SE., M.Si
Berkaitan dengan negara lain yang bisa ditiru, terutama dalam hal penanaman karakter kewirausahaan, kata Didin mencontohkan negara Jepang dari sisi kedisplinannya.
“Seperti budaya antri dan sebagainya. Itu kan harus dibangun. Dengan cara seperti itu mereka terbiasa dengan disiplin, melakukan hal-hal yang memang benar, maka akan mudah untuk membangunnya.”
“Apalagi nantinya mereka, menjadi calon-calon yang akan masuk ke perguruan tinggi. Kalau sudah terbangun insya Allah akan dengan mudah membangunnya,” kata Didin.
Guru Paud, bagian penting dalam menanamkan jiwa entrepreneur kepada anak usia dini
Dalam kesempatan ini Didin pun mengungkapkan bahwa lulusan dari USB YPKP, empat persennya didorong untuk menjadi wirausahawan.
“Pertama kami memasukkan unsur mata kuliah dalam kurikulum, terkait mata kuliah kewirausahaan.”
“Di kami ada dua mata kuliah kewirausahaan di setiap prodinya. Apapun harus ditempuh oleh mahasiswa kami, mata kuliah kewirausahaan umum, kemudian kewirausahaan yang spesifik terhadap program studi atau fakultasnya.”
Para peserta serius mengikuti kegiatan seminar internasional
“Misalnya di Fakultas Teknik, akan berbicara technopreneur. Kemudian di Fakultas Ekonomi, di Fakultas Fisip ada lagi,” kata Didin.
Penguatan mata kuliah ini dilakukan dalam dua semester. Di samping itu memfasilitasi para mahasiswa terlibat dalam Inkubator Bisnis Universitas Sanggabuana (IBISS) YPKP.
“Itu pun sudah kami siapkan fasilitasnya. Terutama bagi mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneur. Karena yang masuk USB tidak semua murni mahasiswa fresh graduate SMA, yang kerja, tetapi banyak yang berwirausaha juga. Tetapi masih awal (startup). Kami akan kuatakan di sini (IBISS),” kata Didin.
Ada juga kegiatan lainnya yang mendukung lahirnya banyak lulusan USB YPKP sebagai entrepreneur, yakni ICEBREAK, kompetensi wirausaha muda antar mahasiswa yang ada di kampus.
Pemaparan materi dari salah satu narasumber
“Ya dengan upaya-upaya tersebut mudah-mudahan bisa membangun jiwa wirausahanya dan diharapkan melahirkan wirausaha murni. Bukan sekedar ikut-ikutan. Tetapi mereka memang punya cita-cita sebagai wirausaha.”
Sebagai kampus unggul yang berbasis wirausaha, kata Didin bukan berarti lulusannya akan menjadi wirausaha semua. Namun empat persen lulusan USB berwirausaha.
“Sisanya apabila bekerja dimanapun, mereka memiliki jiwa wirausaha, seperti inovatif, jujur, berintegritas serta teu epes meer (mudah menyerah),” pungkasnya
Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. C. Aryanti Ratnawati, SE., M.Si., mengatakan bahwa penanaman jiwa kewirausahaan sejak dini itu tidak hanya berbicara mengenai keuntungan saja, namun paling penting ditanamkan mengenai gaya hidup tidak konsumtif serta tidak boros.
Rektor USB YPKP, berfoto dengan narasumber kegiatan seminar internasional
“Ini sebetulnya sasaran kami. Kemudian diimplementasikan dengan beberapa kerja sama yang akan sustain dengan beberapa kelembagaan yang terkait dengan Paud ini,” kata Dekan FE.
Berikut pembicara dalam kegiatan PkM dan seminar internasionalnya, Bunda Paud Kecamatan Cibeunying Kidul, Hj. Aneu Susimie Hilmi, S.Pd., M.Pd., dari SEAMEO CECCEP, Drs. Jejen Zainal Arifin, mereka memaparkan materi “Tantangan Pendidikan Usia Dini dalam Mencapai Generasi Emas”.
Lalu dari Asari Educational School Grup Japan, yakni Norizaku Suzuki serta dari Direktorat Kerja sama USB, Andini Radisya Pratiwi, Ph.D., memaparkan materi “Kurikulum Pendidikan Usia Dini dalam Pembentukan Karakter Disiplin Anak menuju Wirausaha Tangguh, Pengalaman Jepang”.
Berikutnya Mark Choi, Ph.D., dari Mark Any Korea dan Ade Rohmat, Mahasiswa USB, membahas mengenai “Model Literasi Kewirausahaan pada Pendidikan Usia Dini”. [SR]***