majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Langlangbuana (Unla) Kota Bandung terus berupaya melambungkan rengking dan kualitasnya ke arah yang lebih baik.
Untuk mencapai itu Unla memiliki strategi lima tahun ke depan, seperti melakukan penguatan institusi, penguatan sumber daya manusia serta penguatan sarana prasarana. Di samping penguatan tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Sebagai langkah nyata pihak Universitas Langlangbuana pun langsung melakukan tindakan strategis dengan melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Widyatama.
Dalam rangka penguatan institusi, Unla akan bersinergi dan melakukan sharing dalam berbagai hal.
Brigjen Pol. (Purn). Dr. H.R.AR. Harry Anwar SH., M.H., Rektor Unla menandatangani MoU tersebut dengan Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, S. IP., M. Si., Rektor Universitas Widyatama. Dihelat Selasa (14/1/2020) siang di Gedung B, lantai VI, ruang seminar Universitas Widyatama, Jalan Cikutra No. 204-A.
Isi dari MoU-nya mengenai tridarma perguruan tinggi, salah satunya dibidang penelitian termasuk dalam penerbitan jurnal internasional terindeks Scopus untuk para dosennya.
Sinergitas Unla dan Universitas Widyatama dalam meningkatkan kualitasnya (Poto)
Kepada majalahsora.com, Brigjen Pol (Purn) Dr. H.R.AR. Harry Anwar mengatakan tahun ini pihaknya akan menerbitkan sekitar 170-an jurnal internasional.
Hal itu untuk mendongkrak rengking Unla masuk 100 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Kini Unla menduduki posisi ke-168.
Di samping itu secara berjenjang Unla ingin mencetak 150 dosen bergelar doktor. Saat ini di Unla baru ada sekitar 73 dosen bergelar doktor. Diharapkan menjelang tahun 2025 target itu bisa tercapai.
“Cita-cita kami tidak usah muluk-muluk karena ada banyak aspek yang Langlangbuana perlukan. Dilakukan secara bertahap, alon-alon asal kelakon,” katanya.
“Tindak lanjutnya tidak hanya dalam hal penelitian tetapi dalam hal penguatan institusi. Sering berkonsultasi dan hal lainnya dengan Universitas Widyatama,” pungkas Rektor Unla.
Sementara itu Rektor Universitas Widyatama saat memberikan sambutannya mengatakan, setelah hadirnya Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) tidak ada lagi dikotomi antara universitas negeri dan universitas swasta.
Pihak Yayasan Widyatama yang kini berusia 47 tahun, selalu mendukung program Universitas Widyatama (Poto)
Semua perguruan tinggi di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi yang terbaik dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi.
Terlebih kini Universitas Widyatama dipercaya oleh LLDIKTI Wilayah IV menjadi rujukan dalam menerbitkan jurnal internasional.
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Prof. H. Uman Suherman, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar Banten, saat membuka kegiatan Inovasi Perguruan Tinggi, di Sumedang beberapa waktu lalu. Dirinya mengajak perguruan tinggi dan universitas di Jabar Banten, untuk melakukan & menulis penelitian dan menerbitkannya pada jurnal internasional.
“Mari kita berkolaborasi agar sama-sama perguruan tinggi/universitas yang ada di Wilayah IV (sekitar 486 perguruan tinggi yang ada) bisa unggul dan maju beriringan satu sama lain,” katanya, saat itu.
Terlebih pihak LLDIKTI Wilayah IV menggandeng Rektor Universitas Widyatama yang telah memiliki personal garansi dalam menerbitkan jurnal internasional di Eropa dan Amerika dengan slot 5000 jurnal. Malah kini naik menjadi 12.000 slot.
Perlu diketahui Universitas Widyatama sendiri sudah menerbitkan sekitar 635 jurnal internasional. Bahkan ratusan jurnal lagi sedang dalam proses Latter Of Acceptance (LOA).
Poto bersama pihak Universitas Widyatama dan Universitas Langlangbuana (Poto)
Di samping itu dalam kurun waktu tiga bulan setelah Prof. H. Obi, sapaan akrab Rektor Universitas Widyatama (17 Agustus 2019) , kampus yang dipimpinnya melejit masuk 100 perguruan tinggi tebaik (negeri & swasta) tepatnya rengking 95. Sebelumnya berada di posisi 200-an, serta banyak prestasi lainnya.
Di antaranya dari segi lulusan Widyatama yang diterima kerja tiga bulan setelah lulus, enam prodi terakreditasi secara internasional dan lainnya.
Tidak bisa dipungkiri atas raihan prestasi itu LLDIKTI Wilayah IV, mempercayakan Widyatama sebagai rujukan kampus lainnya di Jabar dan Banten. Termasuk menilai keseriusan Widyatama yang berhasil membangun iklim akademik, sehingga bisa ditularkan ke kampus lainnya.
Terkait penulisan jurnal intenasional Unla, Prof. H. Obi akan memberikan 1000 slot.
“Satu orang dosen bisa menulis sebanyak 3 jurnal internasional. Sebab Universitas Widyatama sendiri memiliki slot sebanyak 12.000,” katanya.
“Kerjasama ini hal yang positif bagi kami. Sama-sama memberi warna untuk memajukan satu sama lain. Kami ingin maju bersama-sama. Apabila Unla nanti bisa masuk rengking 100 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Insya Alloh Widyatama pun bisa naik ke posisi 25,” pungkasnya. [SR]***