majalahsora.com, Kota Bandung – Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., resmi menjabat sebagai Pelaksana Tugas Rektor (Plt.) Universitas Padjadjaran terhitung mulai 16 April lalu.
Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad yang juga menjabat Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti ini ditunjuk langsung oleh Menristekdikti.
Prof. Rina menjelaskan Plt. Rektor adalah tugas yang ditunjuk oleh Menteri untuk mengisi kekosongan setelah masa jabatan Rektor habis dan tidak diperpanjang. Unpad sebagai PTNBH memiliki Majelis Wali Amanat (MWA) yang mengangkat dan memberhentikan Rektor.
MWA telah berkoordinasi dengan Menristekdikti dalam pengisian kekosongan jabatan Rektor setelah masa jabatan Prof. Dr. Tri Hanggono Achmad yang berakhir pada tanggal 13 April 2019, dan memutuskan penugasan Plt Rektor hingga 6 (enam) bulan ke depan. Surat keputusannya langsung dari Menristekdikti.
Tugas Plt. Rektor kurang lebih menjalankan tugas dasar seorang Rektor. Utamanya, penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi tetap harus berjalan secara optimal.
Beruntung seluruh pimpinan, Wakil Rektor, Dekan dan pejabat lain tetap menjalankan tugas dan fungsi secara baik sehingga kinerja Unpad dapat terjaga sesuai harapan. Secara prinsip semua kegiatan pendidikan berlangsung seperti biasa.
Namun demikian Plt. Rektor tidak boleh membuat kebijakan strategis. Kalaupun harus melakukan, maka akan berkonsultasi dengan MWA dan Menteri yang menugaskan.
Sejauh ini, penetapan Plt. tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas tridarma dan kelembagaan, dengan dukungan seluruh organ berjalan seperti fungsi yang diharapkan. Berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini seharusnya menjadi pelajaran baik bagi seluruh elemen Unpad untuk lebih bersemangat dalam meningkatkan kinerja dan reputasi Unpad di tingkat nasional dan internasional.
Terkait pemilihan rektor, melalui Prof. Rina, Menristekdikti berpesan agar Unpad dapat menjaring dan memilih pemimpin yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni karena Unpad adalah perguruan tinggi besar yang sudah menyandang status PTNBH dan harus dikelola dengan optimal dan progresif.
“Kita berharap ke depan Unpad bisa masuk rangking 15 besar World Class University (WCU). Untuk dapat mewujudkan hal itu, Prof Rina dituntut untuk membuat suasana internal harus terjaga agar semua sivitas dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga enam bulan kemudian kinerja Unpad minimal sama atau bisa lebih tinggi dari bulan April,” kata Rina, pada acara buka bersama media di Unpad Training Center, Jalan Dago No 4 Bandung, Jumat (24/5/2019).
Untuk mewujudkan hal tersebut Prof. Rina akan merangkul semua elemen Unpad. Mulai dari Senat Akademik, Majelis Wali Amanat, sesepuh, guru besar, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa. Beliau berharap agar sivitas akademika, tenaga kependidikan, dan mitra di luar Unpad, dapat mendukung proses Pilrek ini berjalan seperti harapan tadi. Kita mendukung MWA bekerja dan memilih Rektor yang terbaik.
Selain itu, untuk mewujudkan target WCU, selain meningkatkan kinerja riset dan publikasi Unpad, juga perlu meningkatkan kinerja internasionalisasi program studi. Ini dilakukan supaya mutu lulusan bisa terekognisi oleh dunia internasional. Misalnya, kurikulum di Sastra harus terstandar internasional, supaya lulusannya mau kerja di mana pun harus bisa diterima. Itu salah satu tanda WCU.
Prof. Rina juga berharap mutu lulusan terus didorong. Kalaupun tidak berhasil 6 bulan, paling tidak sudah ada dorongan. Jika Unpad menghasilkan lulusan yang bermutu, berdaya saing internasional diharapkan akan memiliki kinerja bagus dan memiliki kedekatan dengan almamater sehingga kemitraan dengan Unpad lebih banyak dan dapat terekognisi secara internasional.
“Dari sejak zaman Rektor terdahulu sudah didorong peningkatan dana kerja sama dari pemerintah maupun swasta. Tapi ‘kan itu tidak mudah. Kita perlu membangun kepercayaan seluruh mitra yang ada di nasional maupun internasional. Mereka bisa percaya pada Unpad dan bisa bekerja sama dengan Unpad, sehingga kerja sama dalam tridhrama perguruan tinggi dapat masuk. Tidak hanya dari APBN, (dana) swasta juga harus dilkumpulkan”, ujarnya.
Dan selama diberi kepercayaan menjabat, Prof. Rina berharap bahwa Unpad harus menjadi perguruan tinggi besar, bereputasi internasional, dosen dan lulusannya berkelas internasional, serta berkontribusi pada pembangunan nasional. Itu perlu timeline dan perlu kejelasan arahnya. Karena itulah, Pak Menteri berpesan bahwa Unpad butuh rektor yang paham dan berpengalaman. Bukan hanya paham kondisi saat ini, tetapi paham kondisi masa depan.
“Rektor (baru) juga harus paham teman (peer) PTNBH-nya siapa dan bergerak kemana. Misalnya kita harus memiliki daya saing komparatif misalnya terhadap , teman sesama PTNBH seperti Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Hassanudin (Unhas), dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Prof. Rina berharap Unpad tidak boleh kalah dengan perguruan tinggi peer-nya,” katanya.
Unpad sudah mencatat banyak prestasi akademik. Tetapi kalau perguruan tinggi lain bergerak lebih cepat, kita pun harus punya inovasi yang juga cepat dan memiliki manfaat bagi internal Unpad dan masyakat. [SR]***