majalahsora.com, Kota Bandung – Universitas Widyatama Kota Bandung terus berkomitmen untuk meningkatkan kolaborasi dengan berbagai kampus, mengaplikasikan tri dharma perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat).
Terutama kolaborasi publikasi jurnal internasional terindeks Scopus (karya ilmiah/hasil penelitian) para dosen, di berbagai perguruan tinggi.
Hal itu bisa dilihat dari makin banyaknya perguruan tinggi yang melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan Universitas Widyatama.
Apabila dijumlahkan ada sekitar 30-an perguruan tinggi yang sudah bekerjasama dengan kampus yang terletak di Jalan Cikutra No 204-A.
Perlu diketahui saat ini tidak sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang menemui masalah dan kesulitan, menerbitkan jurnal internasional para dosennya.
Khususnya bagi perguruan tinggi yang ada di bawah naungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jabar & Banten, yang berjumlah sekitar 480-an.
Oleh karena itu Universitas Widyatama, hadir menjadi solusi, dalam mempublikasikan jurnal internasional bagi semua perguruan tinggi.
Terutama sejak Universitas Widyatama dipercaya oleh LLDIKTI Wilayah IV, untuk melakukan kolaborasi dengan banyak perguruan tinggi.
(Universitas Widyatama tempat kuliah berkualitas info widyatama.ac.id)
Hal itu pun tidak terlepas dari peran sentral Rektor Universitas Widyatama., Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga.
Karena Prof. H. Obi, sapaan akrab Rektor Universitas Widyatama, memiliki personal garansi untuk mempublikasikan jurnal internasional terindeks Scopus di Eropa dan Amerika.
Dirinya pun menjalin kerjasama dengan editor inchief di Eropa dan Amerika.
Dari catatan yang diperoleh majalahsora.com, Universitas Widyatama sendiri sudah mempublikasikan sekitar 635 jurnal internasional para dosennya. Sekarang akan maju di angka 700-an.
Atas capaian itu baru-baru ini Universitas Widyatama mendapat 12.000 slot publikasi jurnal internasional, melonjak tinggi karena tadinya (di awal tahun 2020) diberi 5000 slot.
“Alhamdulillah, kami (Universitas Widyatama) mendapat kepercayaan untuk publikasi 12.000 slot jurnal internasional. Kami akan bagi ke perguruan tinggi lainnya untuk sama-sama mempublikasikannya,” kata Prof Obi, yang berhasil menyabet juara kedua dunia, penulisan artikel, (Ajang Pecipta, September 2019, di Malaysia)
kepada majalahsora.com, baru-baru ini.
Lebih lanjut ia mengatakan tidak sedikit perguruan tinggi yang ingin bekerjasama dengan pihak Widyatama, karena mereka kesulitan dalam hal publikasinya.
Di samping itu Universitas Widyatama pun menjadi solusi bagi perguruan tinggi di tanah air, bahkan macanegara.
Universiti Sains Islam Malaysia
(USIM), Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia dan IMW Malaysia telah melakukannya (MoU) mengenai penulisan jurnal internasional.
Saat ditanya oleh majalahsora.com alasan melakukan banyak MoU, Prof. H. Obi memaparkan bahwa pihaknya ingin berbagi manfaat, berkah serta kemajuan bersama-sama.
(Universitas Widyatama tempat kuliah berkualitas info widyatama.ac.id)
“Jangan hanya Widyatama saja yang maju semua harus maju bareng,” kata rektor muda, yang berhasil membawa Universitas Widyatama ke rengking 100 besar perguruan tinggi terbaik di tanah air dan rengking 12 perguruan tinggi terbaik di Jabar & Banten.
Terhangat, Universitas Esa Unggul Jakarta sengaja datang ke Kampus Universitas Widyatama melakukan MoU publikasi jurnal internasional.
Dilangsungkan, Rabu tanggal 22 Januari 2020, di Gedung B, Ruang Seminar Universitas Widyatama, Lantai VI.
Pada kesempatan itu Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, Rektor Universitas Esa Unggul menjelaskan kepada majalahsora.com, sebagai perguruan tinggi diminta tidak hanya bisa menghasilkan lulusan saja.
Namun juga memiliki hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Saat majalahsora.com bertanya alasan pihaknya melakukan MoU dengan Widyatama, ia mengatakan bahwa Univeritas Widyatama memiliki banyak pengalaman, yang menurutnya sangat banyak dan terbukti serta dijadikan benchmark (tolak ukur).
“Khususnya di bidang penelitian kami lihat sangat mumpuni. Di samping itu memiliki rangking yang tinggi masuk 100 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Tentunya hal itu tidak terlepas dari membuat penelitian dan pengabdian masyarakat yang baik,” kata Arief.
(Universitas Widyatama tempat kuliah berkualitas info widyatama.ac.id)
“Oleh karena itu kami sengaja datang ke Widyatama untuk melakukan MoU. Saling tukar menukar potensi dan kemampuan benchmarking, pada intinya seperti itu,” imbuhnya.
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya manajemen strategis.
Di mana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal
Dirinya pun berharap kerjasama tersebut menguntungkan kedua belah pihak.
Di Universitas Esa Unggul sendiri, kini ada sekitar 517 dosen. Dari jumlah itu yang betul-betul aktif menulis kurang dari setengahnya.
“Yang bisa menulis di jurnal internasional malah lebih sedikit lagi, tidak lebih dari 15% dosen,” terang Arief.
Dengan MoU publikasi dengan Widyawama diharapkan seperempat atau setengahnya dosen Universitas Esa Unggul bisa menulis di jurnal internasional (bisa terpublikasi).
Esa Unggu sendiri memiliki 10 fakultas dengan 34 program studi, serta 15.000 mahasiswa.
“Kami juga memiliki beberapa konvensi internasional dapat bekerjasama dengan Universitas Widyatama,” kata Arief.
Di penghujung wawancara ia berharap bahwa dengan MoU publikasi jurnal internasional, diharapkan dosen-dosennya dalam waktu dekat jenjang kepangkatannya banyak yang menjadi guru besar bahkan profesor. [SR]***