majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Universitas Bale Bandung (UNIBBA) salah satu kampus top di Kabupaten Bandung, dijadikan tempat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Ruang Obrolan Terbuka Asyik (Rotasi) Ramadhan dengan tema “Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan”, di GSG RH Lily Sumantri, Baleendah, Rabu (19/3/2024)
Menghadirkan Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, S.H., S.I., M.H., Dandim 0624 Kabupaten Bandung, Letkol. Inf. Hamzah Budi Susanto, SE., M.IP., Rektor UNIBBA, Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam, Kemenag Kabupaten Bandung,
Drs. H. Aziz Kawakibi, M.Si., dan Ketua KNPI Kabupaten Bandung, Rifki Fauzi, sebagai pembicara.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Pemuda Saber Hoaks bekerja sama dengan Forum Santri Jawa Barat dan Penggerak Moderasi Beragama.
Rektor Universitas Bale Bandung, Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S
Diketahui moderasi beragama memiliki makna upaya memoderasi penganut agama, agar dalam memahami dan mengamalkan ajaran agamanya tidak terjebak pada dua kutub ekstrem, baik yang terlalu ketat atau yang terlalu longgar.
Dalam kegiatan ini Iim Rektor UNIBBA akrab disapa mengatakan bahwa Pancasila merupakan anugerah yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia.
Pasalnya dalam Pancasila kata Iim, membahas keberagaman budaya dan agama.
Berkenaan dengan moderasi beragama di era digital khususnya, sebagai pimpinan perguruan tinggi, pihaknya sedang melaksanakan revitalisasi kurikulum, dimana pelajaran agama wajib diberikan kepada para mahasiswa.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo, S.H., S.I., M.H
Menurut Iim dalam muatan pelajaran agama juga mengupas mengenai unsur-unsur moderasi beragama dan ini menjadi suatu keharusan.
“Perlu pemahaman yang mendalam akan perkembangan digital dan dampaknya terhadap dinamika kehidupan beragama,” kata Iim kepada awak media majalahsora.com, usai kegiatan.
Apalagi tantangan di era digitalisasi, membawa informasi tanpa batas, tetapi juga ada tantangan terhadap misinformasi dan ekstremisme online.
Dandim 0624 Kabupaten Bandung, Letkol. Inf. Hamzah Budi Susanto, SE., M.IP
“Media sosial mempercepat penyebaran ide, termasuk yang berpotensi memicu intoleransi dan radikalisme,” kata Iim.
Tetapi era digital juga membuka peluang untuk mendukung dialog antaragama dan memperkuat toleransi.
“Namun memerlukan pendekatan yang berbeda untuk memanfaatkan potensinya,” ia menjelaskan.
Penandatanganan dan deklarasi moderasi beragama
Masih dikatakan Iim, urgensi penanaman nilai-nilai moderasi beragama dan penanaman nilai-nilai moderasi beragama sangat mendesak di era sekarang ini. Terutama di lingkungan kampus dengan mahasiswa dari latar belakang agama yang beragam, menyongsong Indonesia Emas 2045.
Adapun caranya kata Iim, dengan membangun dialog antar agama dan kerja sama lintas agama, dalam mendukung terciptanya lingkungan kampus yang inklusif dan harmonis.
Iim pun menjelaskan mengenai strategi memperkuat moderasi beragama, dengan melakukan penanaman nilai-nilai moderasi, seperti merancang program untuk mengintrenalisasi nilai-nilai moderasi beragama ke dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari.
Saat pembukaan kegiatan FGD Rotasi Ramadhan 1445 H, Wakil Rektor III, Dra. Rinayanti Laila Nurwulan, M.Pd (keempat dari kiri)
Lalu edukasi digital literasi esensial untuk membekali mahasiswa dalam memilah informasi dan menghindari hoaks.
Tidak kalah penting penguatan kerja sama, membangun kerja sama antar agama melalui kegiatan bersama, seminar, dan kegiatan edukasi yang inklusif.
Kemudian membangun ruang dialog yang aman dan inklusif untuk mengeksplorasi perbedaan dan menemukan kesamaan.
Rektor UNIBBA memberikan bingkisan Ramadhan kepada anak panti asuhan
Lanjutnya pentingnya mendukung moderasi beragama di era digital tidak lain untuk menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan aman bagi semua.
“Intisari dari FGD ini sangat baik, memberi wawasan bagi generasi muda kita. Alhamdulillah ini acaranya sangat sukses dan bagus sekali apalagi dilaksanakan di bulan Ramadhan penuh berkah.”
“Saya berharap ada kelanjutannya. Saya juga ucapkan terima kasih kepada Pak Kapolresta Bandung, Pak Dandim, perwakilan Kemenag Kabupaten Bandung, Ketua KNPI, Sekretaris Yayasan Pendidikan Bale Bandung Pak Undang, Wakil Rektor III, Bu Rina, Kabiro III Kemahasiswaan UNIBBA, Pak Aditya, panitia para mahasiswa, pelajar dan awak media yang hadir,” pungkas Iim.
Ketua Pelaksana Resta Nugraha yang merupakan mahasiswa UNIBBA, saat memberikan laporan
Dalam kesempatan yang sama Kapolresta Bandung Kombespol Kusworo Wibowo, S.H., S.I.K., M.H., menjelaskan bahwa moderasi beragama itu bagaimana cara bersikap dan cara pandang ataupun perilaku beragama. Namun tidak memaksakannya kepada orang lain yang berbeda keyakinan.
“Jika dalam agama Islam diatur dalam Surah Al-Kafirun. Bagimu Agamamu, dan Bagiku Agamaku,” kata Kapolresta.
Di samping itu dalam Pancasila sila pertama juga ditegaskan pada butir ke-7 tidak memaksakan agama lain, kemudian mengembangkan sikap menghormati dan kerja sama, serta sikap saling menghormati dan kebebasan beribadah.
Sekitar 270 orang peserta hadir di kegiatan FGD Rotasi Ramadhan di UNIBBA
Lanjutnya dalam UUD 1945 juga sudah diatur, menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agamanya masing-masing.
Menurutnya perlu ditekankan bahwa seluruhnya memiliki hak atas agamanya masing-masing.
“Jadi tidak boleh ada lagi saling memaksakan agamanya kepada orang lain sesuai dasar negara kita Pancasila dan UUD 1945.”
Antusias memperhatikan materi yang diberikan narasumber menambah wawasan moderasi beragama
Pembicara lainnya Letkol Inf Hamzah Budi Susanto, S.E., M.I.P. Dandim 0624, memaparkan bahwa TNI hadir di tengah masyarakat berdasarkan dasar dan regulasi yang jelas khususnya dalam moderasi beragama.
Katanya moderasi beragama itu sendiri diartikan sikap mengurangi kekerasan ekstrim dalam praktik beragama, sikap mengurangi perilaku radikal dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa.
Ia mencontohkan banyak kasus yang mengambil keuntungan dalam beragama, hal tersebut yang perlu diantisipasi.
Paduan suara Universitas Bale Bandung
Dalam kehidupan keberagaman agama di Indonesia berbanding lurus dengan keberagaman pendapat.
Pasalnya Terkadang keberagaman pendapat tersebut akan menyebabkan konflik agama.
Ketua Pelaksana Resta Nugraha yang merupakan mahasiswa UNIBBA menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan FGD Rotasi Ramadhan sebagai upaya menjaga keharmonisan antar umat agama di Kabupaten Bandung. Terutama di masa Bulan Suci Ramadhan.
Berfoto bersama dengan perwakilan dari unsur pelajar mahasiswa, organisasi pelajar dan kepemudaan
Kata Resta pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama, termasuk mempertahankan nilai-nilai kebangsaan yang luhur.
Masih berkaitan dengan kegiatan ini diikuti oleh sekitar 270 orang peserta dari berbagai unsur, seperti BEM Kampus se-Bandung Selatan, IP NU, MA Al Ihsan, HIMA Persis, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
Hadir juga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, HIMI Persis, Pemuda Sapu Bersih Hoaks, Jabar Bergerak, Purna Paskibraka Duta Pancasila, Ikatan Pelajar Persis, Ikatan Pelajar Putri Persis, Pelita Intan Muda, Komunitas Media, dan Himpunan Duta Bela Negara. [SR]***