majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Agroteknologi dan Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Bale Bandung (UNIBBA) mengikuti kegiatan uji kompetensi LSP III yang diadakan oleh Faperta UNIBBA, didukung oleh PSKK Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui LSP Pertanian Nusantara.
Diadakan selama dua hari, tanggal 9-10 Juni 2022, di kampus Faperta, Jalan RAA Wiranatakusumah, Baleendah, Kabupaten Bandung.
Dekan Faperta UNIBBA, Yudi Yusdian, mangatakan dalam kegiatan itu ada dua skema yang diikuti mahasiswanya, yakni pembuatan pupuk organik dan skema fasilitator penyuluh pertanian.
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, klik http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Dekan Fakultas Pertanian, Yudi Yusdian, S.P., M.P
Tujuannya, kata Yudi menyiapkan mahasiswa dan lulusan Faperta UNIBBA, yang kompeten di bidangnya, baik sebagai fasilitator penyuluh pertanian maupun pembuatan pupuk organik.
Setelah dinyatakan lulus para peserta akan mendapatkan Surat Keterangan Pendukung Ijazah (SKPI).
“Kegiatan ini juga merupakan aplikasi dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka di UNIBBA, khususnya Fakultas Pertanian” kata Yudi, di ruang kerjanya, Jum’at (10/6/2022).
Dr. Joko Santoso, MS., Dr. Endang Kantikowati, MP., dan Kundrat, SP., ME
“Total peserta yang ikut uji kompetensi sebanyak 60 orang. Dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama hari Kamis, tanggal 9 Juni 2022. Diikuti 30 mahasiswa. 10 orang pembuatan pupuk organik dan 20 orang fasilitator penyuluh pertanian, begitu juga pada hari kedua,” imbuhnya.
Yudi juga menjelaskan bahwa peserta tidak dipungut biaya alias gratis. Semua kegiatan dijembatani dan difasilitasi oleh LSP Pertanian Nusantara melalui dana APBN.
“Yang mengusung untuk memberikan PSKK kepada UNIBBA adalah direktur LSP Bapak Dr. Muhamad Nurdin Yusuf SE., MP sekaligus ketua APTSIPI Wilayah IV,” kata Yudi.
“Berkaitan dengan kegiatan ini, semoga terus berkesinambungan,” imbuhnya.
Asesor fasilitator penyuluh pertanian, Dr. drh. Agus Yuniawan Iswanto, MP
“Saya juga haturkan terima kasih untuk Pak Rektor da Pengurus Yayasan yang telah mendukung kegiatan ini. Begitu juga kepada Pak Agus, asesor LSP Pertanian Nusantara yang membantu dan mempercayakan kegiatan ini kepada UNIBBA,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Agus Yunianto, Asesor dari LSP Pertanian Nusantara mengatakan bahwa kegiatan uji kompetensi tersebut sangat baik dilaksanakan di UNIBBA.
“Kalau dari sisi akademik bisa untuk pembuatan bahan SKPI dari mahasiswa,” kata Agus, di halaman Faperta UNIBBA.
Suasana uji kompetensi fasilitator penyuluh pertanian
“Jadi mahasiswa setelah lulus selain menerima ijazah juga akan menerima SKPI,” imbuhnya.
Biasanya kata Agus sektor bisnis akan melihat SKPI itu, menunjukan “track record” mahasiswa dari sisi non akademisnya.
Hal tersebut menjadi salah satu tolak ukur kompetensi mahasiswa, pada masing-masing skema.
Asesor skema uji kompetensi pembuatan pupuk organik, simulasi terhadap bahan yang ada di lapangan
“Kebetulan dalam kegiatan ini ada dua skema, yakni pembuatan pupuk organik dan fasilitator penyuluh pertanian. Saya dari asesor penyuluh pertanian, jadi mengukur sejauh mana kompetensi mahasiswa (UNIBBA) sebagai penyuluh pada saat mereka diterjunkan kepada masyarakat,” kata Agus.
Karena biasanya, menurut Agus lulusan dari Faperta, selain jadi pendidik, dosen, konsultan, peneliti, juga bisa menjadi penyuluh.
“Terkait dengan penyuluhan uji kompetensi ini, mengukur sejauh mana kompetensi dari mahasiswa, jadi ini penting sekali,” katanya.
Jajaran Dosen Fakultas Pertanian UNIBBA
Agus pun menjelaskan untuk skema penyuluhan itu ada tiga yang paling dasar yakni fasilitator penyuluhan pertanian. Jika sudah mengikuti kegiatan tersebut maka ke depannya para mahasiswa bisa mengikuti uji kompetensi sebagai supervisor penyuluh pertanian.
“Dan nanti yang paling atas ada pakarnya. Untuk menjadi supervisor syaratnya harus memiliki sertifikat ini. Sedangkan untuk pakarnya harus memiliki sertifikat supervisor. Jadi berjenjang,” ungkap Agus.
Dirinya juga berharap ke depan semakin banyak mahasiswa UNIBBA yang ikut kegiatan itu, termasuk melahirkan asesor dari UNIBBA.
“Kalau ada uji kompetensi cukup Pak Yudi dan kawan-kawan yang menjadi asesor,” pungkasnya. [SR]***