Ade Suryaman, S.Pd., M.M., Kepala SMAN 10 Kota Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Dalam rangka kegiatan ‘Alumni Berbagi’ di SMAN 10 Kota Bandung, Ujang Koswara (Uko) hadir sebagai narasumber untuk memberikan pengalaman, motivasi serta pelatihan mengenai pembuatan lampu Limar (Listrik Mandiri Masyarakat), Jum’at (3/11/2017).
Ujang Koswara, saat memberikan materi kewirausahaan
Acaranya sendiri diikuti oleh ribuan siswa SMAN 10. Pada kesempatan itu Uko memaparkan mengenai lampu Limar yang memiliki banyak manfaat. Lampu Limar merupakan lampu yang dapat dirakit oleh para siswa. Untuk menyalakannya cukup menggunakan energi aki.
Uko yang merupakan wirausaha sosial dan pegiat pemberdayaan masyarakat pun menjelaskan mengenai sejarah terciptanya Limar, yang dibuat tahun 2008 lalu. Adanya lampu Limar karena keprihatinan dirinya terhadap masyarakat yang belum teraliri listrik. Dan hal tersebut dialami di daerah tempat tinggalnya, di Panjaten, Garut.
Uko berpesan, agar berkah, niat usaha itu jangan hanya karena materi
Sejak keberadaan lampu Limar dirasakan khalayak luas dan banyak manfaatnya, kini dirinya pun sering dimintai bantuan untuk mengajarkan pembuatan lampu Limar di berbagai daerah dan lembaga, seperti sekolah, desa, TNI, dll. Usahanya tersebut kini sudah diapresiasi oleh Presiden RI, Joko Widodo.
“Alhamdulillah, kini lampu Limar telah tersebar luas ke daerah-daerah yang belum teraliri listrik. Bukan hanya di pulau Jawa saja. Biasanya kami memasang ke pelosok-pelosok. Kami pasangi rumah-rumah dengan lampu Limar. Untuk mengecas akinya kami sediakan genset di setiap kantor desa. Dengan waktu yang singkat, aki yang dicash selama tiga jam bisa digunakan selama satu bulan untuk lima buah lampu,” terang alumni SMAN 10, tahun 1988 itu.
Uko memotivasi para siswa SMAN 10 Kota Bandung
Setelah memberikan materi Uko pun mengajak para siswa untuk praktek langsung merakit lampu Limar. Rencananya siswa SMAN 10 Kota Bandung akan merakit 500 buah lampu Limar untuk dipasang di 100 rumah warga di daerah Girimukti, Cililin.
Serius memperhatikan paparan Ujang Koswara
Masih pada kesempatan yang sama Ade Suryaman, S.Pd., M.M., sebagai kepala sekolah SMAN 10 Bandung, merasa senang dengan kehadiran Uko. Menurut Ade, para siswa jadi termotivasi melihat alumninya yang telah sukses menjadi orang yang bermanfaat. “Apalagi ini merupakan implementasi kegiatan KWU (kewirausahaan) yang diajarkan di sekolah kami, mengenai rekayasa listrik dalam bentuk Limar,” sambungnya.
Siti Kurniasih, S.Pd., M.M., Wakasek Humas SMAN 10 Kota Bandung (kiri)
Ade berharap dengan kegiatan ‘Alumni Berbagi’, SMAN 10 bisa terus bersinergi dengan para alumninya, terutama untuk memajukan sekolahnya, selain itu untuk memberikan motivasi kepada siswa-siswinya. “Acara ini pun didukung oleh alumni, seperti untuk tenda, saound sistem, konsumsi, dll,” tambah Ade.
Di samping mengenalkan Limar, Uko pun mengenalkan mengenai penemuan lainnya, yaitu kompor Hawuko singkatan dari Hawu Ujang Koswara. Terbuat dari kaleng bekas, bahan bakarnya menggunakan sampah kering, sedangkan untuk penggerak udaranya menggunakan blower komputer. Kompor tersebut selain bisa dipakai memasak juga bisa menghasilkan listrik untuk mengecas telepon genggam.
Tidak berbeda jauh dengan Limar, Hawuko pun lahir berkat keprihatinan.
Siswa SMAN 10 Kota Bandung merakit lampu Linmar
“Sejarah terciptanya Hawuko karena ada teman yang bangkrut usahanya. Dia salah satu penjual di Kandaga Komputer. Karena membutuhkan uang untuk cuci darah orang tuanya, dia menjual 200 kipas pendingin komputer dengan harga Rp. 70 ribu, tapi saya bayar Rp. 2 juta sesuai dengan kebutuhannya. Lama bingung akhirnya ada ide untuk dibikin kipas udara untuk kompor, menggunakan sistem peltier, termo elektrik. Untuk bahan bakarnya menggunakan, kayu atau sampah kering, sehingga dapat mengurangi masalah sampah di Kota Bandung. Buat yang ingin menirunya silahkan, mangga bebas bisa ditiru dan dijual, untuk kemaslahatan,” katanya.
Kompor Hawuko, bisa untuk mengisi baterai hp
Uko berpesan kepada ribuan siswa SMAN 10 Bandung, kalau ingin sukses dan membuat sesuatu itu orientasinya jangan hanya uang. “Lamun rék nyiptakeun hiji hal téh tong diukur kumateri wungkul, tapi kudu iklas. Da rezeki mah éngké gé nuturkeun. Pokona mah lamun hayang loba rezeki tur suksés koncina mah kudu nurut ka kolot, rajin ibadah, sholat duha salila 40 poé ulah pegat, minimal opat rokaat tur sidkoh. Sidkohna teu kudu gedé, tapi mayeng jeung urangna mampu. Sok cobaan ti ayeuna, éngké tempo hasilna,” pesan Ujang Koswara ‘Bukan Walikota Bandung’ kepada siswa SMAN 10 Bandung.
Kumpulan poto kegiatan: