majalahsora.com, Kota Bandung – Drs. H. Udih Samsudin, M.M.Pd., (Udih) lahir di Bandung tanggal 17 Pebruari 1965. Dirinya merupakan PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang diangkat pada tahun 1988. Dan salah satu guru DPK (diperbantukan) di SMA Pasundan 1 Kota Bandung yang memiliki loyalitas, dedikasi, kreatif, inovatif dan tanggungjawab yang tinggi. Sejak tahun 1992 hingga kini dipercaya penuh oleh sekolah tersebut untuk mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikannya.
Sekarang sekolah yang berada di bawah naungan YPDM (Yayasan Pendidikan Dasar & Menengah) Paguyuban Pasundan, menjadi salah satu sekolah swasta yang telah memiliki ‘nama besar’ di Kota Bandung khususnya dan di Jawa Barat umumnya.
Di sekolah itu, ia sudah mengabdi selama 25 tahun. Selain mengajar matematika, dirinya acap kali dipercaya menjadi wakil kepala sekolah. Dimulai pada tahun 2004-2006 menjadi wakasek sarana, lalu menjabat sebagai wakasek kurikulum, tahun 2004-2017.
Selama menjadi wakasek kurikulum, Udih berhasil meningkatkan kualitas dan kepercayaan masyarakat kepada SMA Pasundan 1 Kota Bandung, karena kedisiplinannya. Selain itu hampir setiap tahun lulusan dari sekolah yang beralamat di Jalan Balonggede No. 28, Kecamatan Regol, diterima di perguruan tinggi negeri melalui SNMPTN/jalaur undangan. Seperti ke IPB, UNPAD, UPI, UNSUD, UIN Sunan Gunung Jati, dll.
Begitu pula dengan prestasi non akademiknya, di mana tim bola voli SMA Pasundan 1 sering juara dan rutin menyumbangkan pemain ke tim Jabar dan nasional. Ada juga ekskul silat yang sering meraih juara tingkat Jabar dan nasional. Begitu pun dengan seninya.
Yang terbaru Akil siswa SMA Pasundan 1 Kota Bandung, berhasil menjadi kiper timnas sepak bola Indonesia U-19, kini akan bermain pada babak kualifikasi Piala Asia U-19, diadakan tanggal 31 Oktober-6 November 2017, di Korsel.
“Alhamdulillah secara akademis dari tahun ke tahun, ada puluhan siswa SMA Pasundan 1 Kota Bandung berhasil masuk tanpa tes ke PTN negeri. Data terbaru pada tahun 2016 ada 40 siswa, karena ada kebijakan dan aturan baru dari pemerintah pusat, pada tahun 2017 menjadi 20 siswa. Belum lagi lulusan yang diterima melalui jalur tes. Begitu pula prestasi non akademiknya,” ujar Udih beberapa waktu yang lalu.
Karena memiliki kemampuan yang mumpuni, Udih direkomendasikan untuk menjadi calon kepala sekolah (cakep) SMA negeri. “Waktu itu ada Pak Nanang, pengawas dari Disdik Kota Bandung, karena kala itu SMA masih berada di bawah naungan kabupaten/kota, beliau ngahatéan (mendorong) saya agar mengikuti seleksi calon kepala sekolah,” jelas pria 52 tahun tersebut.
Saat itu dirinya pernah tidak yakin untuk mengikuti tes cakep, karena merasa dari sekolah swasta. Ahirnya ia memberanikan diri untuk mengikuti tes tersebut. Dari 80 peserta cakep SMA negeri swasta Kota Bandung, dirinya masuk 20 besar. “Waktu itu hanya ada dua orang yang lulus untuk ikut diklat di Kota Solo, dengan guru dari SMA Angkasa,” lanjutnya.
Menurut Udih, dari 20 peserta yang mengikuti tes di Solo, hanya 16 orang yang dinyatakan lulus menjadi kepala sekolah oleh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS). 15 orang dari sekolah negeri sedangkan ia satu-satunya yang lulus dari sekolah swasta. Nilainya pun sangat memuaskan.
“Sangat panjang tahapan-tahapan yang saya ikuti , seperti mengikuti seleksi calon kepala sekolah tingkat Kota Bandung di SMKN 13, tahun 2015. Setelah itu seleksi calon kepala sekolah tingkat nasional di SMKN 9 Kota Bandung dari tangaal 1-5 Maret 2016, dan lulus ke Solo tanggal 3 September-2 Desember 2017 dengan pola in on in. Alhamdulillah saya telah lulus dan memegang sertifikat untuk memimpin SMA negeri. Waktu itu di Solo mengikuti diklat selama 300 jam dan nilainya sangat memuaskan. Hanya enam orang yang mendapat nilai tersebut. Lima orang dari SMA negeri dan saya satu-satunya dari SMA swasta. Dan saya pun sudah melaksanakan OJL (on job training) di SMAN 11 Kota Bandung dan SMA Pasundan 1 Kota Bandung, ” papar Udih.
Sejak pengelolaan SMA/SMK beralih ke Disdik Jabar, awal tahun 2017, Udih mengikuti pelatihan lagi di Jatinangor Sumedang, dan dinyatakan lulus. Kini ia dengan sabar menunggu penempatan dirinya untuk memimpin SMA negeri. Sedangkan lima cakep yang memiliki nilai yang sama dengannya, sejak pertengahan 2017, sudah bertugas secara resmi memimpin SMA negeri yang berada di Kota Bandung.
“Secara pribadi saya menunggu penempatan di mana saya akan ditugaskan menjadi kepala SMA negeri. Itu pun kalau memang sudah ada rezeki dan garis hidup saya. Sebagai seorang PNS, saya harus patuh terhadap aturan yang berlaku. Saya percaya kepada pemangku kebijakan, karena selama saya mengikuti tahapan-tahapannya, pemerintah sudah berupaya dengan baik, saya akui fair, dan tidak memilah-milah, dari negeri atau swasta,” terangnya.
Kata Udih, kalau ke depannya ditakdirkan untuk memimpin SMA negeri, dirinya akan soson-soson (serius) mendukung semua program Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Utamanya dalam memajukan lembaga yang dia pimpin. “Insya Alloh, apabila saya dipercaya untuk memimpin SMA negeri saya akan siap mengabdi serta berupaya meningkatkan kualitasnya sesuai kapabilitas yang saya miliki, tentunya dalam upaya mendukung program Dinas Pendidikan Jawa Barat,” tegasnya.
Secara fundamental kepala sekolah harus memiliki lima kompetensi, seperti kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan dan sosial, dan itu semua telah dimiliki oleh Udih.
Biodata
Drs. H. Udih Samsudin, M.M.Pd
Tempat tanggal lahir:
Bandung, 17 Pebruari 1965
Istri:
Dra. Hj. Lilis Mulyawati
Putra:
- Rika Fauziah
- Nida Ulfah
Pendidikan:
SDN Linggar 3 Rancaekek, lulus tahun 1977
SMPN 1 Rancaekek, lulus tahun 1981
SMAN Ujung Berung/SMAN 24 Kota Bandung, lulus tahun 1984
D-3 matematika IKIP/UPI, lulus tahun 1987
S-1 matematika IKIP/UPI, lulus tahun 1992
S-2 Uninus Manajemen Pendidikan, lulus tahun 2005
Karir:
Guru matematika di SMAN 1 Sumedang untuk pengangkatan PNS di SMAN 3 Sumedang, tahun 1988-1991
Guru matematika di SMA Pasundan 1 Kota Bandung, tahun 1992-sekarang
Wakasek Kesiswaan SMA Pasundan 1 Kota Bandung, tahun 2004-2006
Wakasek Kurikulum SMA PAsundan 1 Kota Bandung, tahun 2006-2017. [SR]***