majalahsora.com, Kota Bandung – SMA PGRI 3 Kota Bandung, selama penerimaan peserta didik baru (PPDB), tidak pernah kekurangan siswa.
Malah di tahun pelajaran 2021-2022, secara keseluruhan memiliki siswa sebanyak 690 orang.
Hal tersebut diutarakan langsung Yayan Taryana kepala SMA PGRI 3, di ruang kerjanya, Jalan AH Nasution No 15, Kelurahan Cigending, Kecamatan Ujungberung, Rabu (18/1/2022).
Menurutnya tradisi orangtua siswa menyekolahkan putra putrinya di SMA PGRI 3, menjadi salah satu hal yang menjadikan sekolah yang dipimpinnya, tidak pernah kekurangan siswa.
“Alhamdulillah setiap tahun saat PPDB kami tidak pernah kekurangan siswa, malah secara grafik terus meningkat. Orangtua siswa sudah percaya kepada kami menyekolahkan putra-putrinya secara turun temurun. Termasuk siswa yang melanjutkan dari SMP PGRI 10 yang satu komplek,” kata Yayan, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PGRI Kota Bandung.
(Universitas Widyatama, kampus berkualitas, PTS No 1 di Kota Bandung, info klik https://pmb.widyatama.ac.id/)
Lebih lanjut kata Yayan, pihaknya juga tidak pernah memberatkan dari segi pembiayaan pendidikan. Malah tidak sedikit siswa yang dibebaskan dari biaya tersebut.
“Untuk pembiayaan operasional sekolah kami optimalkan dari bantuan pemerintah seperti dari BOS, PIP, Bankeu dan BPMU,” kata Yayan.
Meskipun untuk orangtua siswa yang mampu dan secara ekonomi lebih beruntung, tetap ada iuran bulanan dan uang pangkal pendidikan.
“Untuk biaya masuk awal, biayanya kurang dari Rp 2 juta. Sedangkan iuran bulanan kelas X sebesar Rp 200 ribu sedangkan kelas XI dan XII sebesar Rp 100 ribu,” terangnya.
Saat ditanya dari segi kualitas, Yayan tidak memungkiri bahwa pihaknya tetap berusaha menjaga kualitas layanan pendidikan.
“Bukan berarti sekolah kami dengan biaya murah (terjangkau) tetapi murahan. Kami tetap menjaga kualitas. Contohnya siswa kami yang melanjutkan ke perguruan tinggi sudah ada diangka 45 persen. Begitu juga yang bekerja, mudah diterima kerja. Maklum ekonomi orangtua siswa kami menengah ke bawah jadi masih banyak yang bekerja. Alhamdulillah, tidak sedikit yang diterima jadi PNS, TNI Polri, bidang ritel dan lainnya,” kata Yayan.
Secara sarana prasarana SMA PGRI juga terus menatap dan berbenah melengkapi sarana pendukung pembelajaran.
Yayan pun mengungkapkan bahwa do’a orangtua siswa juga menjadi senjata keberhasilan SMA PGRI.
“Kami ini lembaga pendidikan memiliki tanggungjawab dan berupaya mencerdaskan anak bangsa. Jangan sampai masyarakat di sekitar kami putus sekolah, apalagi karena teganjal biaya pendidikan,” kata Yayan.
“Tidak sedikit orangtua siswa yang tidak mampu tapi ingin menyekolahkan putra-putrinya. Makanya saya minta kepada orangtua siswa yang memang benar-benar tidak mampu untuk mendoakan agar SMA PGRI semakin maju, dan alhamdulilah kami merasakan keberkahannya. Di Bandung Timur menjadi sekolah yang paling banyak jumlah siswanya,” pungkas Yayan. [SR]***