majalahsora.com, Kota Bandung – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jabar dan Banten, terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pelayanan dan kualitas kampus secara merata. Termasuk dalam mendorong progam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Paling hangat LLDIKTI Wilayah IV bersinergi dengan PT Sinergi Digital (Member of Metrodata Grup) mengadakan kegiatan lokakarya mengenai digitalisasi di kampus dengan mengusung tema “Tranformasi Digital di Perguruan Tinggi”.
Mengundang 90 perguruan tinggi yang ada di Jabar dan Banten. Dilaksanakan di Hotel Aston Tropicana Bandung, Rabu 25 Oktober 2023. Tujuannya mendukung pengembangan teknologi dan komunikasi di perguruan tinggi.
Saat penandatanganan kerja sama antara LLDIKTI Wilayah IV dengan PT Sinergi Digital (Member of Metrodata Grup)
Dalam kesempatan ini LLDIKTI Wilayah IV juga meneken MoU dengan PT Sinergi Digital (Member of Metrodata).
Saat jumpa media, Kapala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T., IPU., menjelaskan bahwa kurang dari 20 persen perguruan tinggi di Jabar dan Banten yang sudah mampu menerapkan transformasi digital secara penuh.
Di samping itu hampir semua perguruan tinggi yang ada di Jabar dan Banten sudah menuju ke transformasi digital. Hanya saja, kata Samsuri kesiapan perguruan tinggi untuk secara penuh menggunakan teknologi digital masih berbeda-beda.
Sinergi transformasi digital, LLDIKTI Wilayah IV, PT Sinergi Digital dengan perguruan tinggi yang ada
“Yang benar-benar sudah full digital, kurang dari 20 persen,” kata Samsuri.
Lebih lanjut, Samsuri menjelaskan, digitalisasi dikatakan berhasil jika bisa mengubah pelayanan perguruan tinggi dengan transformasi digital. Maka diharapkan mampu mempermudah layanan di perguruan tinggi.
Samsuri pun memberikan contoh, bahwa digitalisasi di perguruan tinggi, membuat proses jenjang jabatan menjadi lebih transparan. Apalagi didukung dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) No 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Dr. M. Samsuri, S.Pd., MT., IPU., saat membuka kegiatan lokakarya “Transformasi Digital di Perguruan Tinggi”
Seperti proses pengangkatan guru besar saja, yang setiap tahun itu hanya 10 sampai 20-an, tahun ini, sampai Oktober sudah ada 73 guru besar yang diangkat.
Padahal, target Samsuri di tahun 2023 ini mengangkat sekitar 24 guru besar yang ada di bawah LDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten.
Sementara dari jumlah 25.000 hingga 28.000 dosen yang ada, tinggal 34 persennya yang belum memiliki jabatan akademik. Itupun terakumulasi dengan dosen yang baru.
Pemateri saat menyampaikan mengenai pemanfaatan teknologi informasi digital di acara lokakarya
“Sebelumnya itu, hampir separuhnya belum punya jabatan akademik. Segini saja dengan digitalisasi yang belum canggih,” kata Samsuri.
Berharap ke depan, digitalisasi dapat memangkas waktu yang dibutuhkan untuk pengajuan jabatan di perguruan tinggi. Dirinya pun menyinggung perlunya kolaborasi antar perguruan tinggi untuk sistem kurikulum. Pasalnya, dia melihat masih banyak perguruan tinggi yang kaku dalam menerapkan kurikulum.
Padahal, Kurikulum Merdeka memberi keleluasaan kepada setiap perguruan tinggi untuk menerapkan kurikulum pembelajaran.
Sementara itu, Tim Kemitraan Strategis Pelaksana Pusat Kampus Merdeka Haryo Kusuma Wibowo juga mengakui kesiapan perguruan tinggi dalam transformasi digital yang masih belum merata.
Perwakilan dari 90 perguruan tinggi Jabar Banten hadir memenuhi ruangan acara lokakarya, di Hotel Aston Tropicana, Cihampelas Kota Bandung
Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur, serta masih banyak perguruan tinggi yang tidak memiliki keinginan besar, dalam melakukan perubahan dalam transformasi digital.
Dirinya juga menjabarkan mengenai kluster perguruan tinggi. Dijelaskannya ada tiga klaster baik di perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.
Kata Haryo untuk klaster PTN pertama Badan Hukum yang memang infrastuktur siap, keinginannya pun kuat. Lalu Badan Layanan Umum, yang keinginannya kuat tetapi pendanaan untuk infrastruktur kurang mendukung.
Antusias peserta mengikuti kegiatan lokakarya, menjadi bagian sinergi transformasi digital
Terakhir Satuan Kerja yang memang masih banyak mikir-mikir untuk digitalisasi karena infrastruktur dan keinginan yang belum kuat.
PTS pun kondisinya tidak jauh berbeda, dengan tiga klaster yang ada yakni Liga 1 sama dengan Badan Hukum, Liga 2 sama dengan BLU dan Liga 3 sama dengan Satuan Kerja.
Sedangkan berkenaan dengan MoU, Direktur PT Metrodata Elektronik, Sutedjo Tjahjadi menjelaskan bahwa perusahaannya selama ini sudah banyak melakukan kerja sama, dalam membantu perusahaan-perusahaan yang bertransformasi ke digital.
Lalu di tahun 2021, perusahaan yang dipimpinnya membuat perusahaan yang diberi nama PT Sinergi Digital, khusus untuk kerja sama dengan pemerintah membantu mempercepat transformasi digital.
Ke depan tidak ada jarak antara kampus yang sudah melakukan transformasi digital secara penuh dan yang belum melakukan secara penuh
Sejauh ini pihaknya juga telah bekerja sama dengan banyak perusahaan, kementerian, BUMN, dunia pendidikan dan kesehatan.
“Dalam kesempatan ini (MoU dengan LLDIKTI Wilayah IV) kami berkolaborasi dalam membantu mengakselerasi (transformasi digital),” jelas Sutedjo.
Dengan MoU ini, kata Sutedjo akan mempercepat transformasi digital. Pasalnya untuk menuju ke sana memerlukan ekosistem, dalam hal ini perguruan tinggi, sehingga bisa memecahkan masalah dan solusi yang diperlukan.
Diketahui MoU ini nantinya diturunkan ke perguruan tinggi melalui perjanjian kerja sama, berkaitan dengan program kampus merdeka, advokasi atau dukungan mengenai perguruan tinggi yang melakukan “journey” bertransformasi digital, sehingga merata di seluruh perguruan tinggi. [SR]***