majalahsora.com, Kota Bandung – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Kota Bandung terus berupaya meningkatkan kualitas termasuk rengking perguruan tingginya di tanah air.
Salah satu caranya dengan strategi pengembangan dan publikasi karya ilmiah para dosennya.
Untuk mencapai ke arah sana, pihak STIKES Aisyiyah gerak cepat melakukan penandatangan nota kesepahaman atau MoU dengan Universitas Widyatama, Kamis 5 Desember 2019 di Kampus Widyatama, Jalan Cikutra No. 204 A.
Isi MoU nya di antaranya mengenai publikasi jurnal internasional.
Tia Setiawati Ketua STIKES Aisyiyah, usai kegiatan kepada majalahsora.com mengatakan, bahwa pihaknya melakukan MoU tersebut berdasarkan arahan dari LLDIKTI Wilayah IV.
Menurutnya Universitas Widyatama yang kini dipimpin oleh Prof. Obsatar Sinaga, merupakan salah satu kampus yang ditunjuk untuk melakukan pembinaan publikasi jurnal internasional.
“Kami memiliki sekitar 40 dosen. Minimal 50 persennya menindaklanjuti MoU ini,” kata Tia.
Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga., S. Ip., M. Si., Rektor Universitas Widyatama (Poto)
Di samping itu Tia mengaku sampai saat ini ada sekitar 50 artikel karya dosennya yang belum mereka publikasikan sama sekali.
Makanya dengan MoU ini, minimal ada 40 artikel bisa terpublikasikan di semester ini (akhir Desember 2019). Dengan bimbingan dan supervisi dari Rektor Universitas Widyatama.
Perlu diketahui Universitas Widyatama merupakan perguruan tinggi pertama swasta yang ditunjuk Kemenristekdikti/Kemendikbuddikti, menggelar kegiatan pelatihan sistem aplikasi Risbang bagi 486 perguruan tinggi negeri swasta di wilayah Jabar Banten.
Biasanya kegiatan itu dilaksanakan oleh perguruan tinggi negeri dan pihak swasta tidak pernah dilirik.
Pada tahap awal ada 80 dosen dari 80 perguruan tinggi yang mengikuti pelatihan sistem aplikasi Risbang. Dihelat di Hotel Horison selam dua hari (28-29 Oktober 2019) lalu. Pematerinya sendiri dari Kemristekdikti/Kemdikbudikti.
Adapun materi yang diberikan pada saat pelatihannya mengenai sosialisasi prioritas riset nasional, kesiapterapan teknologi, pelatihan aplikasi garba rujuan digital (Garuda), pelatihan aplikasi akreditasi jurnal (Arjuna), pelatihan sistem informasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Simlitabmas).
Di samping itu ada juga pelatihan mengenai pelatihan repositori tugas akhir mahasiswa (Rama), pengenalan aplikasi anjungan integritas akademik Indonesia (Anjani), pelatihan aplikasi science and technology index (Sinta) dan lainnya, sehingga para peserta paham cara menggunakan aplikasi dan meng-upload jurnalnya.
Penandatanganan MoU (Poto)
Oleh karena itu, menurut Tia pada saat Prof Obi, sapaan akrab Rektor Widyatama memberikan penjelasan-penjelasan, akhirnya tertarik melakukan MoU.
Pihak Widyatama akan melakukan pembinaan penelitian dan publikasi kepada para dosen STIKES Aisyiyah.
Strategi lainnya untuk mengembangkan kualitas STIKES Aisyiyah yaitu dengan melakukan peningkatan SDM.
Tidak hanya membina dari kemampuan dosennya tetapi juga meningkatkan jenjang karirnya.
“Selain tentang SDM, terutama dalam publikasi kami diberi ilmu baru atau pencerahan terkait bagaimana memotivasi dosen untuk melakukan publikasi,” kata Tia.
“Ini lebih smart strateginya dibandingkan pola-pola terdahulu. Mempercepat publikasi jurnal internasional. Ada yang satu tahun jurnalnya belum dipublikasikan,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa selama ini pihaknya memakai cara normatif, dalam pengajuan-pengajuan publikasinya akhirnya lama untuk terbit.
Poto bersama kedua belah pihak (Poto)
“Tadi setelah diberikan pencerahan dari Prof. Obi ternyata begitu mudahnya untuk publikasi jurnal internasional,” kata Tia.
Ia pun berharap ke depan 100 persen dosennya dapat mempublikasikan jurnal internasionalnya.
Di samping pembinaan pihaknya juga ingin ada peningkatan kualitas dari institusi STIKES Aisyiyah, di mana pada tahun 2021 mereka akan diakreditasi.
Sementara itu Prof Obi mengatakan bahwa dirinya diminta untuk melakukan supervisi oleh pihak STIKES Aisyiyah, di antaranya untuk merubah sekolah tinggi menjadi universitas.
“STIKES Aisyiyah juga mengajukan bantuan kepada kami terutama dalam urusan akreditasi dalam hal jurnal penelitian, serta kenaikan jabatan fungsional,” kata Prof Obi, di ruang kerjanya.
“Semua proses itu kami bantu untuk mencapai ke arah sana,” kata Prof. H. Obi.
Dari pengakuannya STIKES Aisyiyah menjadi perguruan tinggi ke-9 yang disupervisi oleh Widyatama.
Suasana kegiatan MoU (Poto)
Berikutnya Universitas Widyatama akan melakukan hal yang sama kepada Universitas Sangga Buana (USB) YPKP, pada tanggal 10 Desember 2019.
Pada waktu bersamaan dirinya akan membuka Wi-Can, sebuah ajang kompetisi intetnasional yang diadakan oleh Widyatama.
Masih di tanggal yang sama Prof. H. Obi pun akan memberi materi di LLDIKTI Wilayah IV, untuk bimbingan teknis kepada Lektor Kepala dan Guru Besar (profesor).
Kembali dengan MoU, STIKES Aisyiyah ingin melakukan lonjakan seperti Widyatama. Di mana Widyatama sebelumnya berada diperingkat 225, sekarang ada diperingkat ke 95 (top 100 perguruan tinggi di Indonesia).
“STIKES Aisyiyah rengkingnya kini ada di 500 an. Kalau mereka mau kami bisa supervisi untuk meningkatkan rengkingnya,” kata Prof Obi.
“Kami bersyukur, Widyatama dipercaya oleh seluruh perguruan tinggi di wilayah IV (Jabar Banten) sekitar 486-an perguruan tinggi untuk melakukan supervisi,” imbuhnya.
Terkait penerbitan jurnal internasional di tahun 2020 pihak Widyatama memliki 5000 slot jurnal, rencananya slot itu akan di share ke perguruan tinggi lainnya. [SR]***