majalahsora.com, Kota Bandung – Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, M.Gizi., SpGK.
Spesialis Gizi Klinis dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, memberikan penjelasan mengenai manfaat berjemur di bawah sinar matahari kepada majalahsora.com.
Hal tersebut agar masyarakat Indonesia mendapat informasi yang tepat dan manfaat yang baik saat mandi sinar matahari. Terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh/imunitas, menangkal virus Corona/COVID-19.
Menurutnya sinar matahari menghasilkan beberapa jenis ultraviolet yaitu A, B dan C (UVA, UVB, dan UVC). Saat berjemur, ultraviolet jenis B memiliki manfaat mengubah kolesterol di dalam tubuh untuk menghasilkan vitamin D.
Vitamin D sendiri diketahui memiliki banyak manfaat. Seperti mengatur metabolisme dalam tubuh, untuk tulang, gigi atau kalsium untuk absorpsi penyerapan kalsium di usus.
Bahkan vitamin D tersebut juga bisa meningkatkan sensitifitas reseptor insulin bagi penderita diabetes.
Di samping itu baik untuk mencegah penyakit kronis, mencegah diabetes, termasuk berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Ia mengungkapkan dari beberapa hasil penelitian di Indonesia termasuk doktoral pendidikan dokter di Unpad, mayoritas orang Indonesia itu di dalam darahnya kekurangan vitamin D.
“Termasuk pasien saya juga sebagian besar hampir memiliki kekurangan vitamin D, defisiasi vitamin D. Sehingga berisiko untuk memiliki daya tahan tubuh yang tidak optimal, berisiko untuk terkena penyakit kronis,” terangnya, Senin (1/4/2020).
“Begitu juga dengan penelitian beberapa doktoral yang saya bimbing, baik di Bandung maupun di Medan juga sama mengalami defisiensi vitamin D di dalam darahnya,” imbuh Dr. Gaga.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa vitamin D bisa didapat dari dua sumber, yang pertama sumber endogen dari dalam tubuh sendiri, berikutnya dari makanan yang dikonsumsi.
“Sumber paling bagus dari sumber makanan yaitu dari hewani seperti daging, ikan, ayam, telur, termasuk susu juga mengandung vitamin D,” kata Dr. Gaga.
Tubuh manusia memproduksi vitamin D sendiri, mengubah kolesterol dalam tubuh menjadi vitamin D, dengan bantuan sinar matahari, seperti dijelaskan sebelumnya.
“Jangan diartikan menjemur itu meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi berjemur dapat meningkatkan vitamin D di dalam tubuh. Kadar vitamin D dalam tubuh kita yang meningkat akan meningkatkan daya tahan tubuh,” paparnya.
Bagaimana caranya agar kadar vitamin D di dalam tubuh meningkat, menurut Dr. Gaga sebetulnya ada beberapa kajian literatur atau bukti-bukti ilmiah, kebanyakan dilakukan dari negara subtropis.
“Sinar ultravilolet, mau jam 07.00-14.00 semuanya ada sumber UVA, UVB, dan UVC. Menurut penelitian yang dilakukan di negara subtropis itu yang optimal (kandungan UVB) berjemur dari jam 10.00 sampai jam 14.00,” kata Dr. Gaga.
Sedangkan kalau di negara tropis sebetulnya berjemur di jam 07.00-10.00 juga ada kandungan UVB-nya. Waktu berjemurnya sekitar 15 sampai 30 menit.
“Kalau berjemur dari jam 10.00 sampai jam 14.00, waktunya jangan terlalu lama tidak usah sampai 30 menit. Tetapi cukup 15 menit saja. kalau terlalu lama bisa meningkatkan resiko kanker kulit,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan agar berjemurnya tanpa menggunakan sunblock.
“Kalau mukanya takut keriput atau apa, tutup saja dengan topi. Kalau di negara Barat itu kebanyakan mengenakan pakaian minim. Tetapi di kita cukup kaki dan tangan saja,” paparnya.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dirinya pun menganjurkan agar nutrisi dalam tubuh terpenuhi, dengan makan utama dan makan selingan.
Makan utama dilakuan sebanyak tiga kali dalam sehari (pukul 07.00, 12.30 dan 18.30). Terdiri dari nasi atau penggantinya, protein hewani, daging, ikan, ayam dan telur. Juga protein nabati, seperti kacang-kacangan dan produknya (tahu atau tempe). Termasuk sayuran (baik dilalap atau diolah terlebih dahulu).
“Kalau diibaratkan akan perang, tubuh kita sudah punya balatentara yang lengkap dan senjatanya adalah nutrisi. Agar nutrisi kita terpenuhi asupan nutrisi harus lengkap, terdiri dari makan utama dan makan selingan,” kata Dr. Gaga.
“Makan utama sudah saya sampaikan di atas dan makan utama ini memenuhi hampir 90% kebutuhan nutrisi harian kita,” imbuhnya.
Sedangkan untuk makan selingan (pukul 09.30-15.30) tujuannya untuk melengkapi makan utama, seperti mengkonsumsi buah-buahan sebagai sumber vitamin dan mineral serta serat larut air.
Di samping itu makanan selingan juga bisa ditambah dengan makanan lainnya. Apapun untuk menambah asupan energi dan protein. Terutama untuk orang dengan gizi kurang (kurus), anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang yang sakit. Di luar itu, untuk nutrisi dapat ditambahkan dengan suplementasi pil/kapsul yang mengandun vitamin C dan Zinc.
Masih terkait upaya meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu dengan melakukan olahraga minimal 20 menit sehari dengan intensitas ringan sampai sedang.
Tidak kalah penting istirahat/tidur yang cukup, selama 7 sampai dengan 9 jam di malam hari (untuk orang dewasa), ditambah dengan mengelola stres.
Dirinya pun mengingatkan bagi para perokok agar berhenti merokok (baik rokok biasa maupun elektrik), karena bisa menurunkan daya tahan saluran nafas.
“Padahal itu sangat diperlukan pada saat wabah COVID-19 yang menyerang melalui saluran nafas,” kata Dr. Gaga.
“Sebagai insan beragama perlu ada sikap ihklas dan sabar. Namun tetap waspada sambil jangan lupa berdoa kepada-Nya (Alloh SWT) agar kita senantiasa sehat dan terhindar dari wabah ini,” pungkasnya.
Untuk pertanyaan lebih lanjut bisa menghubungi IG Dokter Gaga: drgagairawan. [SR]***