majalahsora.com, Kota Bandung – Umumnya pelaksanaan kegiatan SmartTren Ramadhan 1444 H di sekolah banyak diisi dengan materi ceramah. Namun di SMAN 23 Bandung selain ceramah condong pada pengimplementasian Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5.
H. Solihin, M.Pd., Kepala SMAN 23 Bandung, menjelaskan bahwa sekolah yang dipimpinnya merupakan sekolah penggerak. Berkaitan sebagai sekolah penggerak, dimensi Profil Pelajar Pancasila bisa ditempuh melalui SmartTren Ramadhan ini.
“SmartTren ini bisa menjadi bagian dari penumbuhan P5. Yang kita pantau di dalamnya fokus pada dua hal (termasuk setelah Ramadhan), seperti infaq harian dan baca Al-Qur’an termasuk program penuntasan buta huruf Al-Qur’an,” kata Solihin, Rabu (5/4/2023).
Judul kegiatannya “SmartTren Iqro 3 Bertasbih; Penumbuhan Karakter dan Budi Pekerti”. Diikuti oleh siswa kelas X dan XI sebanyak 648 orang. Dilaksanakan selama tiga minggu dari tanggal 27 Maret hingga 14 April 2023.
(Pendaftaran mahasiswa baru Universitas Bale Bandung tahun akademik 2023-2024, Kampus Berkualitas klik di pmb.unibba.ac.id)
Djatmiko, S.Pd., M.Pd., Wakasek Kesiswaan
Masih berkaitan dengan kegiatan SmartTren Ramadhan 1444 H, Maftuhah, S.E., M.M., Sekretaris Kegiatan SmartTren sekaligus koordinator pelaksanaan P5, menjelaskan bahwa implementasi P5 harus berubah karya siswa. Karyanya berkaitan dengan kegiatan siswa di luar sekolah.
“Dimensi yang diambil dari P5 adalah ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita akan melakukan pembiasaan yang menuju ke ketakwaannya. Seperti shalat Dhuha, shalat berjamaah, tadarus setiap hari, berdiskusi dan lainnya. Tentu usai kegiatan tersebut siswa membuat laporan. Laporan inilah yang berkesinambungan dengan P5,” kata Maftuhah.
Biasanya dalam bentuk laporan dari P5 berupa penelitian, karya ilmiah atau film pendek.
Namun kali ini mencoba dalam bentuk jurnal. Isi jurnalnya berupa kegiatan yang dilakukan oleh para siswa dalam mengikuti SmartTren selama tiga minggu.
SmartTren SMAN 23 Kota Bandung
Memiliki tujuan agar siswa terbiasa menulis. Di samping itu tujuan pokoknya, membiasakan siswa merefleksikan apa yang sudah dilakukan.
“Contohnya para siswa menulis kegiatan dari bangun tidur hingga mereka tidur kembali. Menulis kegiatan dari awal mulai di sekolah hingga pulang sekolah,” ungkap Maftuhah.
Adapun “output” yang diharapkan dengan mencatat kegiatan ibadah setiap hari, bisa membentuk karakter siswa selama mereka melakukan semua kegiatan yang dilakukan ataupun yang terlewat.
Sesudahnya siswa akan menulis Rancangan Tindak Lanjut (RTL). RTL berguna untuk siswa agar tidak mengulangi kesalahannya sebagai afirmasi. Sehingga aspek ketakwaannya tercapai.
Maftuhah, SE., M.M
“Setelah saya baca, untuk kelas X Alhamdulillah 80 persen sudah sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan ada yang menambahkan jurnalnya dengan bentuk kreatifitas, walaupun di P5 kita tidak menilai kreatifitasnya,” ujar Maftuhah.
Kreatifitasnya tidak hanya tertulis berbentuk microsoft word saja.
Ada yang dikemas ke dalam bentuk podcast yang diunggah ke Youtube. Di samping itu berbentuk minivlog juga seperti “A Day In My Life” konten Tiktok yang marak layaknya selebgram. Lalu ada yang menggunakan sebuah aplikasi untuk pembuatannya.
Sengaja pihak sekolah tidak memberikan kisi-kisi atau dipatok harus seperti apa jurnalnya. Maka dalam hal ini sekolah juga menjunjung revolusi industri 4.0 di era digital.
Pembentukan karakter melalui P5 dalam pelaksanaan SmartTren Ramadhan
Lalu dari segi isi, Maftuhah juga menemukan jurnal yang tidak menggunakan pakem refleksi. Hal ini merupakan keunikan dari siswa dan cukup langka.
“Biasanya kalau menulis refleksi itu kita menceritakan yang sudah kita lakukan. Kalau ini justru dia menguraikan yang tidak dia lakukan apa saja. Contohnya saya tidak melakukan shalat Dhuha di masjid karena bising, jadi saya shalat di kelas sendirian,” ungkap Maftuhah.
Walaupun isi konten antara P5 dengan SmartTren berbarengan yaitu mengenai ketakwaan, namun untuk penilaian tetap dipisah.
Dalam kesempatan yang sama Asep Suryana, S.Pd., M.Ag., Ketua Pelaksana SmartTren, guru PAI dan sebagai pemateri dari guru internal sekolah, menyampaikan perwujudan P5 di sekolah dengan tema yang diusung saat ini, “Menembus Dimensi Takwa”.
Asep Suryana, S.Pd., M.Ag., Ketua Pelaksana SmartTren Ramadhan
“Di sini ramuannya lebih ke muatan tentang akhlak. Seperti akhlak berbusana dan berbicara. Program P5 yaitu penumbuhan karakter dan budi pekerti. Karakternya itu karakter baik, karakter baku, karakter tangguh dan karakter unggul,” kata Asep menjelaskan.
Teknis dari P5 di sekolah, siswa dibagi ke dalam kelompok dan dilatih oleh pembimbing melalui Giat Rutin.
Giat Rutinnya, dimulai pukul 07.00 WIB yang diisi kegiatan dzikir pagi hari dan tadarus. Dzikir pagi dan tadarus yang asalnya dibimbing oleh pembimbing, untuk saat ini dari siswa.
Selanjutnya giat rutin penumbuhan karakter dan budi pekerti, siswa ditanamkan cara berkomuniasi yang baik. Dalam hal ini melalui kultum (kuliah tujuh menit).
Tadarus Al-Qur’an salah satu amalan utama dalam kegiatan SmartTren Ramadhan
Siswa membuat catatan kecil atau meniru naskah yang disediakan untuk disampaikan dalam kultumnya. Kultumnya terdiri dari beberapa tahapan.
Pertama kultum setelah tadarus pukul 07.30 WIB. Dilaksanakan di load centre atau di pusat suara, diperdengarkan kepada seluruh kelas X dan XI.
Kedua kultum ke ruang-ruang kelas. Bertujuan membangun hubungan emosional antara siswa yang memberikan materi kultum dengan peserta. Sehingga ilmu yang disampaikan dapat terserap.
Ketiga kultum setelah shalat Dzuhur. Secara terpisah antara ikhwan dan akhwat, diberikan pelatihan berdakwah atau bertabligh di mimbar yang ada di masjid atau pun di aula. Sehingga siswa belajar bagaimana berhubungan langsung ke seluruh umat muslim dalam ibadah wajib seperti shalat Jum’at, shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Dari kiri ke kanan: Nadya Alifa Az-Zahida, Muhammad Fikar Indra dan Atha Khairunissa
Kemudian giat rutin lainnya, siswa melaksanakan shalat Dhuha dari awal kegiatan hingga penutupan SmartTren. Diawasi dan didampingi oleh guru, dengan harapan adanya penumbuhan shalat Dhuha yang tercipta di 11 bulan ke depan.
“Bagian terpentingnya, bagaimana siswa bisa mempunyai jiwa sholeh. Karena sebagian keterangin hadits, kalau ingin lancar rezeki maka sering-seringlah shalat dhuha,” ungkap Asep.
Djatmiko, S.Pd., M.Pd., akrab disapa Miko, Wakasek Kesiswaan, menambagkan mengenai kegiatan SmartTren yang dibagi ke dalam tiga sesi.
“Di minggu pertama ada pelaksanaan kelas X. Untuk minggu kedua adalah pelaksanaan kelas XI. Dan di minggu ketiga digabung,” kata Miko menjelaskan.
Minat siswa SMAN 23 Kota Bandung sangat antusias mengikuti kegiatan SmartTren Ramadhan
Acara puncaknya nanti di tanggal 14 April 2023. Di isi dengan berbagai perlombaan, seperti ranking satu, PAI, lomba kultum, mentoring tadarus dan masih banyak lagi.
Di samping itu, di kegiatan SmartTren ini, SMAN 23 bekerjasama dengan pihak luar, yakni PT Cordoba Indonesia untuk pelatihan Tahsin Tahfiz Qur’an dengan trainernya yaitu Ust. Ahmad Qomaruddin.
Masih dalam kesempatan yang sama, Muhammad Fikar Indra, siswa kelas XI IPA 3, sebagai peserta juga Ketua Umum Osis, mengungkapkan bahwa dirinya juga mengikuti SmartTren dan mendapat ilmu tentang keagamaan. Seperti tentang bulan puasa, malam lailatul qadar, akhlak, akidah & fiqih serta masih banyak lagi.
“Kalau ilmu praktiknya yang saya dapat seperti kultum, shalat dhuha berjamaah, perlombaan adzan dan macam lainnya. Materi yang saya sukai yaitu mengenai cara belajar membaca Quran yang baik dan benar. Harapannya semoga dengan kegiatan ini membuat saya semakin giat belajar tentang Islam, giat belajar Alquran dan merubah diri menjadi lebih baik,” ujar Fikar.
SMAN 23 Kota Bandung di Jalan Malangbong, Antapani
Sedangkan Nadia Alifa Az-Zahida, siswi kelas XI IPA 4, peserta sekaligus Ketua Pelaksana OSIS, merasa pesertanya lebih banyak daripada tahun sebelumnya, dikarenakan saat ini sudah “new normal”.
“Ilmu yang saya dapat yaitu tentang tahfiz dan tahsin serta ilmu tentang shaum. Saat acara berlangsung kendala yang dirasa ada di peserta yang kadang sulit diatur. Harapannya untuk tahun depan atau seterusnya, acaranya dapat lebih baik lagi, lancar dan maksimal,” ungkap Nadya.
Atha Khairunissa, siswi kelas XI IPA 4, peserta, merasakan edukasi agama yang berkualitas dari yang sudah ia rasakan. Tugas-tugasnya pun tidak memberatkan siswa, sehingga Atha merasa lebih banyak “fun” dalam kegiatannya.
“Acara Iqro tahun ini menyenangkan dan banyak manfaatnya. Yang berguna menurut saya yaitu tentang cara menghafal Al-Qur’an. Saat saya terapkan di rumah ternyata berhasil dan bisa menghafal Al-Quran dengan cara yang tepat. Saya berharap ilmunya bisa diterapkan untuk ke depannya, tidak hanya saat smartren saja,” ujar Atha. [SR]***