majalahsora.com, Kota Bandung – Suasana pelepasan siswa kelas XII SMKN 8 Kota Bandung pada tahun ini 2024/2025 berlangsung berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Acara yang digelar Rabu (14/5/2025) itu dilangsungkan di sekolah yang berlokasi di Jalan Kliningan No. 31, dengan nuansa sederhana namun penuh makna.
Sebanyak 514 orang siswa mengikuti kegiatan pelepasan tersebut bersama orangtua mereka. Di tengah teriknya matahari, mereka tetap antusias berada di lapangan sekolah meskipun tanpa naungan tenda biru yang dapat melindungi dari sinar mentari yang menyengat.
Mengusung tema “Kolaborasi Ngawangun Negara: Alumni SMK Mawa Karya Pikeun Indonesia Jaya”, kegiatan ini menjadi momen penting yang membekas bagi seluruh peserta.
Siswi SMKN 8 Kota Bandung yang lulus pada tahun ajaran 2024/2025, saat menerima surat keterangan lulus yang diserahkan oleh Kepala SMKN 8 Bandung H. Agus Nugroho, S.T., M.T
Kepala SMKN 8 Kota Bandung, H. Agus Nugroho, S.T., M.T., menuturkan bahwa para siswa yang dilepas dikembalikan secara simbolis kepada orangtua masing-masing. Ia menegaskan bahwa seluruh siswa kelas XII dinyatakan lulus 100 persen.
“Siswa kami SMKN 8 Bandung periode ini itu semuanya 100 persen lulus. Hari ini acara pelepasannya dilaksanakan di SMKN 8 Bandung, di lapangan upacara dan lapangan basket. Ini adalah hasil kerja sama antara komite sekolah, orangtua siswa, dan manajemen sekolah. Alhamdulillah terlaksana dengan baik. Orangtua secara keseluruhan bisa menghadiri kegiatan,” ujarnya kepada majalahsora.
Agus juga menyampaikan rasa syukur karena beberapa lulusan telah diterima kerja dan magang, bahkan turut hadir dalam acara pelepasan tersebut. Ia menambahkan bahwa kegiatan dilakukan secara sederhana tanpa pungutan biaya.
Ketua Komite Sekolah Dra. Hj. Rachmi Krisdiani, (tengah) memiliki komitmen kuat berkolaborasi dalam memajukan sekolah
“Para peserta tidak dipungut biaya serupiah pun. Adapun biaya yang dikeluarkan dikoordinir oleh para orangtua untuk masing-masing kelas. Karena setelah upacara pelepasan, para orangtua memasuki ruang kelas anaknya masing-masing untuk botram, makan bersama wali kelasnya,” jelasnya.
Makan bersama atau botram diserahkan sepenuhnya kepada inisiatif masing-masing kelas, dengan berbagai bentuk perayaan mulai dari yang sederhana hingga seremonial.
Selama kegiatan berlangsung, suasana diisi dengan sambutan-sambutan, upacara adat sebagai simbol pelepasan siswa dari SMKN 8 Bandung, hingga momen haru sungkeman para siswa kepada orangtua mereka.
Wakasek Hubin Humas, Deden Bhakti Indradi Daryana, S.Pd., saat di acara pelepasan siswa SMKN 8 Kota Bandung yang lulus pada tahun ajaran 2024/2025
“Kalau sebelum-sebelumnya kita biasa mengadakan kegiatan ini di hotel sekitaran Bandung. Namun untuk tahun ini, sesuai arahan Gubernur Jawa Barat (Kang Dedi Mulyadi), bahwasanya setiap sekolah harus mengadakan perpisahan secara sederhana dengan mengoptimalkan fasilitas sekolahnya masing-masing,” tambah Agus.
Ia pun berharap agar seluruh lulusan dapat sukses ke depannya, menjadi tenaga teknisi profesional yang mampu beradaptasi dengan dunia industri.
Agus juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh orangtua siswa, tim manajemen sekolah, dan komite sekolah atas terselenggaranya kegiatan pelepasan siswa kelas XII tahun ini.
Hj. Lasmi Gumati Ispyantira, S.E., perwakilan orangtua siswa SMKN 8 Kota Bandung, saat didaulat memberikannya sepatah dua patah kata di acara pelepasan
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Sekolah Dra. Hj. Rachmi Krisdiani menjelaskan bahwa komite sekolah menjalankan tugasnya sesuai Permendikbud No. 75 Tahun 2016 dan Pergub No. 97 Tahun 2022.
“Kami ini lembaga mandiri yang tugas dan fungsinya me-monitoring, mengawasi, membantu sekolah, dan memberi masukan. Dengan adanya regulasi dari Gubernur bahwa tidak boleh mengadakan perpisahan di hotel atau gedung lainnya (di luar sekolah), kami sekolah negeri tentu akan ikuti. Walaupun ada orangtua yang protes, kami tetap berikan pengertian,” tegas Rachmi.
Menurutnya, meski dilaksanakan secara sederhana, acara ini tetap bermakna. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara “free” atau tanpa pungutan biaya apapun oleh sekolah maupun komite.
Kepala SMKN 8 Kota Bandung, bersama para lulusan tahun ajaran 2024/2025
“Kalau terlihat ada keramaian di sini, itu inisiatif siswa, di bawah bimbingan Bapak/Ibu Guru melalui Kesiswaan. Lalu ada makan-makan (botram), itu inisiatif orangtua. Tentunya bukan dari kita biayanya, mereka masing-masing ingin botram saja. Menu makannya juga berbeda-beda. Kemudian anak-anak inisiasinya di-cover juga. Nanti ada dua kegiatan dengan aktualisasi anak-anak. Tapi tetap di sekolah dan komite sekolah tidak memungut apapun,” jelas Rachmi.
“Betul-betul sesuai arahan Gubernur. Kita adakan di sekolah, tidak ada pungutan biaya dan tasyakuran itu juga keinginan orangtua. Jadi sekolah hanya memberikan fasilitas tempat upacara, tempat melepas siswa secara formal, secara simbolis diberikan tanda kelulusan dan setelah itu selesai. Kita fasilitasi dengan kelas-kelas yang ada juga usai upacara,” tambahnya.
Rachmi juga mengungkapkan bahwa acara digelar di lapangan sekolah karena sekolah belum memiliki gedung atau aula yang cukup besar untuk menampung seluruh siswa dan orangtua yang hadir.
Para lulusan SMKN 8 Kota Bandung saat melakukan sungkeman kepada para orangtua mereka
Ia pun bersyukur atas kelancaran acara dan menyampaikan rasa bangga terhadap seluruh pihak yang terlibat.
Di sisi lain, Rachmi mengingatkan agar efisiensi dalam dunia pendidikan tidak sampai menurunkan kualitas sekolah. Ia berharap kebijakan efisiensi dari pemerintah tetap memperhatikan standar minimal pembelajaran.
“Jika bisa, yang namanya efisiensi itu tidak sampai harus mengorbankan sekolah hingga menurunkan kualitas sekolah, apalagi kita ingin Jabar Istimewa. Jadi dimohon Bapak Gubernur jika memberikan suatu kebijakan, jangan sampai mengorbankan yang akan menurunkan kualitas sekolah. Walaupun pelepasan seperti ini sebetulnya masih bisa disikapi,” ungkapnya.
Botram makan bersama di kelas penuh kehangatan, usai upacara pelepasan siswa
Ia menambahkan bahwa tugas komite sekolah juga mencakup penggalian sumber dana untuk membantu pemerintah, tentu tanpa membebani masyarakat tidak mampu (KETM). Menurutnya, masih ada masyarakat mampu yang bersedia mendukung sekolah secara sukarela.
Sementara itu, Hj. Lasmi Gumati Ispyantira, S.E., salah satu orangtua siswa dari Muhammad Rhadatu Archimen (kelas XII TSM 1), mengapresiasi pelaksanaan kegiatan yang berlangsung dengan baik.
“Alhamdulillah, dengan segala keterbatasan yang ada, kita mengikuti peraturan Gubernur dan pihak sekolah. Sebagai orangtua, kita ikhlas dan ridho bahkan anak-anak juga happy dengan acara seperti ini. Ini tidak mengurangi rasa kebahagiaan kami hingga kemeriahan kami. Kami sangat bersyukur bisa berkumpul dan bertemu dengan semua anak bisa hadir,” kata Lasmi.
Berfoto bersama
Terkait konsumsi, Lasmi menilai bahwa itu bukanlah pungutan, melainkan bagian dari inisiatif orangtua demi kenyamanan bersama. Ia pun mengapresiasi kesederhanaan acara yang tidak mengurangi esensi dan makna pelepasan siswa.
Ia berharap agar pelepasan angkatan berikutnya tetap dilaksanakan dengan penuh kekhidmatan, meski tanpa euforia berlebihan.
“Harapan saya, sukses buat para siswa yang telah lulus. Baik itu yang berwirausaha, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi (terus belajar dan semangat) maupun yang diterima bekerja (semoga menjadi karyawan yang sukses). Tetap menghargai guru dan punya rasa cinta terhadap almamaternya. Jangan sampai dilupakan,” tandasnya. [SR]***