majalahsora.com, Kota Bandung – SMKN 4 Kota Bandung diberi penghargaan skala nasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat, untuk kategori Satuan Pendidikan Umum Terbaik Implementasi Kejar (Satu Rekening Satu Pelajar), pada kegiatan pencanangan Gerakan Cerdas Keuangan (Gencarkan) dengan tema “Masyarakat Cerdas Keuangan, Menuju Indonesia Emas 2045”.
Kepala SMKN 4 Kota Bandung, Agus Setiawan secara langsung menerima penghargaan yang diserahkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, di JIEXPO Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Dari keterangan Agus, dirinya tidak menyangka SMKN 4 Kota Bandung bisa mendapatkan penghargaan bergengsi dari OJK, dan mengharumkan nama Jawa Barat.
“Ini merupakan support dari berbagai pihak, kata kuncinya kolaborasi,” kata Agus di ruang kerjanya, Jalan Kliningan No 6, Senin (26/8/2024).
Lanjut Agus kolaborasi itu di antaranya dilakukan dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB.
“Dalam hal ini kerja sama dengan BJB untuk mewujudkan siswa (SMKN 4), memiliki karakter untuk tidak konsumtif.”
“Kedua memahami tentang bahaya menggunakan jasa keuangan. Contohnya pinjaman online ilegal, judi online dan game online itu berbahaya juga,” dijelaskan Agus.
Terlebih uang dari pinjaman online kemudian digunakan untuk judi online, bisa merusak ekonomi masyarakat, yang saat ini sudah merambah ke berbagai kalangan, bahkan pelajar.
Agus tidak ingin siswa SMKN 4 Kota Bandung, terjerat ke dalam hal tersebut. Dengan kekhawatiran itu, pihaknya melakukan edukasi kepada siswa agar tidak terjerumus.
SMKN 4 Kota Bandung berkolaborasi dengan BJB dan OJK mengedukasi siswa, dalam kegiatan “Edukasi dan Launching Ekosistem Keuangan Inklusif Digital Berbasis Artificial Intelegence”.
Masih dikatakan Agus pihaknya bukan hanya memberikan edukasi saja, tetapi juga mengimplementasikan kepada para siswa. “Mereka ditanamkan karakter tidak konsumtif, rajin menabung menyisihkan dari uang jajan,” kata Agus.
Pihak sekolah pun berupaya agar siswanya bisa menabung di SMKN 4 Kota Bandung, tidak harus datang ke bank. Akhirnya pihak BJB menyiapkan gerai lakupandai serta petugasnya disiapkan oleh sekolah.
“Kalau datang ke bank langsung, dikhawatirkan mereka malu. Contoh menabungnya menyisihkan dari uang jajan bisa Rp 2.000, Rp 5.000 berapapun bisa ditabungkan di lakupandai nanti disetorkan oleh petugas ke BJB Cicaheum,” kata Agus.
Di lakupandai sendiri, selain bisa menabung, juga bisa mengambil uang tunai, termasuk membayar tagihan listrik dan lainnya.
Di samping itu saat siswa jajan di kantin sekolah, pembayarannya sudah dilakukan melalui QRis (atau tanpa tunai).
“Artinya implementasi-implementasi itu, merupakan pembelajaran bagi siswa terkait inklusi keuangan. Karena di masyarakat umum, kini sudah banyak yang melakukan transaksi dengan uang elektronik. Sudah jarang menggunakan uang cash,” papar Agus.
Lanjutnya untuk menuju ke arah sana maka para siswa harus membuka rekening, dan dibekali dengan ATM.
“ATM nya multi fungsi, selain untuk bertransaksi juga sebagai kartu pelajar. Model ATM nya custom khusus pelajar SMKN 4,” kata Agus.
Hal ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa untuk membuka rekening. Apalagi tidak ada biaya administrasi ataupun potongan apapun apabila melakukan transaksi.
Ternyata apa yang dilakukan itu, mendapatkan perhatian dari OJK Pusat. Kemudian diajukan untuk mendapatkan penghargaan terbaik dari OJK secara nasional, kategori satuan pendidikan umum. SMKN 4 bersaing dengan ribuan sekolah yang ada di 38 provinsi dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK.
Masih dijelaskan Agus, yang dilakukan SMKN 4 Kota Bandung, selama ini yakni membangun mengenai literasi, perilaku perencanaan keuangan untuk masa depan. Lalu dibuat programnya dan implementasi inklusi keuangan di lingkungan sekolah yang sudah diterapkan. Termasuk satu pelajar satu rekening.
“Program ini bisa tercapai selama bisa membangun kolaborasi tadi,” kata Agus.
Pihaknya pun sangat terbuka untuk berbagi praktik baik ini dengan sekolah lainnya. [SR]***