majalahsora.com, Kota Bandung – Pada umumnya perayaan malam tahun baru disambut dengan kemeriahan kembang api dan berbagai ragam hiburan. Namun, bagi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), momentum pergantian tahun tidak harus melakukan aktivitas yang justru malah mengarah kepada hal yang bersifat hura-hura.
Bersama ratusan masyarakat, Aher menyambut tahun baru 2018 dengan menggelar nonton bareng pagelaran wayang golek yang dipentaskan oleh dalang Dadan Sunandar Sunarya di area Parkir Barat Gedung Sate Bandung sejak pukul 21.00 malam hingga dini hari, Senin (01/01/2018). Bahkan sebelumnya, Aher bersama Wagub Jabar Deddy Mizwar dan masyarakat, memberikan ceramah pada acara Muhasabah di masjid Pusdai Bandung.
Disinggung alasan mengapa menggelar wayang golek, Gubernur yang hampir menyelesaikan masa jabatannya selama dua periode ini menuturkan, malam perayaan tahun baru harus memiliki makna kehidupan yang lebih baik yang harus diterapkan oleh masyarakat. Pagelaran wayang golek yang penuh makna dan nasihat kehidupan menurutnya sangatlah tepat dipentaskan, selain juga untuk melestarikan budaya asli tanah Pasundan.
“Mengapa menggelar wayang golek, kita ingin memaknai dengan makna yang mendalam pada pergantian tahun ini sehingga kita tidak hura-hura tapi yang ada adalah pemaknaan bahwa kita meninggalkan 2017 ini adalah evaluasi yang sudah terjadi dan menatap dengan penuh semangat dalam menghadapi tahun 2018 dengan menghasilkan karya baru untuk kehidupan yang lebih baik,” tuturnya.
Aher mengatakan, melalui pendekatan budaya khususnya wayang golek, masyarakat akan lebih mudah mencerna berbagai makna kehidupan dan nilai-nilai yang harus diterapkan.
“Kita tidak ingin tanpa makna dan substansi, mari kita hadirkan keindahan, kenyamanan dan cinta kasih dalam berbagai kehidupan termasuk dalam pergantian tahun baru oleh karena itu pendekatannya adalah seni budaya yaitu wayang golek yang berisi nasihat-nasihat kepada kita, tadi kan dalam adegan si cepot sebagai simbol jenaka tapi kan begitu banyak menasihati kita,” ungkapnya.
Tahun 2018, khususnya bagi Aher yang masa kepemimpinannya akan berakhir pada bulan Juni mendatang, merupakan tahun yang harus disambut dengan semangat baru dalam mencapai program-program pembangunan yang akan dicapai. Salah satu yang akan digenjotnya yaitu pembangunan sumber daya manusia. Sebab menurutnya, sehebat apapun pembangunan infrastruktur tak akan bisa dinikmati maanfaatnya tanpa pembangunan manusia.
“Resolusi 2018 tentu kita tekankan pada pembangunan manusia karena pembangunan fisik yang kita lakukan kurang bisa dinikmati manfaatnya manakala manusia tidak kita bangun,” ujarnya.
Aher mencontohkan, sekuat apapun usaha pemerintah dalam menghadirkan sungai Citarum yang bersih tidak akan berhasil tanpa adanya manusia yang mampu menghormati nilai-nilai air sebagai sumber kehidupan.
“Oleh karena itulah ke depan kita ingin menanamkan nilai-nilai pada pembangunan manusia, tidak hanya tranfer ilmu di sekolah tapi disaat yang sama kita transfer nilai sehingga pengetahuan dan nilai bersamaan, hadir di masyarakat Jabar,” terangnya.
Selain akan tetap fokus pada pembangunan pendidikan dan kesehatan, proyek infrastruktur yang saat ini sedang dirancang dan dikerjakan menjadi prioritas pemerintahannya. Seperti jalan tol Bocimi, Cisumdawu, Cigatas, tol Cianjur-Padalarang, Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban, Geopark Ciletuh-Palabuhanratu dan pembangunan masjid terapung Al-Jabbar.
“Tahun 2018 ini tentu setengah tahun terakhir saya sebagai gubernur tepatnya Juni, suka dukanya sangat banyak. Sukanya kalau kita bisa membahagiakan masyarakat,” pungkas Aher. [SR]***