majalahsora.com, Kota Bandung – Hingga hari kelima pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, SMP PGRI 10 Bandung telah mencatat sebanyak 70 pendaftar yang telah menyelesaikan proses pendaftaran.
Capaian tersebut disambut dengan penuh syukur oleh pihak sekolah, karena dinilai sebagai peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, khususnya untuk kategori pendaftar yang sudah menyatakan komitmennya.
Kepala SMP PGRI 10 Bandung, Ati Yuliawati, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa strategi yang diterapkan dalam masa penerimaan ini bertujuan untuk memenuhi kuota 8 rombongan belajar (rombel), masing-masing berisi 32 siswa.
SMP PGRI Kota Bandung, yang berada di Jalan A.H. Nasution No. 15, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung
“Salah satu upaya kami adalah mengundang para kepala sekolah dan guru kelas VI SD di wilayah Bandung Timur. Kegiatan silaturahmi itu kami laksanakan setelah Idulfitri. Sebanyak 30 sekolah hadir dan kami melakukan penandatanganan MoU. Kami juga mengalokasikan anggaran sebesar 30 persen untuk pelaksanaan SPMB ini,” ujar Ati kepada majalahsora.com, di sekolah yang berada di Jalan A.H. Nasution No. 15, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Sabtu, (14/6/2025)
Ia menambahkan, kegiatan silaturahmi tersebut bertujuan memperluas jangkauan sosialisasi dan mempercepat penyampaian informasi kepada sekolah-sekolah dasar di sekitar wilayah Kota dan Kabupaten Bandung.
Sosialisasi dilakukan secara langsung di setiap sekolah dengan durasi sekitar 30 menit, melibatkan tim operator dan narasumber, serta disertai pembagian brosur dan pemutaran video dokumenter profil SMP PGRI 10 Bandung.
Masjid SMP PGRI 10 Kota Bandung
“Setelah kegiatan itu, saya bahkan diundang kembali oleh 10 sekolah. Alhamdulillah, hasilnya positif, hingga saat ini kami sudah mengisi tiga kelas,” ungkapnya.
Menurut Ati, letak SMP PGRI 10 Bandung yang berada di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bandung menjadi daya tarik tersendiri. Banyak siswa dari wilayah kabupaten memilih mendaftar ke sekolah ini karena peluang masuk ke sekolah negeri cukup kecil akibat keterbatasan jalur penerimaan.
“Kalau tidak ada jalur lain, swasta menjadi alternatif. Apalagi lokasi sekolah kami jauh dari keramaian dan polusi. Begitu mereka tahu tempatnya nyaman, banyak yang langsung mantap mendaftar,” jelasnya.
Fasilitas yang ada di SMP PGRI 10 Kota Bandung
Terkait keunggulan sekolah, SMP PGRI 10 Bandung dikenal aktif dalam bidang non-akademik, khususnya ekstrakurikuler (ekskul) yang berprestasi. Di antaranya adalah:
Benjang, seni bela diri khas Sunda asal Ujungberung, yang menjadi ekskul unggulan dan menarik minat banyak pendaftar.
Voli, yang berhasil meraih juara 3 tingkat Kota Bandung.
Pojok baca SMP PGRI 10 Kota Bandung, untuk meningkatkan literasi siswa
Pencak Silat, yang mengantarkan siswa kelas IX lolos hingga tingkat nasional. Dua siswa terbaik bahkan kini mendaftar ke SMAN 24 dan SMAN 27 Bandung dengan membawa nama besar ekskul tersebut.
Untuk kelanjutan pendidikan ke jenjang SMA Negeri, lulusan SMP PGRI 10 Bandung terbanyak diterima di SMAN 24 Bandung melalui jalur zonasi.
Ati berharap pelaksanaan SPMB tahun 2025 berlangsung lancar, adil, dan jujur. Ia menekankan pentingnya integritas dalam proses penerimaan siswa baru, karena dampaknya sangat besar terhadap keberlangsungan sekolah swasta.
Lapang olahraga SMP PGRI 10 Kota Bandung
“Tahun lalu kami sempat kehilangan hampir satu kelas karena beberapa siswa yang sudah mendaftar tiba-tiba mengundurkan diri, dengan alasan masuk pesantren, padahal ternyata mereka masuk ke sekolah negeri. Sekarang kami sudah antisipasi lewat penandatanganan Pakta Integritas saat sosialisasi di Kecamatan,” ujarnya.
Ia menutup pernyataannya dengan harapan besar terhadap aturan baru dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang dinilai tegas dalam menegakkan keadilan dalam penerimaan siswa.
“Kalau tidak ada kelicikan, insya Allah sekolah swasta bisa bangkit. Kasihan sekolah swasta yang muridnya makin sedikit. Semoga aturan Gubernur Dedi Mulyadi saat ini bisa menghilangkan praktik titipan. KDM hebat!” tandasnya. [SR]***