majalahsora.com, Kota Bandung – SMP Swadaya 1 Kota Bandung yang dipimpin oleh Padma Sigit merupakan sekolah pertama di Indonesia yang menerapkan konsep studio, namun tetap berbasis kepada kurikulum nasional tahun 2013.
Sekolah studio menitikberatkan kepada prakarya dan portofolio seluruh mata pelajaran.
Perlu diketahui sekolah studio pertama kali dikembangkan di Inggris sejak 5 tahun lalu. Diperuntukkan bagi siswa yang aktif, serta lebih menyukai praktik, dan cenderung memiliki moda belajar kinestetik.
Padma Sigit menjelaskan bahwa pada prinsipnya sekolah studio menekankan pembelajaran dan evaluasi portofolio. Di SMP Swadaya 1 Kota Bandung kegiatan belajar mengajarnya berorientasi pada pendidikan keterampilan hidup atau lifeskills education.
Para siswa diasuh dan diasah oleh guru-guru dengan latar belakang profesional di bidangnya selain keterampilan produktif, di studio siswa juga belajar wawasan wirausaha.
“Pendidikan keterampilan hidup yang standar itu rahasia kesuksesan siswa-siswi di SMP swadaya dalam kehidupan dan pekerjaan kelak,” kata Padma Sigit, di kantornya, Jalan Pasir Koja No.181, Jamika, Kec. Bojong Loa Kaler, Kamis (17/12/2020) siang.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ada enam keterampilan yang ditanamkan kepada siswa-siswinya, yaitu komunikasi, silaturahmi, wirausaha, penerapan, nalar dan mawasdiri.
Di samping itu mereka dilatih bercocok tanam secara hidroponik, menanam anggrek, refleksi, kebugaran untuk melihat potensi siswa menjadi atlet. Itu pun disesuaikan dengan minat dan bakatnya.
Adapun studio yang dimiliki di SMP Swadaya 1 adalah, studio musik, tari, karawitan, prakaraya produktif dan desain grafis.
Sedangkan untuk jumlah siswanya kini adalah tercatat ada sekitar 300 kurang, untuk semua tingkat.
Dalam mendukung program pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa dan mengantisipasi usia belajar putus sekolah, setidaknya ada 70 siswa SMP 1 Swadaya yang berasal dari keluarga miskin atau siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP).
Belum lama ini SMP Swadaya pun mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Bandung berupa bantuan sosial. Bantuan persiswanya Rp 4.275.000.
Bantuan tersebut oleh pihak sekolah dimanfaatkan untuk meningkatkan sarana prasarana, fasilitas siswa, akan membagikan seragam juga untuk siswa RMP.
“Bantuan itu jelas sangat membantu kalau nggak ada bantuan ripuh. Karena SPP dari siswa reguler juga tidak memaksakan untuk membayar, apalagi dalam kondisi pandemi. Kami tidak mempersulit orangtua siswa namun selalu kami komunikasikan,” kata Padma Sigit.
Dirinya juga berharap agar bantuan sejenis tiap tahun ada dengan jumlah uang bantuan persiswanya sama bahkan meningkat. [SR]***