Edy Purwanto Kepala SMKN 9 Kota Bandung, saat diwawancarai awak media
majalahsora.com, Kota Bandung – SMKN 9 Bandung menggelar “Japanese Hairstylist Training”. Bekerjasama dengan Majalah Kecantikan Negara Jepang, Coiffure De Paris Japon, Senin, (21/1/2019) lalu.
Kegiatannya digelar di Ruang Praktik Jurusan Kecantikan SMKN 9 Bandung. Sebanyak delapan penata rambut asal Negari Sakura mempraktikan keahliannya di depan siswa jurusan kecantikan.
Ajang tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi siswa dan menjadi bahan studi banding seputar ilmu penataan rambut di Negara Sakura.
Kepala SMKN 9 Bandung, Edy Purwanto mengatakan, selain meningkatkan kompetensi siswa secara teknis di bidang kecantikan, kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berbahasa asing siswanya. Di samping itu, siswa juga mengetahui ilmu penataan rambut secara luas langsung dari ahlinya.
“Selain peningkatakan kompetensi dan bahasa, etos kerja masyarakat Jepang itu perlu kita contoh. Kedisplinannya adalah salah satu hal yang harus kita teladani,” tuturnya saat ditemui di ruangannya.
Dirinya berharap, melalui kegiatan ini, siswanya mampu menangkap dan mempraktikan ilmu yang telah diberikan. Selain itu, dirinya berharap peserta didiknya dapat menimba ilmu langsung ke Jepang melalui program pertukaran pelajar.
“Harapannya ke depannya juga siswa kita mampu belajar langsung ke Jepang,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Jurusan Kecantikan SMKN 9 Bandung Yane Rakhmawati menuturkan, kegiatan tersebut dilaksanakan selama 8 hari (21-28 Januari). Melibatkan seluruh siswa jurusan kecantikan kelas XI dan XII.
Penata rambut asal Negari Sakura sedang berbagi ilmu dengan siswi SMKN 9 Kota Bandung
“Perharinya ada 8 siswa yang menjadi helper (pemandu) panata rambut, jadi 64 siswa dilibatkan langsung agar mampu belajar seputar teknis pemangkasannya. Mengenal karakter orang Jepang dan mencontohkan kedisiplinannya,” tuturnya.
Yane mengatakan kegiatan tersebut menargetkan 800 pelanggan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, baik dari kalangan siswa maupun warga.
“Ini gratis dan terbuka untuk umum, jadi semuanya bisa mendaftar. Targetnya satu penata rambut harus melayani 100 pelanggan,” tambahnya.
Salah satu siswa, Deananda Alfionita memaparkan bahwa dirinya mendapat pelajaran dari kegiatan tersebut. Di antaranya seputar teknik penataan rambut dan pelayanan kepada pelanggan.
“Seperti cara mengeringkan rambut, ternyata ada banyak metodenya, lalu mereka juga lebih interaktif, murah senyum, jadi lebih nyaman ke pelanggannya,” ungkap siswa kelas XII tersebut.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Coiffure De Paris Japon, Kyoto Koto mengatakan, selain memberi pengetahuan baru tentang penataan rambut kepada siswa, kegiatan tersebut juga bermanfaatkan bagi hairstylist Jepang untuk meningkatkan kompetensinya.
“Melalui program ini, kami bisa meningkatkan levelnya, dari senior hairstylist menjadi top hairstylist, karena salah satu syaratnya mereka harus mengenal dan menata berbagai macam rambut orang,” terangnya. [SR]***