majalahsora.com, Kabupaten Bandung Barat – Upaya UNESCO, sebagai lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya, memiliki peran penting dalam melindungi kelangsungan bahasa daerah di dunia agar tetap hidup dan penuturnya berkembang.
Salah satunya dengan menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu/daerah Internasional.
Pertama kali diperingati pada tahun 2000. Hal itu tidak terlepas dari peran Rafiqul Islam, warga Bangladesh yang tinggal di Vancouver, Kanada. Dirinya berkirim surat dengan Koffi Aman, Sekjen PBB kala itu.
Terbaru, pada penutupan sidang tahunan PBB di New York, Amerika Serikat, 18 Oktober 2019, UNESCO menetapkan tahun 2022 sampai dengan tahun 2032, sebagai kampanye massal Hari Bahasa Ibu Internasional.
Edi Gunawan, S. Pd., M. Pd., Kepala SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat (Poto)
Melalui kampanye selama10 tahun itu, PBB mendorong masyarakat adat di seluruh dunia untuk melakukan berbagai upaya di dalam menyelamatkan Bahasa Ibu dari ancaman kepunahan.
Berdasarkan data Summer Institute of Linguistics, di Indonesia sendiri memiliki 719 bahasa daerah. 707 bahasa masih aktif digunakan. Namun sekitar 12 bahasa (atau sekitar 2%) malang nasibnya, punah karena tidak ada penuturnya.
Untuk melindungi berkurangnya penutur bahasa daerah di Jawa Barat (Sunda khususnya), Pemprov Jabar membuat Pergub No 69 tahun 2013, tentang pembelajaran bahasa dan sastra daerah pada jenjang pendidikan menengah di Jawa Barat.
Di samping itu Kadisdik Jabar Dewi Sartika membuat surat edaran Nomor: 003.3/2407 -Set.Disdik dan ditandatanganinya agar pada peringatan Hari Bahasa Ibu/daerah Internasional setiap sekolah yang ada di wilayah Jabar, menggunakan pakaian daerah dan mengutamakan penggunaan bahasa daerah yang ada di 27 kabupaten/kota.
Berikutnya memasang spanduk/banner yang mendukung peringatan Hari Bahasa Daerah. Termasuk melaksanakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan apresiasi terhadap bahasa daerah di Jabar (Sunda, Betawi dan Cirebon).
Dukungan itu pun hadir secara nyata dari SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, di mana di sekolah tersebut diajarkan mata pelajaran bahasa Sunda untuk semua tingkat, dari kelas X, XI dan XII serta ada ujian sekolahnya.
SMKN 1 Cisarua sendiri masuk ke dalam binaan Ester Miori, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jabar Wilayah VI
Setiap minggunya di sekolah yang dipimpin oleh Edi Gunawan, pelajaran bahasa Sunda diajarkan selama dua jam kepada para siswanya.
Ditambah setiap hari Kamis dalam setiap minggunya, mereka diharuskan berkomunikasi menggunakan Bahasa Sunda.
“Hal itu merupakan aplikasi di lapangan yang dilakukan atau dilaksanakan di SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Dalam rangka menghidupkan penggunaan Bahasa Sunda di kalangan siswa SMKN 1 Cisarua,” kata Edi, Jumat (21/2/2020) di ruang kerjanya, Jl. Kolonel Masturi No.300, Desa Jambudipa, Kec. Cisarua.
Untuk pengajarnya sendiri di SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat memiliki dua orang guru, mengajar untuk tiga tingkat.
Menurut Edi kedua guru tersebut masih berstatus guru honorer. Ia pun berharap ke depan ada guru PNS Bahasa Sunda-nya.
Saat tanggal 21 Februari 2020, peringatan Hari Bahasa Ibu internasional di SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat, diadakan kegiatan upacara mengenai peringatan itu.
Dilaksanakan di lapangan sekolahnya diikuti oleh seluruh siswa SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat dari tingkat atau dari kelas X, XI, XII, guru serta tenaga kependidikan SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
Mereka umumnya mengenakan pakaian tradisional khas Jawa Barat, untuk laki-laki mengenakan pangsi, sedangkan untuk perempuan menggunakan kebaya.
Menurut Edi orang Sunda harus menjadi bibit unggul di daerahnya, yang mendukung segala rupanya terkait kesundaan khususnya bahasa Sunda.
“Orang Sunda sendiri harus memiliki identitas atau jatidiri sebagai orang Sunda yaitu dengan selalu berbahasa Sunda dan berbudaya Sunda,” tegasnya.
Tercatat di SMKN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat memiliki siswa sebanyak 1.905. Sedangkan untuk jurusannya ada empat yaitu, akomodasi perhotelan, rekayasa perangkat lunak, administrasi perkantoran dan teknik kendaraan ringan.
Edi sebagai kepala sekolah akan terus mendukung program dan upaya agar Bahasa Sunda “hirup hurip dina ngigelan jaman”. [SR]***