majalahsora.com, Kota Bandung – SMK PU Negeri Bandung telah memulai proses belajar mengajar tahun ajaran baru 2022/2023 secara luring sesuai dengan kalender akademik yang sudah diterbitkan Dinas Pedidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar).
“Kita sesuai dengan kalender akademik yang sudah diterbitkan oleh Disdik Jabar, kita sudah laksanakan pembelajaran luring,” kata Kepala SMK PU Negeri Bandung Tatang Gunawan di Jalan Garut No 10, Kota Bandung, Jum’at (5/8/2022).
Dia menjelaskan bahwa dalam proses belajarnya, SMK PU Negeri Bandung sudah menggunakan kurikulum Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) untuk kelas X.
“Ada dua kurikulum sekarang kita laksanakan. Untuk kelas X kita mulai dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), diawali dengan IHT, penguatan-penguatan tentang kurikulum merdeka,” jelasnya.
“Kita sudah menggunakan kurikulum 2013 versi revisi untuk kelas XI dan XII. tentunya kita ingin pelaksanaan secara optimal,” tambahnya.
Drs. Jaka Suprapta, M.M.Pd., Pengawas Pembina SMK PU Negeri Bandung
Tatang mengaku bahwa pihaknya ingin melaksanakan pelayanan pembelajaran secara berkualitas. Oleh karena itu, pembelajaran dimulai dari hari Senin sampai Jum’at dari pukul 07.00-16.00 WIB.
“Kita perlu waktu dan siswa secara optimal bisa melakukan pengajaran praktek. Diharapkan anak-anak bisa menerima pelajaran yang optimal, Kita optimalkan dengan sarana yang ada dan kekuatan guru yang penuh,” tuturnya.
Sehubungan dengan gerakan Tujuh Harkat (Hari Berkarakter) yang digagas oleh Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VII, Tatang menyatakan bahwa konsep ini merupakan sesuatu yang inovatif dan cukup bagus karena bisa menjadi warna, ciri khas dan mendukung program Jabar Masagi.
Diketahui gerakan Tujuh Harkat sedang dimatangkan konsepnya dan rencananya akan dilaunching minggu depan.
Gerakan Tujuh Harkat sendiri tiap harinya memiliki tema berbeda, seperti Senin “Nasionalisme”, Selasa “Globalisasi”, Rabu “Lingkungan Sehat”, Kamis “Budaya Sunda”, Jumat “Sehat Jasmani Rohani”, Sabtu “Keluarga Harmonis”, dan Minggu “Berbagi”.
Dudung Juanda, SE., M.M., Arsiparis Ahli Muda SMK PU Negeri Bandung
Sementara itu, Pengawas SMK PU Negeri Bandung Jaka Suprapta menyampaikan, pihaknya sangat mendukung gerakan Tujuh Harkat.
“Saya sangat mendukung sekali program ini karena setiap cabang dinas harus mempunyai program terbaik untuk sekolah di wilayahnya,” ucap Jaka.
Menurut Jaka, Program P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dari Kemendikbud mempunyai delapan tema yang sudah tercantum dalam gerakan Tujuh Harkat. Oleh karena itu, P5 dan Tujuh Harkat akan sangat bagus dalam pembentukan karakter siswa.
“Saya berharap saling mendukung dengan pelaksanaan P5 dan Tujuh Harkat itu. Dengan demikian nanti sama-sama maju bareng, sehingga apa yang dicita-citakan oleh sekolah untuk menciptakan anak berkarakter sangat baik itu dapat tercapai,” ungkapnya.
“Kita harus ada target, guru harus membina (siswa) yang sangat pandai, sedang-sedang saja, dan kurang. Harus ada perhatian khusus sehingga guru bisa melayani kebutuhan siswa ini,” tambahnya.
Margaretha Sandita, S.Kom, Staff Kurikulum (tengah) bersama rekan di SMK PU Negeri Bandung, saat Gerakan Harkat, menggunakan kebaya di hari Kamis Budaya Sunda
Di tempat yang sama, Staff Kurikulum SMK PU Negeri Bandung Margaretha Sandita menyatakan bahwa secara penerapan di kurikulum yang baru terutama di IKM itu, sudah diaplikasikan. Termasuk yang P5.
Menurutnya, guru-guru yang sudah mendapatkan P5, akan menerapkan dalam proses pembelajaran dalam membentuk pendidikan karakter bagi siswa.
“Kalau yang saya lihat karena karakter anak sekarang, ada perubahan pola pikir karena dua tahun daring. Terkadang kita harus mengamati apa yang mereka senangi sekarang, dan kita berusaha masuk di dalamnya,” ujarnya.
“Nah, untuk diawal merubah pola pikir dari guru ada tantangan sendiri dengan adanya P5 kita harus merubah mindset guru kemudian ke anak-anak. Poin-poin yang ada di Tujuh Harkat itu sudah mencakup di P5, jadi akan sejalan. mungkin hanya penerapannya lebih fleksible,” tandasnya. [SR]***