majalahsora.com, Kota Bandung – Belum lama ini ratusan sekolah swasta di Kota Bandung mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot)/Dinas Pendidikan Kota Bandung, berupa bantuan sosial dan keuangan.
Bantuan tersebut sebagai pengganti biaya sekolah bagi siswa rawan melanjutkan pendidikan (RMP) warga Kota Bandung.
SMK Muhammadiyah 1 Kota Bandung salah satu sekolah yang menerimanya. Dana tersebut datang dipenghujung tahun 2020, tepatnya tanggal 31 Desember.
Tercatat ada 111 siswa RMP-nya yang mendapatkan bantuan itu. Besarnya Rp 2 juta persiswa. Uangnya tidak diberikan begitu saja, dikelola oleh sekolah sebagai pengganti biaya operasional selama ini. Digunakan sesuai dengan aturan yang ada.
Rita Hartati, Kepala SMK Muhammadiyah 1 Kota Bandung, sangat senang dengan bantuan yang diperoleh oleh sekolah yang dipimpinnya.
“Alhamdulillah sangat terbantu dengan bantuan ini dengan cairnya dana bantuan keuangan atau bantuan sosial dari pemerintah Kota Bandung untuk warganya,” kata Rita, belum lama ini di sekolahnya, Jalan KancilNo.1, Kelurahan Malabar, Kecamatan Lengkong.
Menurut pengakuan Rita dari sekitar 153 siswa jurusan daring dan pemasaran, 90% merupakan siswa RMP, termasuk kaum dhuafa dan yatim dari panti asuhan.
Sisanya 10% yang tadinya siswa yang biasa membayar iuran bulanan Rp 150 rb, malah ikut-ikutan dengan siswa kebanyakan, menjadi gratis.
“Sebetulnya kalau di SMK Muhammadiyah semuanya perlu ditolong atau diakomodir tapi karena ada pembatasan, total siswa ada 153 orang. Kebanyakan siswa kurang mampu saat di home visit, memang perlu ditolong bukan ngaku-ngaku miskin tapi betul-betul miskin,” kata Rita.
Di samping senang, Rita juga merasa bingung karena banyak kebutuhan yang belum terbayarkan.
Hal itu disebabkan bantuan siswa RMP Pemkot Bandung di tahun 2019 tidak cair. Sehingga banyak alokasi dana yang tadinya akan dibayarkan dari bantuan RMP tahun 2019, menjadi tunggakan sekolahnya. Ditambah dengan dana bantuannya berkurang, dari tahun 2018 sebesar Rp 5 jutaan persiswa RMP.
Selama ini operasional dan membayar honor guru di SMK Muhammadiyah 1, terkadang ditunggak tiga sampai empat bulan.
“Pas ada uang dirapel namun tidak tertutup. Alhamdulillah guru-guru kami baik dan sholeh, secara jumlah keseluruhan ada 31 orang termasuk karyawan, satpam dan caraka,” kata Rita.
Dirinya pun memiliki harapan besar kepada Pemkot Bandung, meskipun wewenang SMK sudah ada di Provinsi Jabar, namun warganya masih Kota Bandung, agar lebih diperhatikan.
“Kalau bisa minimal bantuannya sama dengan SMP yaitu Rp 4.275.000. Justru yang rawan melanjutkan itu dari SMP ke SMA/SMK/MA,” kata Rita.
Dipenghujung wawancara dirinya mengatakan meskipun siswanya banyak yang RMP namun tidak sedikit yang melanjutkan kuliah melalui beasiswa dan bekerja. [SR]***