majalahsora.com, Kota Bandung – Program Pesantren Ramadhan di jenjang SMA SMK bernama SmartTren yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov)Jawa Barat (Jabar) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa.
Begitu juga dengan apa yang dilaksanakan di SMKN 2 Kota Bandung, yang menitik beratkan pada penguatan siswanya agar lancar membaca Al-Quran.
Hal itu diutarakan Kepala SMKN 2 Bandung Hasan Iskandar.
Menurutnya, melalui momentum Ramadhan, memperdalam membaca Al-Quran di sekolah harus menjadi rujukan para pengajar, karena pentingnya mengajarkan membaca Al-Quran dengan baik dan benar kepada siswa, selain pelajaran lainnya.
Agus Salim, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
“Pada dasarnya, materi SmartTren sama dengan sekolah lainnya, ada aqidah, akhlah, muamalah. Namun di SMKN 2 saya memfokuskan siswa untuk lebih membaca Al-Quran. Pasalnya, berdasarkan survey (kecil-kecilan) sebanyak 70 persen siswa SMKN 2, bisa dikatakan belum bisa baca Al-Quran,” ungkap Hasan, di ruang kerjanya, Senin (11/4/2022).
“Dari 200 lebih siswa yang saya kumpulkan, hanya puluhan siswa yang bisa membaca Al-Quran dengan lancar. Saya berpikir, hasil di lapangan survey tersebut, ada benarnya. Ini prihatin, sehingga penguatan membaca Al-Quran bagi siswa, pada Ramadhan ini sedang saya lakukan,” imbuhnya.
Menurutnya melatih membaca Al-Quran, merupakan salah satu bagian dari meningkatkan aqidah akhlak yang ada di dalam Program SmartTren. Hasan mengatakan, guru harus dapat mengimplementasikannya.
“Setiap pagi, selain hari Senin dan Rabu, saya titip ke rekan kesiswaan dan guru PAI, minimal 10 atau 15 menit, siswa disuruh membaca Al-Quran. Dengan tujuan agar anak anak kami bisa membaca Al-Quran. Setelah bisa membaca dan memahami, baru diajarkan pemahamannya dan mengimplementasikan dalam kehidupannya,” katanya.
Ajang Dedi, S.Ag., Guru PAI sekaligus Ketua Pelaksana SmartTren
Untuk memperdalam itu, upayanya di antaranya mengundang pemateri yang kompeten, seorang juri Da’i cilik di salah satu televisi nasional. Tujuannya, agar siswa tertarik mendapatkan ilmu serta wawasan umum terkait Al-Quran dan seterusnya.
Sementara itu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Agus Salim menambahkan, program SmartTren diikuti oleh semua siswa kelas X dan XI, sedangkan bagi kelas XII tidak wajib diikutkan, karena sedang mengikuti uji kompetensi (ujikom).
“Pelaksanaanya, kelas XI dihari Senin (11 April 2022) dan Selasa (12 April 2022), dan kelas X di hari Rabu (13 April 2022) dan Kamis (14 April 2022),” kata Agus.
Ia berharap dengan pendekatan ini secara rohaniah siswa bisa lebih tenang, terlebih, selama dua tahun siswa tidak dapat berinteraksi dengan utuh, akibat pandemi COVID-19.
Materinya ditambah dengan membina dan membaca Al-Qur’an, yaitu di awal sebelum kegiatan pesantren Ramadhan.
Siswa muslim SMKN 2 Kota Bandung, ke depan lebih banyak lancar membaca Al-Qur’an
“Pukul 07.00 sampai jam 07.30, ada kegiatan shalat Dhuha dulu, kemudian membaca Al-Qur’an bersama, ada yang langsung baca Al-Qur’an ada juga yang dari aplikasi HP,” kata Ajang.
Masih kata Ajang setiap guru agama sebelum masuk ke dalam materi SmartTren, maka harus membaca Al-Qur’an secara serentak.
Hal tersebut kata Ajang untuk memotivasi siswa, baik yang sudah lancar ataupun yang belum lancar.
Ajang pun mengakui, kegiatan SmartTren dengan waktu yang terbatas, tidak serta merta bisa membuat siswa yang belum lancar dalam waktu singkat bisa lancar membaca Al-Qur’an.
Target Hasan Iskandar, ingin siswanya menjadi pecinta Al-Qur’an
“Kami juga menginstruksikan supaya anak-anak itu di rumahnya memperbanyak lagi membaca Al-Qur’an. Apabila kurang lancar cobalah cari guru atau orangtua yang sudah lancar, termasuk ilmu tajwidnya,” kata Ajang.
Di samping itu bisa belajar sesama teman sebaya.
Ajang pun menegaskan bahwa siswa SMKN 2 sekitar 10 persen belum lancar baca Al-Qur’an.
“Bukan berarti belum bisa mengenal huruf-hurufnya. Mengenal tapi ketika digabungkan mereka tidak tahu membacanya,” kata Ajang.
“Sedangkan untuk program sekolah atau program Gubernur Jabar ingin memberantas buta huruf Al-Qur’an, mungkin nanti di luar bulan Ramadhan kami akan mengintensifkan. Jadi di awal pembelajaran itu ya wayahnya semua guru harus memfasilitasi siswanya untuk bawa Qur’an. Jadi sebelum belajar luangkan waktu hanya 5 menit atau 10 menit, untuk membaca Qur’an,” kata Ajang. [SR]***