Suryana, S.Pd., M.Pd., Kepala SMAN Kota Bandung
gimnasium.com, Kota Bandung – Pelepasan siswa kelas XII SMAN 8 Kota Bandung, telah melaksanakan beberapa waktu yang kemudian, digelar secara sederhana, di aulanya, hari Jum’at 11 Mei 2018. Dari pantauan majalahsora.com, tidak ada seremonial yang “wah”. Bahkan para lulusannya hanya menggunakan sekolah batik yang biasa digunakan setiap hari Jumat.
Meskipun begitu tetap tidak mengurangi maknanya, acaranya berlangsung khidmat, diombang, kegiatan-kegiatan upacara adat Sunda panganten terbaik, sungkeman, pengalungan medali dan lainnya.
Suryana, Kepala SMAN 8 Kota Bandung, mengatakan bahwa pada prinsip dasarnya, siswa kelas XII dilepas dengan do’a, sesuai dengan harapan pihak SMAN 8 Bandung (guru dan warga sekolah), yang telah mendidik selama tiga tahun.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa orang tua siswa kelas XII, menitipkan putra-putrinya di SMAN 8, dengan harapan kelak menjadi orang yang berguna. Dalam artian memiliki pondasi yang kuat, seperti ahlaq yang baik, nilai-nilai ketauhidan yang tertancap di dalam kalbunya, dibekali kemampuan berpikir cepat, atau biasa disebut HOTS (higher order thinking skills), memiliki etika serta tidak mengabaikan nilai-nilai estetika.
H. Yudin, M.Pd., Wakasek Kurikulum
“Ke depan mereka harus bisa menjadi manusia yang bisa menjadikan hidup menjadi hidup yang bermakna. Sehingga bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi alam semesta dan seisinya,” kata Suryana, beberapa waktu lalu.
Dari komite sekolah sendiri mengamanatkan kepada lulusannya, meskipun mereka bukan lagi siswa SMAN 8, mereka berikrar (siswa kelas XII) harus bisa menjaga nama baik SMAN 8. Melangkah ke depan dengan penuh kehati-hatian, tantangan semakin berat. Di samping itu memegang teguh nilai-nilai kehidupan yang telah didapat di SMAN 8.
H. Latief, M.Pd, Staf Kesiswaan
“Mungkin hari pelepasan siswa kelas XII tahun pelajaran 2017-2018, di SMAN 8 Kota Bandung, bisa jadi menit-menit akhir bagi mereka bercengkrama dengan teman-temannya. Mulai esok hari mereka sudah mulai berjalan di trek masing-masing,” terang Suryana.
Berkaitan dengan capaian lulusan yang terserap ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) melalui jalur undangan/SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), keterserapannya menjadi yang terdepan di Kota Bandung, yaitu sejumlah 95 siswa.
Eratnya hubungan emosional guru sebagai orang tua kedua bagi siswa SMAN 8 Bandung menjadikan sekolahnya sebagai sekolah ramah anak dan rumah kedua
“Kami menyakini bahwa sebagai manusia hanya bisa berihktiar, punya hak berangan-angan, apa yang didapat oleh kami tidak lepas dari ijin dan rido dari Alloh SWT. Tahun ini kami berbangga siswa yang diterima di jalur SNMPTN sebanyak 95 siswa, masuk ke perguruan tinggi bergengsi, sepeti ITB, UNPAD, IPB, UGM, UNBRAW, UPI dan lainnya. Juruannya ada yang ke teknik, kedokteran, keguruan, serta banyak lagi,” kata mantan Kepala SMAN 18 Kota Bandung.
Pihak SMAN 8 Bandung pun tetap mendorong siswa kami belum diterima di jalur SNMPTN, dan mengikuti jalur tes SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). “Semuanya tidak terlepas dari usaha dan tidak melupakan berdoa,” tambah Suryana.
Masih kata Suryana, tahun lalu ada 103 siswa yang diterima di PTN melalui jalur SNMPTN serta 128 melalui jalur tes. “Alhamdulillah di jalur tes bisa menorehkan prestasi membanggakan, yaitu ada 128 siswa. Anak-anak di jalur seleksi bisa terserap lebih banyak. Mudaah-mudahan tahun ini bisa meningkat. Akan diumunkan Selasa, tanggal 3 Juli 2018,” ujar Suryana.
Sementara itu, tidak sedikit lulusan SMAN 8 yang diterima di pendidikan kedinasan, politeknik, polban, polman, politeknik bergengsi yang memiliki prospek masa depan yang baik.
536 siswa SMAN 8 Bandung, semester tahun 2017-2018 (403 IPA dan 103 IPS) calon penerus bangsa yang memiliki karakter unggul
“Dulu jargon Dalapan Kahiji, tahun ini digulirkan jargon baru SMAN 8 BAndung Istimewa. Mengemas dan mencoba SMAN 8 tidak hanya bicara prestasi akademik, tapi non akademik. Dibidang non akademik memiliki raihan terbaik, seperti juara softball nasional, berkuda nasional, pencak silat nasional, dan lainnya. Komitmen sekolah, rumah kedua, sekolah sebagai ramah anak. Kami sebagai satu keluarga menjadi harmoni, memberi ruang-ruang iklim demokratis,, dari berbagai warna. Berharap anak sman 8 tumbuh sesuai potensi yang dimilikinya, ”pungkas Suryana. [SR] ***