Rodyana, M.M., Kepala SMAN 7 Kota Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Beberapa hari ini di media sosial ramai isu bocornya kunci jawaban USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) 2018, tingkat SMA di wilayah Jawa Barat. Bahkan aduannya sudah masuk ke media sosial resmi Disdik Jabar.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Ahmad Hadadi, Kadisdik Jabar, langsung melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke SMAN 15 Kota Bandung, Rabu (20/3/2018) lalu.
Suciati, M.Pd., Pengawas Pembina Disdik Jabar
Hadadi menjelaskan untuk pendistribusian soal memang melalui cabang dinas dan berakhir di kepala sekolah, sampai saat ini belum diketahui kebocoran dilakukan oleh pihak mana.
“Kami akan menelusuri di mana yang bocor, maka kita akan mengkonfirmasi kepada kepala sekolah dan siapa yang bertanggung jawab dalam pendistribusian soal tersebut,” ujarnya di SMA Negeri 15 Bandung, Jl. Sarimanis I No.1, Sarijadi, Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat.
Lili Suherli, S.Pd, Kasubag Tata Usaha SMAN 7 Kota Bandung
Berkaitan dengan itu, pada pelaksanaan hari kelima USBN, majalahsora.com pun melakukan pantauan ke SMAN 7 Kota Bandung, diterima langsung oleh Rodyana, kepala sekolahnya
Saat ditanya mengenai ada tidaknya kebocoran USBN di SMAN 7, Rodyana,menjelaskan bahwa di sekolah yang dipimpinnya tidak terdeteksi adanya kebocoran kunci jawaban USBN.
“Hal itu kami buktikan dengan nilai mata pelajaran yang sudah diperiksa oleh tim panitia, ternyata hasilnya beragam. Memang ada beberapa siswa kami yang nilainya sama. Tetapi itu tidak bisa menjadi patokan adanya kebocoran. Kalau seragam, nilai di setiap ruangan, pasti banyak yang sama. Dengan itu kami pastikan bocornya kunci jawaban USBN tidak terjadi di sekolah kami,” terang Kepala SMAN 7 Kota Bandung, Jum’at (23/3/2018) di ruang kerjanya.
Ia menambahkan, kalau ada siswa SMAN 7 Kota Bandung yang nilainya sama, biasanya terjadi dalam satu ruangan, mungkin siswanya memberi bantuan ke teman sebelahnya.
Rodyana berharap siswanya sungguh-sungguh dalam menghadapi USBN dan UN
Pelaksanaan ujian USBN di SMAN 7 Kota Bandung sendiri dilaksanakan berbasis komputer. Diikuti oleh 370 siswa dari jurusan IPA dan IPS, yang ditempatkan di 11 ruangan.
“Alhamdulillah kami bisa melaksanakan USBN berbasis komputer untuk kedua kalinya. Semua siswa kami dihimbau membawa laptop masing-masing. Bagi yang belum memilikinya memakai fasilitas sekolah. Secara infrastruktur sudah disiapkan wifi, daya listrik serta aplikasi USBN, yaitu TC Examp. Setiap ruangan diawasi empat orang guru,” kata mantan SMAN 11 Kota Bandung.
Serius mendengarkan paparan dari kepala sekolahnya
“Sampai hari Jumat (23/3/208) tidak ada kendala yang berarti, lungsur langsar teu aya halangan harungan,” kata Rodyana di ruangannya.
USBN sendiri kata Rodyana tidak bisa memetakan kualitas pembelajaran secara utuh. Karena masih level lokal. Meskipun soalnya dibuat oleh MGMP Disdik Jabar tiap mata pelajaran. Dirinya berharap agar pembuatan soal USBK ke depannya dibuat oleh pihak sekolah, seperti dahulu. “Tentu membuatnya berdasarkan kisi-kisi dari MGMP tiap mapel yang ada,” katanya.
Rodyana memberikan paparan kepada siswa SMAN 7 Kota Bandung
Masih kata Rodyana, mudah-mudahan USBN yang diikuti oleh siswa SMAN 7 Kota Bandung, bisa memotivasi siswanya, untuk lebih giat belajar lagi. Terutama dalam menghadapi UN (ujian nasional). “Karena UN nanti menjadi tolok ukur keberhasilan pembelajaran di sekolah,” tegasnya.
Di tempat yang sama Suciati, Pengawas Pembina Disdik Jabar, mengamini apa yang dikatan Kepala SMAN 7 Kota Bandung. “Pokoknya Sekkolah jangan sampai terpengaruh oleh berita dan isu-isu yang tidak jelas kebenarannya. Apabila memang terjadi segera lapor ke pihak terkait. Biar pihak Disdik Jabar yang menindaklanjutinya,” kata Suci.
Dirinya pun mendukung agar pembuatan soal ujian sekolah, diberikan kembali dan menjadi tanggung jawab sekolah masing-masing, sesuai rekomendasi dari MGMP mata pelajaran. [SR]***