Drs. Iwan Setiawan, Kepala SMAN 24 Bandung
majalahsora.com, Kota Bandung – Ada tujuh Pahlawan Revolusi yang menjadi korban kekejaman dan kebiadaban PKI (Partai Komunis Indonesia), pada tanggal 30 September 1965. Ketujuh pahlawan tersebut adalah; Letjen. Achmad Yani, Mayjen. Suprapto, Mayjen. MT. Haryono, Brigjen. Soetojo Siswomiharjo, Mayjen. S. Parman, Brigjen. D.I. Pandjaitan serta Lettu P.A. Tandean.
Untuk mengenang jasa para Pahlawan Revolusi, maka dibuatlah Film Penumpasan G-30-S/PKI yang diprakarsai oleh Soeharto, Presiden RI ke-2 dan disutradarai oleh sutradara kawakan Arifin C Noer. Anggaran yang dihabiskannya pun sangat luar biasa sekitar Rp. 800 juta, terbilang wah untuk pembuatan film pada masanya. Rilis tayang pada tahun 1984.
Enceng Sanjaya, S.Pd., Wakasek Humas SMAN 24 Bandung
Era tahun 80’an Film G-30-S/PKI merupakan tontonana wajib masarakat Indonesia, yang diputar setiap tanggal 30 September. Pada saat itu ditayangkan oleh TVRI. Film tersebut menjadi tontonan yang ditunggu-tunggu, karena penuh dengan nilai sejarah dan sangat mencekam, apalagi diputarnya pada malam hari sampai tengah malam dengan durasi 4,5 jam.
Sejak tahun 1998, penanyangan film G-30-S/PKI dihentikan. Film tersebut tidak lagi diputar di layar kaca (TVRI). Tidak diputarnya film tersebut dikarenakan, ada beberapa pihak yang meragukan kebenaran akan fakta sejarah yang termuat dalam film tersebut.
Setelah 19 tahun mati suri, ahir bulan September 2017, mulai digalakan lagi pemutaran film Penumpasan G-30-S/PKI di layar. Tayang di TVRI dan TVone. Selain diputar dilayar kaca, dibeberapa daerah di Indonesia pun banyak yang menyelenggarakan kegiatan Nobar (nonton bareng) film tersebut, ada yang di sekolahan, di masjid, di koramil dan lain sebagainya. Pencetus diadakannya nonton barengnya, yaitu Panglima Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dengan adanya himbauan tersebut, salah satu sekolah favorit di Bandung Timur, SMAN 24 Kota Bandung menggelar acara Nobar film G-30-S/PKI. Tujuannya untuk mengenalkan sejarah hitam yang pernah ada di Indonesia, terutama setelah bangsa Indonesia lepas dari penjajahan, kepada para siswanya.
Salah satu pengagas diputarnya film G-30-S/PKI di SMAN 24, yaitu Wakasek Humas, Enceng Sanjaya, S.Pd. Selain dirinya, para guru dan warga sekolahnya pun sangat menginginkan pemutarannya di sekolah, khususnya guru sejarah dan PKN. Berjalannya kegiatan tersebut, juga tidak lepas dari dukungan kepala sekolahnya, Drs. Iwan Setiawan.
“Alhamdulillah di SMAN 24 Kota Bandung, termasuk yang mendukung pemutaran kembali film G-30-S/PKI. Agar siswa SMAN 24 menjadi tahu akan sejarah kelam PKI di bumi Indonesia. Sebelumnya ada survey kecil-kecilan kepada siswa SMAN 24 Kota Bandung, mengenai sudah atau belumnya mereka menonton film tersebut, ternyata setelah disurvey hanya segelintir siswa yang sudah pernah nonton film sejarah tersebut,” ungkap Enceng.
Kegiatannya berlangsung pada hari Jum’at, tanggal 29 September 2017 kemarin, dari pukul 07.30 sampai dengan selesai. Diikuti oleh 1100 siswa SMAN 24 Kota Bandung. Semua tingkat ikut serta dalam kegiatan masif tersebut. Dari mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Ada 15 ruang kelas yang dipakai menjadi tempat nobarnya. Nontonnya didampingi oleh guru kelasnya, terutama guru sejarah dan PKN.
“Kebetulan di setiap kelas yang ada di SMAN 24 Kota Bandung sudah terpasang infokus. Jadi yang nontonnya bisa dibagi-bagi. Kegiatannya pun sangat didukung oleh Koramil Ujungberung, tadi Danramilnya hadir membuka kegiatan. Sebelumnya SMAN 24 Kota Bandung sudah bekerjasama dengan Koramil Ujungberung. Meskipun persiapannya cukup singkat, alhamdulillah secara keseluruhan berjalan lancar,” tegas Enceng, di rohang kepala SMAN 24 Kota Bandung.
Setelah selesai Nobar, para siswa SMAN 24 Kota Bandung diberi tugas untuk membuat kesimpulan dan respon tentang film tersebut. Di kerjakan dalam lembar kerja siswa.
“Kegiatan Nobar ini ada kaitannya dengan pelajaran sejarah dan PKN, jadi para siswa yang Nobar di sekolah diberikan tugas, nantinya akan dimasukan ke dalam penilaian mata pelajaran tersebut,” ungkap Enceng.
Dirinya berharap kegiatan Nobar film G-30-S/PKI di SMAN 24 menjadi hal yang positif bagi siswanya dan tidak dipolitisir ataupun menjadi perdebatan. Ia berharap setelah menyaksikan film tersebut, jiwa nasionalisme siswa SMAN 24 menjadi lebih tertanam untuk menegakan NKRI dari upaya rongrongan pihak manapun.
“Terlepas dari kepentingan apapun kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah kelam bangsa Indonesia dan menyaksikan sejarah yang pernah terjadi, dan menjadi titik hitam setelah kemerdekaan Indonesia,” pungkas Enceng. [SR]***