majalahsora.com, Kabupaten Bandung Barat – Dalam upaya meningkatkan karakter dan literasi siswa, SMAN 2 Lembang mengambil langkah inovatif dengan menyelenggarakan kegiatan bertema “Camp Sastra: Menyulam Nilai Dengan Kata, Membangun Karakter Lewat Sastra SMAN 2 Lembang”.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2-3 November 2024 di area sekolah yang berlokasi di Jalan Langensari, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Dalam acara ini sebanyak 324 siswa kelas X, didampingi oleh 28 guru serta peran aktif dari OSIS, MPK, dan tim literasi sekolah, diajak untuk menyelami berbagai nilai dan adab melalui pendekatan sastra.
Kepala Sekolah SMAN 2 Lembang, Ernawati, M.Pd., inisator Camp Sastra sebagai program baru sekolah yang dipimpinnya
Menurut Kepala SMAN 2 Lembang, Ernawati, M.Pd., kegiatan ini digagas untuk menjawab tantangan dalam penguatan karakter siswa yang mengalami penurunan dalam laporan pendidikan tahun ini.
“Kami mencari cara agar pendidikan karakter bisa masuk ke siswa dengan cara yang menyenangkan. Camp Sastra ini merupakan program baru yang diharapkan bisa menjadi solusi, dan ini menjadi program baru SMAN 2 Lembang,” ujar Erna, Jum’at (1/11/2024).
Dalam pandangan Erna, nilai sastra di sini memiliki peran penting dalam melembutkan hati siswa serta mengolah rasa, baik bagi penulis maupun pembacanya.
Kepala SMAN 2 Lembang bersama jajaran manajemen, yakni Wakasek Kesiswaan, Hendra Gustaman, S.Pd., (kiri) Wakasek Sapras, Ani Karolina, M.Pd., (kedua dari kiri) dan Wakasek Humas, Maman Suryaman, M.Pd., (kanan)
“Kami berharap karakter siswa kami bisa lebih baik lagi serta para siswa lebih literat. Literasi mereka harus meningkat. Hal tersebut memiliki segmen khusus dalam kegiatan membuat antologi esai,” ungkapnya.
Masih dijelaskan Erna, untuk kegiatan malam hari, melibatkan Babinkamtibmas dari Polsek Lembang, dan Babinsa dari Koramil untuk membantu guru dalam mengawasi dan pengamanan kegiatan. Di samping itu Ketua Komite pun turut menginap di sekolah.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Camp Sastra Muhammad Nurman Putra, S.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan berlapis ini untuk Membentuk Karakter dan Meningkatkan Literasi siswa.
Ketua Pelaksana Camp Sastra SMAN 2 Lembang, Muhammad Nurman Putra, S.Pd
Camp Sastra tidak sekadar kemah, tetapi juga menggabungkan materi-materi sastra dan kegiatan karakter, seperti apel pagi, mendirikan tenda, hingga aktivitas “hiking” di lingkungan sekitar.
Lanjutnya ada empat materi inti yang disampaikan selama kegiatan, yang disampaikan oleh tiga pemateri internal dan satu pemateri eksternal, yakni Dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Adapun empat materi ini terdiri dari”Analisis Karya Sastra” oleh dosen dari UPI, “Motivasi dan Menulis Sastra”, “Menulis Esai Tentang Diri”, serta “Menonton Film Pendidikan Karakter”.
Tenda didirikan di lingkungan sekolah, dalam kegiatan Camp Sastra SMAN 2 Lembang
Setelah menonton film, para siswa diminta membuat ringkasan sebagai bagian dari refleksi diri.
Adapun rangkaian kegiatannya pada malam hari (Jum’at, 1 November 2024), kegiatan dimulai dengan shalat Maghrib berjamaah, dilanjutkan tadarus Al-Quran, dan menulis intisari dari ayat yang dibaca.
Dilanjutkan dengan Shalat Isya berjamaah. Setelah itu para peserta mengikuti kegiatan menonton film, ESQ, dan Pentas Sastra di sekitar api unggun.
Pemberian materi di dalam ruang kelas
Pagi harinya (Sabtu 2 November 2024), siswa dibangunkan untuk shalat Tahajud, mengikuti siraman rohani, hingga kegiatan “Dinamika Kelompok” saat hiking.
Hiking Edukatif dengan Filosofi Kata
Kegiatan hiking, menjadi daya tarik tersendiri. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan berjalan keliling lingkungan sekitar sekolah. Setiap kelompok diberi satu kata yang harus mereka ubah menjadi kata mutiara atau filosofi.
“Para siswa dibagi ke dalam dua kelompok, setiap kelompok berangkat bergiliran. Di tengah perjalanan, siswa berhenti di sebuah pos dan memilih satu dari 20 amplop secara acak yang berisi sebuah kata,” kata Nurman.
Camp Sastra SMAN 2 Lembang, upaya meningkatkan karakter dan literasi siswa
Misalnya, kata “sepatu” diinterpretasikan sebagai simbol kehidupan yang harus terus berjalan. Kegiatan ini menuntut siswa untuk berpikir reflektif, berkreasi, dan saling berdiskusi.
“Kami ingin setiap siswa tidak hanya mendalami filosofi dari kata-kata tersebut tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan meningkatkan empati mereka terhadap makna hidup,” jelas Nurman.
Setiap filosofi yang mereka hasilkan akan dinilai oleh guru-guru internal, dan kelompok dengan filosofi terbaik akan mendapat penghargaan khusus.
Pentingnya literasi menjadikan kegiatan Camp Sastra SMAN 2 Lembang, menjadi salah satu program unggulan yang baru digulirkan
Kolaborasi Panitia dan Antusiasme Siswa
Dalam penyelenggaraan kegiatan ini, OSIS dan MPK bekerja sama dengan ekskul seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), dan Macchina, sebuah ekskul fotografi.
Nazwa Fauziah, Ketua OSIS sekaligus mentor kegiatan, menuturkan bahwa Pramuka bertugas sebagai koordinator lapangan, PMR sebagai penanggung jawab kesehatan, dan Macchina yang mendokumentasikan setiap momen dalam kegiatan ini.
“Sebagai mentor, kami juga membantu memberi arahan dan mengingatkan peserta terkait barang yang harus dibawa serta aturan yang harus diikuti,” jelas Nazwa.
Berfoto bersama di sela-sela kegiatan
Menurut Nazwa, kegiatan ini sangat berbeda dari kemah pada umumnya yang biasanya memiliki kesan disiplin ketat.
“Di sini, semuanya dikemas lebih ceria. Sastra juga menjadi fokus utama, di mana kami diajak untuk menciptakan karya bersama seperti puisi atau membuat esai yang kelak bisa disusun menjadi sebuah buku,” tambahnya.
Dia juga berharap Camp Sastra dapat diteruskan di tahun-tahun mendatang, agar siswa generasi berikutnya bisa merasakan manfaat mendalam dari kegiatan sastra yang berstruktur.
Nazwa Fauziah, Ketua OSIS sekaligus mentor kegiatan
Harapan dan Dampak Camp Sastra Bagi Karakter Siswa
Tidak hanya memperkaya pengalaman literasi, Camp Sastra juga diharapkan dapat membentuk sikap adab yang baik, menambah kosakata, serta melatih siswa dalam menyampaikan pendapat dengan baik dan benar.
Dengan sertifikat yang diberikan pada setiap siswa sebagai apresiasi, Camp Sastra diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam membentuk generasi yang bukan hanya pintar, tetapi juga berkarakter baik serta memiliki kecintaan pada sastra.
Sebagai program inovatif yang mendalam, Camp Sastra di SMAN 2 Lembang bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menggabungkan pendidikan karakter dengan literasi, demi membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berwawasan luas. [SR]***