majalahsora.com, Kota Bandung – Biasanya perayaan hari Raya Idul Adha di sekolah disambut dengan pemotongan hewan qurban.
Namun berbeda dengan SMAN 1 Bandung, mereka mempunyai tradisi tersendiri, yaitu menggelar praktik manasik haji, Rabu 14 Agustus 2019.
Aam Amelia, S. Pd., Wakasek Kesiswaan
Hal itu sudah menjadi tradisi di SMAN 1 Kota Bandung yang dipimpin oleh Dadang Yani.
Pertama kali dilaksanakan tahun 2010, tahun ini menginjak tahun kesepuluh.
Drs. Wahria, Wakasek Sapras
Manasik haji di SMAN 1 Kota Bandung yang digelar saat momen perayaan hari Raya Idul Adha, merupakan ujian praktik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Diikuti oleh siswa kelas XII yang jumlahnya sekitar 340 orang, karena manasik haji merupakan salah satu materi wajib PAI yang diajarkan di kelas XII.
Hampir semua tempat di SMAN 1 diset sedemikian rupa sehingga menyerupai tempat pelaksanaan Haji di Tanah Suci, Arab Saudi.
Begitu juga dengan rangkaian Kegiatannya sama seperti ibadah haji di Tanah Suci.
“Supaya pelaksanaannya tidak terganggu dan fokus, siswa kelas X dan XI diliburkan,” kata Aam Amelia, S.Pd., Wakasek Kwsiswaannya Rabu (14/8/2019).
Dilakukan perkloter (per kelas) yang dibimbing oleh wali kelas masing-masing.
Sebelumnya ada ceramah singkat dari Ustad Zulkarnain selaku Ketua Pelaksana.
Setelah itu siswa per kelas melempar batu jumroh, melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah sekaligus mencium hajar aswad selama tujuh kali.
Dilanjutkan dengan ujian membaca doa solat, ujian membaca Al-Quran dan diakhiri dengan mengelilingi Ka’bah selama tiga kali oleh seluruh siswa bersama dengan guru-guru selaku panitia.
Lebih lanjut Aam mengatakan alasan SMAN 1 menggelar manasik haji dikarenakan lapangannya tidak leluasa untuk melakukan pemotongan hewan kurban.
Sehingga sulit untuk mengatur jalur untuk hewan kurbannya.
Kedua, Qurban sendiri memakan lebih banyak biaya untuk hampir semua kegiatannya.
Ketiga, berdasarkan kurikulum pendidikan 2013 bahwa semua mata pelajaran diwajibkan ada kegiatan praktiknya, maka itu para guru yakin seharusnya manasik haji dijadikan ujian praktik dari pada hanya sekedar teori saja.
Ia berharap dari kegiatan ini menumbuhkan syiar Islam, juga motivasi siswa-siswinya kelak berkeinginan untuk umroh ataupun naik haji.
Di samping itu siswanya lebih mengetahui dan mendalami pengetahuan tentang agamanya, serta diaplikasikan dalam bentuk kongkret.
Rendy
Dari pantauan majalahsora.com, terlihat kegiatannya berlangsung tartib dan khusu.
Para peserta sangat antusias mengikuti semua rangkaian kegiatan ya.
Terkait hal itu majalahsora.com berhasil mewawancarai pesertanya.
“Seneng banget sih, soalnya nggak semua sekolah di Bandung punya kegiatan ini. Sama menariknya tuh pas muterin Ka’bah tujuh kali rame aja gitu bareng sama temen temen, lagian udah lama juga ga manasik haji terakhir waktu TK,” Rendy, kelas XII IPA 1.
Azkia
Tidak berbeda jauh dengan Rendy, Azkia, siswa kelas XII IPA 6, merasakan hal serupa.
“Seru soalnya manasik Hajinya kaya ibadah Haji beneran. Dari mulai lempar jumroh sampe tawafnya, apalagi tawaf keliling ka’bahnya paling seru karena bareng temen temen jadi kaya kerasa beneran,” kata Azkia.
Mereka pun sangat Merakan manfaatnya. Jadi lebih tahu mengenai tata cara ibadah haji secara seksama.
Harapannya bahwa mereka beserta teman-teman yang lain ketika waktunya tepat untuk ibadah ke Tanah Suci Mekah, setidaknya mempunyai bekal ilmu dan menghayatinya. [SR]***