majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Sekolah sebagai tempat menimba ilmu dan pendidikan etika sopan santun, tidak boleh dicorengi oleh perbuatan siswa maupun guru yang berdampak buruk terhadap dunia pendidikan. Salah satunya perbuatan bullying/perundungan.
Kepala SMAN 1 Rancaekek Onang Sopari melalui Wakasek Humas Mamat Arifin mengungkapkan, untuk mengantisipasi perundungan siswa, penguatan karakter siswa dalam kegiatan religius, himbauan saling menghormati, menjaga persahabatan merupakan cara yang rutin disampaikan dalam berbagai momen.
“Kita sering sampaikan agar siswa jauhi perbuatan bullying, melalui wali kelasnya, Guru BP. Intinya saling menghormati satu sama lain, dan jauhi perilaku yang berkaitan dengan hukum. Alhamdulillah tidak ada kasus bullying di sini,” ungkap Mamat, di SMAN 1 Rancaekek, Kabupaten Bandung, Selasa (3/10/2023).
Ekstrakurikuler (ekskul) Ikatan Remaja Masjid (IRMa) kata Mamat, salah satu wadah bagi siswa untuk meningkatkan akhlak, dan dapat mencegah kegiatan negatif yang berdampak buruk.
“Ekskul IRMa kita kuatkan, lalu untuk meningkatkan pendidikan karakter, kita kuatkan pembiasaan hal positif. Yaitu, Setiap pagi siswa bersalaman dengan guru, sebelum belajar kita ngaji dulu, lalu sholat dhuha, sholat berjamaah,” imbuhnya.
Lanjut Mamat, viralnya perundungan siswa sekolah, yang dipertontonkan melalui media sosial, sangatlah memprihatinkan.
“Kalau melihat kasus tersebut sangat prihatin, berdasarkan hal itu kami menjaga jangan sampai terjadi di sini,” kata Mamat.
Pengawasan dan bimbingan guru di sekolah dan orangtua di rumah, merupakan hal yang penting.
Pasalnya tindakan Bullying di pengaruhi banyak faktor salah satunya pengaruh medsos dan internet. [SR]***