majalahsora.com, Kota Bandung – Viralnya Muhammad Rais siswa kelas IV SDN 047 Kota Bandung di media sosial baru-baru ini, karena belajar di trotoar mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat.
Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah terus berupaya memberikan perhatian kepada siswa dari keluarga tidak mampu seperti Rais.
Kemendikbud menindaklanjuti laporan warga mengenai sosok Rais, yang berasal dari keluarga pemulung dan sering melakukan aktivitas belajar di pinggir trotoar itu.
Jum’at (11/12/2020) Kemendikbud memberikan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP), tabungan Simpel (simpanan pelajar), dan perlengkapan sekolah (tas sepatu seragam dan buku tulis) kepada Rais. Dilangsungkan di SDN 047 Balonggede, Jalan Balonggede No. 49, Kecamatan Regol.
“Ini bentuk apresiasi pemerintah, kebetulan ada ananda Rais yang tiba-tiba muncul di sosmed, menjadi perhatian pemerintah jangan sampai ada lagi Rais-Rais yang lain muncul,” kata Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kemendikbud, Abdul Kahar saat menyerahkan bantuan di SDN 047 Balonggede, Bandung, Jumat (11/12/2020).
“Bapak presiden kita saat ini sangat konsen sekali terhadap anak usia sekolah, tidak ada yang boleh putus sekolah karena alasan ekonomi,” imbuhnya.
Oleh sebab itu pihaknya datang ke SD 047 Balonggede Kota Bandung, didampingi Hikmat Ginanjar Kadisdik Kota Bandung, Dinas Sosial dan perwakilan PGRI kota Bandung,
“Hal ini menjadi perhatian bersama,” kata Abdul Kahar.
Menurutnya kasus seperti Rais masih ada di tempat lain. Hal itu disebabkan keterbatasan pihaknya, demikian juga di satuan pendidikan.
“Di sekolah mungkin sudah melakukan deteksi-deteksi seperti itu. Namun terkadang tidak terdeteksi secara utuh. Karena orangtuanya tidak terdata dengan baik, tetapi kami bekerjasama dengan dinas sosial, untuk mengatasinya. Namanya kota besar seperti ini tidak bisa dipungkiri, ada saja orangtua yang secara kependudukan tidak memiliki KK dan KTP, sehingga Dinas Sosial juga kesulitan untuk melakukan pendataan seperti ini,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dinas pendidikan termasuk dinas sosial, lebih mengedepankan nasib anak-anak seperti Rais agar bisa bersekolah terlebih dahulu. Bukan mengedepankan status kependudukan orangtuanya, terlebih mereka tinggal nomaden.
“Tidak boleh hanya karena bermasalah dengan status kependudukan, sehingga tidak selesai atau terbengkalai pendidikannya,” kata Abdul Kahar.
Saat ditanya oleh awak media apabila nasib anak seperti Rais tidak terdeteksi di medsos, menurutnya hal itu menjadi pekerjaan rumah pihaknya untuk mendata lebih baik lagi.
“Kalau tidak ada data base sekolah, sulit melakukan deteksi apalagi anak-anak yang pindah sekolah mengikuti orangtuanya. Terlepas dari itu akan diperbaiki dan perhatian pemerintah tidak boleh membeda-bedakan. Harus bekerjasama, juga adanya komunikasi yang baik antara pemerintah daerah dan pusat,” katanya.
Pihaknya juga sangat terbantu dengan masukan dan laporan dari masyarakat mengenai anak-anak yang membutuhkan bantuan. Mereka perlu dukungan bersama agar terus mendapatkan kesempatan pendidikan yang setara.
Abdul Kahar berharap dinas pendidikan dan sekolah yang memiliki kewenangan mengusulkan siswa penerima KIP juga agar lebih aktif meningkatkan kualitas pendataan siswa dari keluarga miskin melalui Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan Sistem Informasi Program Indonesia Pintar (Sipintar).
Di samping itu, dinas pendidikan juga diharapkan berperan aktif berkoordinasi dengan perangkat daerah/kecamatan/lurah, agar seluruh siswa dari keluarga miskin dapat menerima Program Indonesia Pintar (PIP) dengan mengawal proses pencatatan keluarganya ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Pemerintah daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota diharapkan agar mengoptimalkan perangkat daerah yang mempunyai fungsi pengawasan untuk mengawasi pelaksanaan PIP. Mulai dari proses pemutakhiran DTKS oleh dinas sosial setempat yang berkoordinasi dengan kelurahan, pengusulan oleh dinas pendidikan, sampai dengan aktivasi rekening, penarikan dana dan pemanfaatan dana,” pungkas Abdul Kahar. [SR]***