majalahsora.com, Kota Bandung – 270 siswa/i kelas XI SMAN 2 Kota Bandung masantren di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Rancabali Ciwidey, Kab. Bandung.
Kegiatan itu mendukung program Smart Tren Ramadhan 1440 H Dinas Pendidikan Jawa Barat & program Gubernur Jabar yang digagas oleh Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhamul Ulum.
H. Yanyan Supriatna R.S., Kepala SMAN 2 Bandung
Di mana siswa sekolah umum harus masantren/ada pengalaman menjadi santri di Pondok Pesantren atau mendatangkan ajengan ke sekolah (Ajengan masuk sekolah, SMA/SMK).
Berlangsung selama empat hari tiga malam, Selasa-Jumat (21-24 Mei 2019).
Hj. Tita Ketua Pelaksana (kanan)
Dipilihnya Pesantren Al Ittifaq selain unggul di bidang keagamaan (diantaranya mempelajari tentang kitab kuning), juga memiliki keunggulan dalam mengembangkan kewirausahaan/bisnis pertanian peternakan.
Terkait itu Yanyan Kepala SMAN 2 Kota Bandung memaparkan bahwa kegiatan tersebut, merupakan upaya sekolahnya dalam mendukung program pemerintah Jabar, yaitu Jabar Juara Lahir Batin.
Poto kiri ke kanan Fikri, Zidan, H Yanyan Kepala SMAN 2, Agas H. Fredy Wakasek Kesiswaan
Bisa berjalannya kegiatan Smart Tren di SMAN 2 berkat dukungan semua pihak, tidak terkecuali para orangtua siswa/i kelas XI khususnya dan X.
“Alhamdulillah respon orangtua siswa luar biasa, mendukung sekali program masantren ini. Malah ada yang meminta waktunya ditambah jadi 10 hari. Mereka sebelumnya kami undang ke sekolah diajak musyawarah mengenai Smart Tren di Pondok Pesantren Al Ittifaq,” kata Yanyan, kepada majalahsora.com, Selasa (21/5/2019) sore di Pondok Pesantren Al Itifaq, Ciwidey.
Foto bersama guru dan panitia Pesantren SMAN 2
Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa SMAN 2 melaksanakan dua jenis kegiatan Smart Tren, di sekolah untuk kelas X dan mengirim siswanya ke pesantren untuk kelas XI.
Bagi peserta yang mengikuti di Pondok Pesantren, siswa/i-nya bisa memiliki pengalaman menjalani kehidupan sebagai santri di pondok pesantren.
Disamping itu tahu dan paham mengenai adab-adab di masjid, dan kegiatan santri sehari-hari.
Peserta di Ciwidey Pesantren Al Itifaq
“Mereka pun harus berbaur dengan masyarakat sekitar pondok pesantren. Karena mereka umumnya hidup di kota,” katanya.
Masih kata Yanyan kegiatan tersebut terkoneksi dengan penilaian akhir tahun, sekaligus kegiatan blok pramuka.
Widodo
“Jadi ada nilai kebangsaannya. Waktunya bersamaan agar efisien. Nilai plus lainnya para siswa/i bisa belajar bisnis secara Islami,” jelasnya.
Sementara itu Fredy Wakasek Kesiwaan SMAN 2, menuturkan bahwa programnya akan menjadi rutin dan diadakan setiap tahun.
Apabila melihat dari agendanya sangat menarik terlebih untuk pembiasaan keagaamaan dan entrepeneur.
Kegiatan di kelas
Setiap harinya dimulai sejak pukul 03.15, seperti sholat tahajud berjamaah, makan sahur, tadarus, sholat wajib berjamaah, kitab kuning, sholat duha, menyimak materi ceramah, belajar/mengetahui bisnik bertani, ternak, buka bersama, serta diakhiri sholat taraweh berjamaah sampai pukul 21.00.
Pada kesempatan yang sama Tita Wakasek Kurikulum menjelaskan, bahwa kegiatannya bisa dirasakan oleh siswa untuk belajar mandiri, kerjasama, tanggung jawab, serta kebersamaan.
“Mereka tidur di satu ruangan. Satu ruangan diisi oleh 20-30 siswa. Kegiatan ini juga ada materi pelajaran Agama Islam dan kepramukaan,” tutur Tita yang merangkap sebagai Ketua Pelaksana.
Majalahsora pun berhasil mewawancarai pesertanya, Fikri, Zidan dan Agas.
Smart Tren kelas X
Menurut Fikri yang merupakan Ketua OSIS, kegiatan mondok di Pesantren Al Ittifaq sangat menarik, bisa belajar bareng dan tahu karakter teman-temannya.
“Bagus sekali bisa menambah pengalaman dan ilmu, bagusnya rutin diadakan,” kata Fikri.
Sedangkan menurut pengakuan Zidan, dirinya dari SD dan SMP pernah mengikuti kegiatan serupa.
Smart Tren 2019
Namun untuk kegiatan yang diadakan oleh sekolah dan bareng dengan teman satu sekolahnya baru pertama kali.
“Di kegiatan ini kita bisa mengasah kedisiplinan karena waktunya padat, dan mendapat ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan di kehidipan sehari-hari,” kata Zidan Ketua MPK.
Sementara itu menurut Agas anggota IKRIMA, dengan kegiatan mondok di Pesantren Al Attifaq dirinya serta rekan-rekannya bisa merasakan hidup di desa dan berbaur dengan masyarakat.
Selain itu mendapat ilmu agama baru/berbeda, jadi menambah wawasan.
Di Ciwidey
Pada kesempatan berbeda Widodo yang menjadi koordinator pesantren di sekolah mengatakan, untuk 400 lebih siswa kelas X mengikuti Smart Tren di kampus SMAN 2, termasuk siswa kelas XI (110 siswa/i) yang tidak bisa ikut ke Ciwidey karena sesuatu hal.
Pematerinya guru-guru dan mengundang ustadz dari luar sekolah.
Di GOR SMAN 2
Materinya mengenai ahlaq, etika kepada orang tua, guru, sholat, kiat membaca Al Quran, wawasan sikap sebagai seorang muslim ditutup dengan tabligh akbar.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan ini (dalam empt hari) siswa ada perubahan sikap ahlaq, dalam kesehariannya. Jadi tidak hanya berprestasi secara akademik saja,” kata Widodo di kampus SMAN 2.
Masih terkait dengan kegiatan Smart Tren, Yanyan Kepala SMAN 2, berharap bahwa kegiatan tersebut bisa menjadikan siswanya insan yang islami berjiwa enterpreneur, cerdas serta berahlaq mulia. [SR]***