majalahsora.com, Kota Bandung – Ada yang berbeda dengan kantin sekolah di SMAN 4 Kota Bandung, setelah pandemi usai dan kegiatan belajar mengajar tahun ajaran baru 2022/2023 sudah bisa berjalan secara tatap muka kembali.
Kantin di SMAN 4 sudah tidak disewakan lagi. Tapi dikelola oleh pihak sekolah.
Di samping itu tidak diperbolehkan ada aktivitas masak memasak langsung di kantin.
Pengelola kantin SMAN 4, hanya menerima titipan makanan yang sudah dimasak dan dikemas oleh para penjual.
Hj. Teti ismayati, S.Pd., M.Pkim., Kepala SMAN 4 Kota Bandung (kedua dari kanan) ingin memberdayakan warga sekolah dengan keberadaan kantin
Adapun makanannya disimpan langsung dalam etalase kantin.
“Sengaja kami buat konsep seperti ini. Karena sekolah kami kecil, jadi kalau ada yang memasak langsung akan menimbulkan bau tidak sedap,” kata Teti Kepala SMAN 4 Kota Bandung, Selasa (2/8/2022).
Jadi saat jam istirahat para siswa tinggal memilih makanan. Lalu sebelum makan bayar di kasir.
Lanjutnya kantin SMAN 4 kini dikelola oleh pengelola kantin.
Dra. Riatinda, M.M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
Masih kata Teti hal yang tidak kalah penting yakni, makanannya harus begizi, dikemas sedemikian rupa agar menarik.
“Kebetulan ada juga tim pengawas makanan. Jadi setiap makanan yang ada diupayakan sudah memenuhi kebutuhan gizi para siswa. Di samping itu harganya harus terjangkau yang penting wareg juga,” kata Teti, sambil tersenyum.
Dari pantauan majalahsora makanan yang dijualnya, ada nasi goreng, chicken katsu, ayam geprek, kupat tahu, roti, makanan ringan, kudapan, air mineral dan banyak lagi.
Nency Syifahayati, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Di samping itu ada juga kopi dan mie instan yang bisa diseduh langsung air mendidih.
Harga makanannya dijual kisaran Rp 2.500 – Rp 12.500.
Dikarenakan tidak ada biaya sewa, maka keuntungan yang didapat oleh sekolah yakni melalui sistem bagi hasil. Sekitar 15 persen bagi hasilnya dari makanan yang terjual.
Firmansyah, ST., M.Kom., Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana
Untuk mengetahui konsep baru itu, majalahsora.com pun bertanya kepada beberapa siswa.
Elia siswa kelas XI, mengatakan bahwa dengan dibukanya kantin sekolah sangat membantu para siswa memenuhi kebutuhan makan saat istirahat.
“Jadi kalau beli makanan nggak usah ke luar sekolah. Nggak ada alasan siswa untuk ijin ke luar,” kata Elia.
Tiktik Mustika, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
“Adapun sisi negatifnya menyebabkan kerumunan. Jadi harus menjaga prokes juga,” imbuhnya.
Saat ditanya apakah harga makanannya mahal? Jawab Elia, secara pribadi harganya ada yang terjangkau ada juga yang mahal.
Sedangkan Rizky mengatakan bahwa dengan konsep kantin SMAN 4 seperti sekarang, lebih praktis.
Diprioritaskan warga sekolah, seperti guru, tenaga kependidikan yang mengisi makanan di kantin SMAN 4
“Tinggal langsung ngambil aja nggak usah nunggu. Kekurangannya makanannya kurang fresh karena nggak dimasak langsung. Meskipun masih ada yang bisa dimasak langsung dan bikin sendiri kayak pop mie sama kopi,” kata Rizky.
Saat ditanya apakah harganya terjangkau? Menurut Rizky yang biasanya membeli nasi kepal, harganya kemahalan.
“Tadinya harganya Rp 8.500 (nasi kepal) sekarang jadi Rp 9.000, naik Rp 500,” kata Rizky.
Rizky, Alifia, dan Elia (paling kanan) siswa SMAN 4 Kota Bandung
(Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas Bale Bandung, klik http://pmb.unibba.ac.id/index.php/pendaftaran_pmb)
Dalam kesempatan yang sama Alifia teman sekelas Elia dan Rizky saat istirahat suka jajan nasi kepal.
Dirinya berharap ke depan di kantin sekolahnya menjual makanan yang segar-segar seperti salad dan jus buah.[SR]***