majalahsora.com, Kabupaten Bandung – Ratusan mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi (SI), Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Bale Bandung (UNIBBA) antusias mengikuti kegiatan Seminar Nasional Kewirausahaan dengan tema “Strategi Menciptakan Peluang Bisnis Melalui Teknologi di Era Digital”, yang dilangsungkan di Aula R.H. Lily Sumantri, Jalan R.A.A. Wiranata Kusumah No. 7, Baleendah, Sabtu (8/2/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri hebat di bidangnya, yakni Luki Ramdani, S.M., M.SM., MOS., CEO PT Kiki Jaya Group, dan Toni Prabowo, S.Kom., M.Kom., Direktur Utama PT Penta Digital Nusantara.
Dalam kesempatan ini, Luki membeberkan pengalamannya dalam membangun bisnis serta memberikan wawasan terkait peluang baru dalam memulai bisnis, baik itu barang, jasa, maupun produk digital.
Luki menceritakan bahwa sebelum terjun ke usaha daur ulang ban bekas motor layak pakai, dirinya sempat menjadi dropshipper onderdil motor pada tahun 2020.
Wakil Rektor III, bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Humas, Dra. Rinayanti Laila Nurwulan, M.Pd., (kanan), saat menghadiri acara pembukaan
Ia pun menceritakan saat berkuliah di Prodi Manajemen Universitas Garut. Setelah lulus SMA Luki menerima beasiswa Bidik Misi melalui KIP Kuliah. Namun, beasiswa tersebut tidak cukup untuk memenuhi biaya hidupnya. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Luki tanpa rasa malu sempat bekerja sebagai driver ojek online (ojol).
Kemudian, pada semester tiga, Luki magang di Cikarang. Dengan pengalaman tersebut, ia membuka usaha sebagai dropshipper onderdil sepeda motor. Usahanya semakin maju, dan pada semester lima, ia telah memiliki 10 karyawan.
Di acara ini, Luki memberikan tips jitu kepada para mahasiswa untuk mengawali sebuah bisnis. Di antaranya, ia menekankan pentingnya memiliki mental baja.
“Harus memiliki mentalitas yang baik. Berbicara tentang mentalitas dalam memulai bisnis, jangan ada istilah saya takut rugi, takut nggak laku, atau malu. Jangan pernah berpikiran negatif saat akan memulai bisnis,” kata Luki yang mendapatkan gelar S2 di UNPAD, berkat beasiswa dari Universitas Garut.
Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan, Prodi Sistem Informasi (SI), Sukiman, S.Tr.Kom., S.Pd., M.Kom., MCE., menjadi moderator Seminar Nasional Kewirausahaan Digital (kiri)
Menurutnya, semua pikiran negatif harus diubah menjadi mindset positif yang tertanam dalam diri. Contohnya, dengan membangun bisnis, seseorang bisa mencapai impian seperti umrah, memiliki rumah, mobil, dan banyak lagi.
Hal itu pun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar, seperti teman terdekat yang memiliki dampak positif.
“Dari teman terdekat yang memiliki dampak positif, ada 10, kerucutkan menjadi lima, kemudian menjadi tiga. Begitu pun dengan figur yang kita jadikan sebagai panutan,” ujarnya.
Setelah itu, Luki menyarankan untuk melakukan repetisi atau pengulangan terkait hal-hal positif tersebut. Termasuk dalam segi bacaan, tontonan, dan yang tidak kalah penting adalah meninggalkan hal-hal negatif. Dengan demikian, mindset positif akan berubah menjadi perbuatan dan selanjutnya menjadi kebiasaan.
Seminar Nasional Kewirausahaan Digital UNIBBA, diikuti 279 orang peserta
Dalam membuat produk merupakan hasil dari sebuah hipotesa, dan bisa menjadi sebuah solusi. Luki pun menyarankan agar menjadikan konsumen sebagai rekan, bukan raja. Ketika bisnis berkembang, konsumen pun akan ikut berkembang.
Berikutnya, Luki menekankan pentingnya ketajaman dalam menganalisis pangsa pasar. Ia mengakui bahwa ban bekas motor layak pakai yang diproduksi oleh perusahaannya tidak diminati di Jawa Barat, tetapi laris terjual di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Dalam satu bulan, bisa terjual sampai 1.500 ban dengan harga jual berkisar antara Rp 50 ribu sampai Rp70 ribu per ban,” ujarnya.
Terkait bisnis digital, Luki menyarankan untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana memasarkan produk. Tidak kalah penting, ia menekankan pentingnya kemampuan membranding diri.
Toni Prabowo, S.Kom., M.Kom., Direktur Utama PT Penta Digital Nusantara, saat memaparkan materi teknologi IoT dalam pengembangan bisnis
“Manfaatkan media sosial, di antaranya dengan membuat digital marketing, video, dan desain yang menarik untuk konsumen,” katanya.
Sementara itu, Toni Prabowo menjelaskan bahwa perusahaannya bergerak di bidang Internet of Things (IoT). Ia memaparkan bahwa IoT memiliki peluang besar di era sekarang untuk menjadi bisnis yang menjanjikan.
IoT sendiri merupakan konsep yang menghubungkan perangkat fisik ke internet, sehingga dapat saling berkomunikasi dan bertukar data. Selain itu, IoT memungkinkan pengumpulan, pertukaran, dan kontrol data secara otomatis.
“Saya menjelaskan dari pengalaman pribadi, mulai dari membangun bisnis, mengidentifikasi masalah, menjelaskan bidang-bidang IoT, dan tantangan apa yang ada di IoT,” kata Toni.
Alumni mahasiswa penerima bantuan KIP Kuliah, Luki Ramdani, S.M., M.SM., MOS., yang kini sukses berbisnis dan menjadi CEO PT Kiki Jaya Group
“Dari tantangan itu, saya juga menjelaskan solusi untuk mengatasinya,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Toni juga menjelaskan produk yang telah dihasilkan oleh perusahaannya, salah satunya adalah sistem pemantauan iklim, pemantauan level banjir, dan banyak lagi.
“Sekarang yang sedang diriset adalah IoT untuk urban farming, yaitu pertanian di kota,” kata Toni.
Toni menambahkan, sejak tahun 2020, ia telah melakukan riset dan menemukan bahwa penggunaan teknologi IoT sudah mulai marak, khususnya dalam smart home untuk keamanan rumah. Selain itu, IoT juga membantu dalam efisiensi tenaga kerja dan penggunaan daya listrik.
Dosen menjadi bagian penting dalam meningkatkan kualitas akademik di kampus UNIBBA
“Ini sangat membantu di industri manufaktur, lebih efisien dalam penggunaan listrik, bahan bakar, dan lain-lain,” ujarnya.
Saat ditanya tentang bagaimana memulai bisnis IoT sehingga peserta bisa memahaminya, Toni menyarankan untuk memulai dari masalah yang ada di sekitar lingkungan. “Misalnya, kita lupa menyiram tanaman. Itu bisa menjadi masalah, dan mahasiswa bisa membuat solusinya dengan membuat sistem penyiraman otomatis. Itu adalah produk IoT paling sederhana,” jelas Toni.
“Mulai dari hal-hal kecil, kemudian bisa mengembangkan bisnis dan menjualnya,” sambungnya.
Toni juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan kerja sama dengan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UNIBBA dalam riset bersama di bidang IoT. Selain itu, mahasiswa UNIBBA juga dapat melakukan magang di PT Penta Digital Nusantara sebagai bentuk kolaborasi antara industri dan akademisi.
Seminar Nasional Kewirausahaan Digital, bagian penting dalam meningkatkan wawasan mahasiswa dengan dukungan para dosen
Tanggapan Rektor UNIBBA dan Penjelasan Dosen Pengampu Kewirausahaan
Rektor UNIBBA, Dr. Ir. H. M. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., sangat mengapresiasi kegiatan Seminar Nasional Kewirausahaan Digital yang diadakan oleh FTI.
“Alhamdulillah, beberapa minggu yang lalu diawali juga dengan seminar mata kuliah kewirausahaan yang dimotori oleh Bu Dr. Wini, dan sekarang oleh rekannya, Pak Sukiman. Kami sebagai pimpinan bangga terhadap para dosen yang membawa atmosfer akademik dengan kegiatan semacam ini. Apalagi, penggeraknya adalah mahasiswa itu sendiri, pihak rektorat bangga dengan ini,” kata Ibrahim.
Ke depan, Ibrahim menekankan bahwa kemajuan digital, baik dalam aspek bisnis maupun pekerjaan, harus disikapi dan disiapkan dari sekarang. Pasalnya, berdasarkan berbagai informasi dari peneliti dunia, pekerjaan di masa depan sangat berkaitan erat dengan digitalisasi.
“Oleh karena itu, seminar ini merupakan bagian penting untuk mempersiapkan mahasiswa UNIBBA dalam menghadapi era digital,” ujarnya.
Mahasiswa UNIBBA antusias mengikuti kagiatan Seminar Nasional Kewirausahaan Digital
“Modelnya seperti apa, itu tentu dibahas oleh para narasumber. Di antaranya, oleh alumni mahasiswa penerima KIP Kuliah. Makanya, diundang juga mahasiswa UNIBBA penerima KIP Kuliah. Semoga mereka bisa mencontoh narasumber yang telah berhasil di dunia usaha di era digital,” kata Ibrahim.
Kegiatan ini pun, menurut Ibrahim, sejalan dengan visi dan misi Universitas Bale Bandung, yaitu menghasilkan lulusan yang unggul dan berjiwa kewirausahaan.
Saat ditanya tentang rencana seminar nasional bahkan internasional di setiap fakultas di UNIBBA, Ibrahim menyatakan bahwa hal itu akan menjadi prioritas, tidak hanya untuk mata kuliah kewirausahaan, tetapi juga mata kuliah lainnya.
“Tentu ini masih dirancang pada kelompok-kelompok ilmunya. Insya Allah, dalam waktu dekat, Program Studi Bahasa Inggris akan mengadakan seminar nasional dan akan didorong menjadi seminar tingkat internasional,” pungkasnya.
Mahasiswa UNIBBA yang menjadi panitia Seminar Nasional Kewirausahaan Digital
Sementara itu, penggagas Seminar Nasional Kewirausahaan, Sukiman, S.Tr.Kom., S.Pd., M.Kom., MCE., menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 279 peserta, baik secara luring maupun daring. Selain mahasiswa UNIBBA juga diikuti mahasiswa Universitas Widyatama, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Nasional Pasim, STT Mandala, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Islam Bandung, Universitas Negeri Makasar, Universitas Wanita Internasional, dan banyak lagi.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan strategi untuk berwirausaha di era digital. Iman sengaja mendatangkan dua narasumber yang merupakan relasinya selama ini, yaitu Luki yang merupakan pengusaha muda dan Toni yang ahli di bidang IT sejak 15 tahun lalu. Toni telah melakukan kerja sama dengan FTI UNIBBA sejak tahun 2021.
“Ini merupakan kegiatan pertama seminar nasional. Di program-program sebelumnya, kegiatan hanya sebatas membuat produk dan memberikan perencanaan bisnis, serta membuat seminar untuk mempublikasikan karya mereka,” kata Iman, Dosen Pengampu Mata Kuliah Kewirausahaan, akrab disapa.
Dengan kegiatan ini, dirinya berharap bahwa kewirausahaan tidak hanya menjadi mata kuliah semata, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh mahasiswa.
“Pasalnya, untuk menjadi sukses, tidak harus menunggu lulus. Mereka bisa merintis bisnis sejak masih duduk di bangku kuliah,” ujarnya. [SR]***