Mengapa menjadi guru tidak banyak anak didik terbaik memimpikannya? Mengapa pula guru kurang dihargai secara sosial dan ekonomi. Diantara jawabannya adalah asbab kriteria material.
Padahal profesi tertinggi, termulia dan sejajar dengan spirit kenabian adalah profesi guru. Profesi paling mulia di muka bumi adalah da’wah, mengajak pada kebaikan, memberi keteladanan.
Tidak ada satu pun profesi di muka bumi ini yang lebih berderazat tinggi secara non material adalah menjadi guru. Pekerjaan terbaik dihadapan Allah dan peradaban manusia adalah mengajak pada kebaikan dan mengajarkan kebaikan.
Guru, ulama, kiyai, pendeta, biksu, biksuni, rohaniawan adalah diantara orang orang yang mengajak kepada kebaikan. Terutama guru karena mereka mengajar dan mendidik warga negara paling istimewa di muka bumi yakni anak didik.
Ulama, Kiyai, Biksuni, Biksu, Pendeta dan Rohaniawan cenderung mengajarkan agama dan rohani. Guru mengajarkan semuanya, rohani, nilai nilai agama, keterampilan dan pengetahuan lainnya. Pendidikan holistik sejatinya hanya didapat dari guru profesional setiap hari di sekolahan.
Tanpa para guru dunia anak didik, dunia masa depan umat manusia bisa suram. Profesi lain boleh tidak ada, selama masih ada guru masih sangat beruntung dan akan baik baik saja. Mengapa? Karena dari guru sejumlah profesi lain bisa lahir kembali.
Makanya para guru sebaiknya memahami bahwa menjadi guru adalah menjadi nabi nabi kecil. Ruang ruang kelas adalah lokus jamaah umat manusia masa depan yang berada ditangan para guru. Ruang kelas bisa menjadi asbab para guru mendapatkan amalan terbaik dan modal masuk Surga.
Ruang kelas adalah jalan ke Surga karena tak henti hentinya, tak malas malasnya, konsisten guru masuk ruang kelas dengan ikhlas, Lillah mencari ridha Allah dengan jalan mengajak kebaikan, mendidik mengajar.
Mudah bagi guru untuk masuk Surga jadilah guru terbaik bagi anak didik. Setiap profesi dan kita semua kelak akan dihisab di Yaumil hisab. Menjadi guru yang malas, sering meninggalkan kelas, Allah akan membalasnya. Allah titipkan anak didik pada guru dan orangtuanya. Hisab terberat guru adalah terkait anak didik, tentang anak manusia.
Ayooo masuk Surga, ayooo masuk ruang kelas dengan spirit Lillah dan bahagia bersama mereka, makhluk makhluk titipan Tuhan terindah. Makhluk belum dewasa dan belum berdosa sebagaimana kita yang banyak dosa.***