majalahsora.com, Kota Bandung – Penyebaran paham radikalisme bisa menyasar siapa saja di era keterbukaan saat ini, termasuk di kalangan generasi milenial.
Apabila tidak di bentengi dengan pemahaman yang benar, tidak menutup p mereka menjadi sasaran bagi penyebaran paham radikalisme saat ini.
Sebagai salah satu upaya pencegahannya Universitas Widyatama menggelar kegiatan Seminar Nasional Bertema ” Mencegah Paham Radikalisme Ala Milenial”.
Dalam seminar nasional itu Prof. H. Obsatar Sinaga, pengamat teroris sekaligus Rektor Widyatama hadir sebagai pembicara. Di samping itu mengundang pembicara dari BNPT (badan nasional penanggulangan teroris).
Di gelar Senin (9/12/2019) di aula GSG Universitas Widyatama jalan Cikutra, Bandung.
Kegiatan seminar nasional ini bekerjasama dengan IJTI (ikatan jurnalis televisi) Jabar.
Ketua IJTI Jabar, Ichwan menjelaskan kegiatan seminar ini digagas untuk mencegah masifnya informasi mengenai paham radikalisme melalui berbagai saluran media sosial saat ini.
“Kami sebagai jurnalis terketuk untuk menggelar kegiatan ini, agar mahasiswa terhindar dari paham radikalisme,” jelasnya, Minggu (8/12/2019).
Rektor Universitas Widyatama, Prof Obsatar Sinaga yang merupakan pengamat teroris, menjelaskan bahwa pencegahan mengenai paham tentang radikalisme itu harus dilakukan ke semua lapisan masyarakat.
“Karena sekarang eranya media sosial, maka penetrasi pencegahan harus dilakukan masif oleh pemerintah melalui media sosial juga,” jelasnya.
Pihak Universitas terus melakukan penetrasi terhadap kaum milenial.
“Kepada Mahasiswa di kampus kami, agar tidak terpapar radikalisme kita berterima kasih kepada negara dalam melakukan pencegahan ini. Melibatkan semua masyarakat sikap apresiasi langkah pemerintah ini,” jelasnya.
Diakuinya masalah ini jangan dibebankan kepada pemerintah saja.
“Semuanya harus terlibat seluruh lapisan masyarakat harus terlibat dalam menangkal terorisme di Indonesia,” paparnya.
Kasubdit Kontra Propaganda BNPT, Kolonel Pas Sudjatmiko mengatakan, bahwa kita harus bisa menangkal cara-cara radikal tersebut cara-cara teror tersebut.
Pencegahan dalam bidang akademik diharapkan agar tidak melakukan penelitian yang kontra.
“Kami berharap agar tidak melakukan penelitian atau analisa kontroversial sehingga tidak menimbulkan sebuah permasalahan radikal dalam penelitian tersebut,” jelasnya.
Hal ini sebagai bentuk daya Tangkal yang tinggi terhadap paham radikalisme masuk ke kalangan kampus.
“Ini juga dilakukan oleh BNPT terhadap penelitian penelitian universitas universitas di Indonesia agar seluruh kampus di Indonesia terbebas dari paham radikalisme,” terangnya.
BNPT menurutnya bisa nyatakan bahwa Indonesia ini tidak ada satu Universitas pun yang terpapar radikal.
“Data-data tersebut kami miliki hanya untuk kepentingan pemantauan bagi BNPT untuk mencegah tahapan tersebut masuk di kalangan kampus atau universitas,” paparnya.
Peserta seminar, terdiri dari mahasiswa Universitas Widyatama serta perwkilan jurnalis se-Bandung Raya. [SR]***