majalahsora.com, Kota Bandung – Setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Jawa Barat, merealisasikan janjinya perihal rotasi mutasi dan pengangkatan 641 Kepala SMA, SMK dan SLB Negeri ke daeeah asalnya.
Pelantikan ini dilaksanakan di halaman depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro No. 22, Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Rabu 29 Oktober 2025.
KDM mengatakan bahwa pelantikan para kepala sekolah yang dilantik kali ini jarak dari rumah mereka ke sekolah tidak terlalu jauh.
“Ini untuk mengirit transportarsi dan mengasah kedekatan emosional dalam berbagai problem. Ini berkaitan dengan kekakuan seorang kepala sekolah yang membuatnya menjadi teledor. Maka inilah harapan saya salah satunya juga, yaitu agar para Kepsek jaraknya tidak jauh dari rumah ke sekolahnya,” ungkap KDM.
Dirinya akan secara langsung memastikan, asal usul para kepala sekolah, terutama mengenai domisilinya dan ditempatkan dimana.
Gubernur Jabar, KDM saat memberikan statement terkait pelantikan Kepala SMA, SMK dan SLB sesuai domisili
Ia memastikan jika ada kepala sekolah yang tidak sesuai dengan domisili, SK-nya dikembalikan dan direvisi.
“Walaupun SK-nya sudah diberikan, tapi boleh dong direvisi dan dikembalikan. Kalau itu salah dan harus diperbaiki ya kita perbaiki,” kata KDM.
KDM pun meminta kepada pihak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) agar berkomunikasi lebih intens dan secara jelas. Mereka harus mengecek secara teliti, tidak hanya sekedar menerima rekomendasi dari UPTD. Karena menurutnya, UPTD belum tentu objektif dalam hal ini.
Sehubungan dengan hal itu, dirinya juga menekankan bahwa ia kurang suka dengan sebuah sistem pelaporan. Ia lebih suka datang secara tiba-tiba (sidak) ke sekolah dan melihat langsung fakta di lapangan. Karena sistem pelaporan yang selalu ia dapatkan selama ini pasti yang bagus-bagusnya saja, belum tentu sesuai fakta di lapangan.
Maka dalam posisinya sebagai Gubernur yang akan membantu sekolah-sekolah, ia memulai dengan pemeriksaan toilet sekolahnya. Toilet mencerminkan sebuah peradaban di suatu lingkungan. Kata KDM, anak Indonesia yang disekolahkan harus mengerti sebuah adab dan budaya yang baik, salah satunya mencakup aspek kebersihan.
Dian Rahmawati, berpindah tugas sebagai Kepala SMAN 1 Jalancagak, jadi dekat dengan rumah dan keluarga
Setelah itu, Dedi akan mengecek ruang kelas yang dibarengi dengan pengecekan kebersihan lingkungan sekolah.
“Abis itu saya pasti lihat kekurangannya. Misalnya kurang ruang kelas, ruang toilet, ruang untuk bermain anak, tiang bendera dan sebagainya. Itu saya langsung whatsapp Kepala Bapeda, agar dibantu dengan nilai nominal sekian rupiah sesuai kebutuhan. Jadi tidak hanya sekedar menegur, saya pasti menyelesaikan. Dan dari situ saya bisa membaca, mana orang yang bekerja dengan hati, mata, telinga dan mulut dan mana yang hanya dengan mulut dan kamera saja,” ujarnya.
KDM juga menegaskan kepada Kepala Sekolah yang gemar membuat konten di sosial media dalam rangka mempromosikan sekolah atau membuat jejak digital sebagai daya tarik masyarakat, agar sesuai dengan fakta asli yang ada di lapangan.
Kata KDM konten yang diunggah ke sosial media haruslah berdasarkan pengalaman, bukan mencitrakan sesuatu yang akan dilakukan. Namun pada intinya, KDM memperjelas bahwa membangun sebuah citra haruslah dari fakta dan karya, bukan sekedar berbicara di depan kamera tanpa ada fakta atau bukti nyata.
Lebih jauh, KDM sebagai Gubernur akan memastikan kepada masyarakat luas bahwa Kepala Sekolah dan Guru akan dilindungi dengan baik. Utamanya, adalah bagi mereka yang menjalankan tugasnya dengan baik selama tidak ada perliaku yang mencelakakan siswa dan masih dalam tujuan ranah pendidikan.
Wajah sumringah Anton Susanto, dirotasi menjadi Kepala SMKN 1 Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, sesuai domisili dan lama sebagai Guru di SMKN 1 Rajapolah
Selama dalam kepentingan membela sebuah kebenaran, KDM akan terus mendukung warga sekolah menegakkan pendidikan kepada para siswanya.
Ungkapan Kebahagian Kepala Sekolah Ditempatkan Sesuai Domisili
Sementara itu, Dian Rahmawati, yang dirotasi menjadi Kepala SMAN 1 Jalancagak, sangat gembira dengan kepindahan dirinya ke Subang.
“Sekarang lebih dekat ke rumah, jaraknya 300 meter dari domisili. Lalu kalau dilihat dari KTP itu satu RW dengan saya. Jadi sangat dekat. Dan bisa jalan kaki ke sekolah jadinya. Buat saya ini sangat adil ya, apalagi perempuan itu sebaiknya jangan jauh dari keluarga,” ungkap Dian yang sebelumnya selama puluhan tahun menjadi Guru di SMAN 1 Jalancagak, dan menjabat sebagai Kepala SMAN 2 Cibarusah, Kabupaten Bekasi.
Selama empat tahun dirinya menjabat Kepala SMAN 2 Cibarusah, dirinya sepenuh hati telah memberikan tenaga, waktu dan pikiran dalam berkontribusi berbagai capaian dan perubahan.
Ia pun mengungkapkan, saat diangkat sebagai Kepala SMAN 2 Cibarusah, belum memiliki lahan sendiri. Dengan berbagai upaya sekolah tersebut akhirnya terus mendapat bantuan anggaran dari segi pembangunan hingga memiliki lahan sendiri. Sehingga, pembangunan selanjutnya di 2026 akan dilanjutkan oleh kepala sekolah pengganti dirinya.
Cecep Rahmat Hidayat, Guru BK SMAN Ciwidey, Kabupaten Bandung, akhirnya dilantik sebagai Kepala SMAN 1 Pasirjambu
Kebahagiaan pun terpancar dari wajah Anton Susanto yang dirotasi menjadi Kepala SMKN 1 Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya.
“Dengan SK Gubernur yang baru, jarak yang ditempuh ke sekolah hanya memakan waktu 7-10 menit dari rumah. Ini merupakan jarak terdekat saya ke sekolah. Karena dari 2016 saya menjadi Kepsek di sekolah sebelumnya, bisa memakan waktu 2 jam setengah. Alhamdulillah dan terima kasih, saya bisa melaksanakan tugas dengan jarak waktu perjalanan yang sangat singkat,” kata Anton yang sebelumnya menjadi Kepala SMKN 2 Kota Tasikmalaya, dan menjadi Plt Kepala SMKN 1 Kota Tasikmalaya.
Dirinya berharap agar dengan jarak tempuh perjalanan yang menjadi lebih dekat ini, dapat meningkatkan kinerjanya sebagai kepala sekolah. Serta dapat memiliki waktu lebih untuk mengembangkan sekolahnya.
Tanggapan Guru yang Baru Diangkat menjadi Kepala Sekolah di Sekolah Rintisan
Sedangkan Cecep Rahmat Hidayat, Guru BK SMAN Ciwidey, Kabupaten Bandung, akhirnya dilantik sebagai Kepala SMAN 1 Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Dirinya mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada KDM Gubernur Jawa Barat atas pelantikan dirinya sebagai kepala sekolah.
Sekitar 641 Kepala SMA, SMK dan SLB hadir saat pelantikan di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung
“Pertama, saya kaget karena ini mendadak ketika mendapat informasi dari kepala sekolah (Adi Sumiarto,) saya sebelumnya di sore hari, hari kemarin. Ini juga lumayan lama prosesnya, dari asesmen sampai hari ini. Alhamdulillah bisa dilalui dengan lancar,” ujar Cecep.
Diakuinya, ia akan menghadapi tantangan baru di sekolah yang akan ia pimpin. Pasalnya SMAN 1 Pasirjambu merupakan sekolah baru atau sekolah rintisan. Tentu memiliki tantangan yang berbeda dengan sekolah pewaris, tempat ia mengabdi sebelumnya.
Maka dari itu, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan amanah barunya sebaik-baiknya. Serta terus memajukan pendidikan yang ada di Jawa Barat.
“Kalau di Pasirjambu, siswanya masih disatukan dengan SMAN 1 Ciwidey, sebanyak tiga kelas (kelas X). Tetapi tidak ada pembeda untuk guru-gurunya. Karena ini sudah dititipkan terlebih dahulu.”
“Namun mudah-mudahan dengan adanya Kepsek definitif, siswa Pasirjambu bisa berpindah secepatnya. Walaupun masih ada keterbatasan di jumlah ruang kelas,” ujar Cecep. [SR]***
